Trending Topic
Sosok Profesor Sarah Gilbert, Pemimpin Tim Penemu Vaksin AstraZeneca yang Rendah Hati

21 Jul 2021

Sosok Profesor Sarah Gilbert, Pemimpin Tim Penemu Vaksin AstraZeneca
Foto: Dok. University of Oxford


Indonesia boleh berbangga hati karena ternyata ada andil anak bangsa Indonesia dalam penemuan vaksin Oxford AstraZeneca (AZ) yang menjadi salah satu vaksin COVID-19 yang paling banyak digunakan di negara ini. Indra Rudiansyah, mahasiswa doktoral Clinical Medicine di Universitas Oxford, Inggris ini tergabung dalam tim Jenner Institute. Kepercayaan ini diberikan berkat pengalamannya dalam pengembangan vaksin rotavirus dan novel polio di Biofarma setelah lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Sejak 20 Januari 2020, tim Jenner Institute telah bekerja keras menguji coba vaksin virus COVID-19 di Pusat Vaksin Oxford. Indra sendiri bertugas menguji antibody response dari para relawan yang sudah divaksin.

Yang tak kalah menarik adalah sosok pimpinan tim Jenner Institute, Profesor Sarah Gilbert, yang baru-baru ini mendapatkan penghormatan khusus dari para hadirin upacara pembukaan laga tenis Wimbledon. Pasalnya, Sarah dan tim dianggap sangat berjasa pada kemanusiaan dengan menciptakan vaksin AZ, yang menjadi vaksin COVID-19 termurah yang dipakai di berbagai negara. Meski banyak pihak lainnya juga mengembangkan vaksin COVID-19 namun Sarah menjadi istimewa karena wanita peneliti ini menolak hak paten atas mahakarya vaksin AZ.

Sejak dulu Sarah tidak pernah bercita-cita menjadi seorang spesialis vaksin. Namun pada pertengahan 1990-an, pekerjaan akademisnya di Universitas Oxford mengharuskannya meneliti genetika malaria. Penelitian tersebut mengarahkannya kepada penemuan vaksin malaria. Karier Sarah semakin melesat, ia menjadi profesor di Jenner Institute yang bergengsi, membentuk kelompok penelitiannya sendiri dalam upaya pembuatan vaksin flu universal, yang akan efektif melawan semua jenis flu berbeda.

Pada tahun 2014, Sarah memimpin uji coba pertama vaksin Ebola. Ketika virus MERS (Middle East Respiratory Syndrome) menyerang, ia pergi ke Arab Saudi untuk mencoba mengembangkan vaksin untuk suatu subtipe baru dari virus corona ini. Uji coba kedua vaksin tersebut baru saja dimulai ketika, pada awal 2020, COVID-19 muncul di China. Sarah langsung menyadari bahwa ia mungkin bisa menggunakan pendekatan yang sama.

Selanjutnya, vaksin AZ dikembangkan dengan sangat cepat. Sarah dan tim bekerja dari pagi hingga larut malam setiap harinya. Mereka berpacu dengan waktu seiring dengan banyaknya jumlah korban virus COVID-19 yang semakin bertambah. Menurut Sarah, butuh beberapa minggu untuk membuat vaksin yang bekerja melawan COVID-19 di laboratorium. Lalu batch pertama mulai diproduksi pada awal April 2021. Ia menggambarkan proses tersebut sebagai serangkaian langkah kecil alih-alih sebuah momen terobosan besar.

"Sejak awal, kami melihatnya sebagai perlombaan melawan virus, bukan perlombaan melawan pengembang vaksin lain," katanya awal tahun ini, seperti yang dilansir dari bbc.com. "Kami merupakan universitas dan kami tidak melakukan ini untuk menghasilkan uang,” lanjutnya. 

Sosok Sarah digambarkan sebagai orang yang teliti, pendiam, pemalu, tabah, dan teguh dalam pendirian oleh teman-teman sekolah, universitas, dan koleganya. Menjadi pusat perhatian adalah hal terakhir yang ia inginkan. Namun Sarah harus terbiasa dengan hal itu, seiring dengan pandangan dunia yang kini tertuju padanya dan juga para pengembang vaksin COVID-19 di berbagai belahan dunia lainnya saat mereka terus berpacu dengan waktu dalam mengembangkan vaksin COVID-19 yang telah ada. (f) 


Baca Juga: 
7 Fakta Vaksin COVID-19 Pfizer dari Efikasi hingga Keamanannya
Vaksinasi COVID-19 untuk Anak Usia 12-17 Tahun, Amankah?
Indonesia Butuh Dosis Ketiga Vaksin sebagai Perlindungan Ekstra?

 



Topic

#vaksincovid19, #vaksinastrazeneca, #covid19, #vaksin

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?