Trending Topic
Penting! Kenali Tanda Depresi pada Anak

23 May 2018


Foto: Pixabay
 

Di tengah maraknya kasus bunuh diri pada remaja, penting bagi kita untuk sesegera mungkin menemukan tanda-tanda dan menanganinya. Jangan sampai, sudah pada tahap melakukan percobaan, baru ditangani.

Sebisa mungkin segera ditangani ketika anak menunjukkan tanda-tanda awal. Karena korelasinya tinggi, itu sebabnya, untuk mencegah tindak bunuh diri, psikolog dan psikiater meminta para orang tua untuk mewaspadai ciri-ciri anak yang mengalami depresi.

Seperti apa tanda-tanda anak depresi? ”Gejalanya kurang lebih sama dengan kriteria yang digunakan untuk mendeteksi depresi pada orang dewasa,” ujar dr. Tjhin Wiguna, SpKJ (K), dari Divisi Psikiater Anak dan Remaja Departemen Psikiatri FKUI/RSCM.

Anak bisa marah-marah, murung, mengurung diri, tidak nyaman, menangis tiba-tiba, penurunan prestasi belajar, mengalami perubahan nafsu makan (bisa jadi tidak ingin atau sebaliknya, makan terus-menerus), pola tidur terganggu (ingin tidur terus atau sebaliknya, sulit tidur), dan secara spesifik biasanya anak-anak lebih banyak merengek.

”Perasaan itu menetap selama minimal dua minggu. Dan sepanjang hari perasaan itu terus terjadi, bukan hanya sekali-sekali, misalnya hanya kalau habis dimarahi atau tidak dipenuhi keinginannya,” jelas dr. Tjhin.  

Baca juga:
7 Alasan Penyebab Bunuh Diri​
Bunuh Diri Bisa Dicegah Dengan Cara Ini​
Heboh Pria Bunuh Diri Live di Facebook, Ini yang Harus Anda Lakukan Jika Menemukan Kasus Serupa 
Beda Depresi Dengan Sedih Biasa
35 Juta Orang di Dunia Terkena Depresi dan 10 Fakta Penting tentang Kesehatan Jiwa yang Perlu Anda Ketahui 


Selain itu, mereka juga kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya mereka sukai. Misalnya, biasanya suka main basket atau senang membaca majalah, tiba-tiba tidak suka sama sekali. ”Ada juga remaja yang menunjukkannya dengan main gadget melulu. Ia melakukannya bukan karena ia senang, tapi ia tidak tahu mau apa lagi. Itu pun dilakukannya tanpa perasaan gembira,” tambah Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., psikolog anak dan keluarga dari Universitas Indonesia.  Dorongan itu  makin berbahaya jika si anak  sudah memiliki referensi. Bisa dari berita televisi, buku, majalah, atau memiliki keluarga yang melakukan bunuh diri.

”Tindakan ini tidak hanya disebabkan oleh  satu faktor. Tidak benar juga dikatakan anak yang pendiam lebih cenderung untuk melakukan bunuh diri. Ada juga anak yang kelihatannya periang melakukan hal itu. Semua tergantung kemampuan si anak mengatasi tekanan dan support system yang ia miliki,” kata  dr. Tjhin. (f)
 


Topic

#depresi, #bunuhdiri, #anak

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?