Trending Topic
Bunuh Diri Bisa Dicegah Dengan Cara Ini

31 Jul 2017


foto: Pixabay

Kasus-kasus bunuh diri belakangan menyita perhatian kita. Mulai dari selebritas hingga orang kebanyakan memilih mengakhiri hidupnya dengan beragam cara. Dua wanita kakak-beradik di Bandung lompat dari unit apartemen yang mereka tempati. Mereka diduga mengalami stress berat semenjak ibu mereka meninggal dunia 6 tahun lalu.

Beberapa waktu lalu, kita dihebohkan oleh berita tentang Oka Mahendra, kekasih Youtuber Awkarin, yang sempat dikabarkan meregang nyawa setelah menenggak racun sianida akibat terlilit hutang, sehari sebelum berulang tahun ke-22. Meski setelah pemakaman, tudingan Oka bunuh diri itu ditepis oleh ayahnya yang mengatakan Oka jatuh sakit setelah sulit makan sejak dua bulan sebelumnya.

Menyusul kemudian berita Chester Bennington, vokalis grup musik Linkin Park ditemukan gantung diri di kediamannya. Sebelum bunuh diri, mereka semua ternyata menunjukkan tanda-tanda depresi berat.

Stresor atau penyebab stres memang tidak selalu bisa dihindari, tapi sebetulnya kita bisa menyiasatinya dengan berbagai cara. Apa yang bisa dilakukan jika Anda merasa tak berpengharapan lagi akan masalah yang dihadapi?

Dr. Theresia Citraningtyas, MWH, PhD, Sp.KJ, psikiater dari Ciputra Medical Center, mengungkapkan, ada banyak orang berusaha melakukan ‘terapi’ sendiri, misalnya dengan cara belanja, makan, atau curhat untuk melepaskan stres mereka.

Curhat yang baik tentu tidak pada sembarang orang dan sembarang tempat. Misalnya, di media sosial, yang sering kali menjadi keranjang sampah untuk membuang stres atau menumpahkan beban hatinya. Padahal, orang yang sedang stres lebih membutuhkan empati dan afirmasi dibandingkan solusi. “Bukannya mendapatkan empati, justru terkadang malah di-bully yang dapat membuat perasaan kita semakin terpuruk,” ujar dr. Citra.   

Cara yang lebih baik menurut dr. Citra adalah dengan berolahraga. “Sebab, ketika olahraga, ada hormon endorfin yang dilepaskan tubuh yang membuat mood menjadi senang dan kembali bersemangat,” ungkapnya. Selain itu, disarankan untuk membuat sejumlah list potensi diri untuk lebih mengenali diri dan hal-hal yang patut disyukuri dalam hidup.

Kita juga bisa menolong orang lain untuk keluar dari depresi. Sebaiknya, kita tanggap dengan perubahan perilaku teman-teman atau keluarga di sekitar kita. “Biasanya, orang yang depresi dan hendak bunuh diri terkadang melakukan sesuatu di luar kebiasaannya,” kata dr. Citra. Misalnya saja, tiba-tiba ia membagi-bagikan semua barang-barangnya. Menurut dr Citra, pernah ada kejadian, seorang anak membelikan ayahnya laptop sembari berpesan agar ayahnya bisa mengetik sendiri pekerjaannya.

Nah, jika menemukan sikap seseorang yang tidak biasa, sebaiknya kita tidak tinggal diam. Bagaimana cara mencegah orang agar tidak jadi bunuh diri? “Ajak mereka ngobrol! Tampung semua emosi negatif, seperti rasa sedih, kecewa, marah, putus asa yang diekspresikan dengan tenang tanpa ada reaksi berlebihan. Banyak kasus bunuh diri batal karena mereka menyadari dirinya ternyata cukup berharga dan ada orang yang mau memperhatikan mereka,” tegas dr. Citra. Setelahnya, baru ajak mereka untuk menemui psikolog atau psikiater.

Siapa pun bisa merasakan stres atau depresi, sehingga hendaknya kita mau menunjukkan empati kepada mereka. Hanya dengan mendengarkan mereka, bisa jadi kita sudah menyelamatkan satu nyawa. (f)
 
Baca juga:

Beda Depresi Dengan Sedih Biasa
35 Juta Orang di Dunia Terkena Depresi dan 10 Fakta Penting tentang Kesehatan Jiwa yang Perlu Anda Ketahui
Heboh Pria Bunuh Diri Live di Facebook, Ini yang Harus Anda Lakukan Jika Menemukan Kasus Serupa


Topic

#bunuhdiri, #depresi

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?