Profile
Filosofi Fashion Rani Hatta

15 Jun 2018


Foto : Nicky Gunawan
 
“Fashion has no religion, has no gender. It’s only piece of cloth.”
 
Didasari filosofi itulah yang membuat Rani Hatta (27) berani mendobrak pakem busana muslim yang selama ini diyakini harus tampak anggun dan feminin. Garis-garis maskulin dengan dominasi warna monokromatik memperkaya perkembangan industri busana muslim di Indonesia.
 
“Awalnya saya mulai mendesain untuk kebutuhan saya sendiri, karena busana muslim bergaya unisex tidak tersedia di pasar. Tahun 2011, saya sering mengunggah ‘Outfit of the day’ di Instagram. Ternyata, banyak yang suka dan minta dibuatkan,” kata desainer lulusan Sekolah Mode Susan Budihardjo ini.
 
Akhirnya, sejak tahun 2013 Rani menjual karyanya di bawah label Rani Hatta. Meski menyajikan ide yang berbeda di tengah pasar busana muslim yang cenderung  monoton, karya Rani tidak pernah menuai kontroversi. “Itu karena saya tetap memegang prinsip Islam, seperti potongan dibuat longgar dan oversized sehingga tidak memperlihatkan lekuk tubuh,” ungkapnya.
 
Menurut Rani, jangan pernah takut untuk mendobrak kebiasaan. Sebagai desainer, kita harus bisa menelurkan inovasi yang membuat segar industri busana muslim. Rani juga berharap rancangannya bisa dinikmati tidak hanya untuk golongan tertentu. Itu sebabnya, ia akan meluncurkan second line brand-nya, Hattaco, dalam waktu dekat.
 
“Koleksi ini lebih affordable, yang dijual pun pakaian basic seperti sweater, celana, celana pendek, di kisaran harga Rp200.000-an,” ujar ibu satu anak ini. (f)
 
Baca Juga:

Sana Amanat, Mengangkat Derajat Kaum Minoritas Lewat Komik
Inayah Wulandari, Ajak Orang Muda Bahagia dan Berdaya
Sakdiyah Makruf, Sempat Sembunyi-Sembunyi Saat Awal Tampil di Panggung Stand-Up Comedy

 


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?