Food Trend
Alejandro Saravia dari Melbourne Hadirkan VIP Lunch

2 Nov 2017

Foto: HC
 
Kompetisi The Next Generation Chef Competition yang diadakan sebagai bagian dari kampanye besar Australian Grass-fed Goodness, menyisakan pengalaman santap siang yang mengesankan.
 
Dalam bentuk VIP Lunch, jamuan sepanjang tiga course ini dirancang khusus oleh chef Alejandro Saravia yang diterbangkan dari Melbourne untuk para juri, pejabat dari pemerintah Victoria, pemenang lomba, dan sejumlah perwakilan dari sekolah perhotelan di Indonesia.
 
Sepak terjang Alejandro tergolong impresif. Chef-owner restoran Pastuso yang terletak di area ACDC Lane ini pengusung terkenal modern Peruvian Cuisine di Melbourne. Di distrik bisnis itu, Pastuso berdiri sebagai cevicheriapisco bar, dan penyaji Peruvian grill.
 
Aliran yang dibawa Alejandro memang tengah naik daun di skema kuliner dunia belakang ini, melibatkan nikkei cuisine, yakni hidangan yang mengadaptasi percampuran teknik dan bahan Jepang bersama Peru. Nikkei cuisine berkaitan erat dengan sejarah transmigrasi Jepang ke Peru di tahun 1889. 

Jebolan sekolah memasak di Peru ini telah mengecap industri dapur di Barcelona hingga New York. Ia juga sempat menjadi tim dapur Heston Blumenthal, seorang molecular gastronomy chef terpandang dari restoran Fat Duck, London.
 
Popularitas Alejandro di Melbourne diawali di Sydney, di tahun 2007 melalui A Taste of Peru, sebuah proyek berisikan food tour ke kampung halamannya, kelas memasak, hingga acara pop up dining.
 
Kemana pun berlabuh, hidangan nenek menjadi fondasi pengetahuan memasak Alejandro. Walau gaya memasaknya terdahulu didominasi seafood, keberadaan di Australia mendekatkan perhatian Alejandro ke produk-produk daging sapi berkualitas tinggi. Mengantongi ini semua, tak ayal Alejandro berkembang sebagai salah satu advokat kuliner Amerika Latin yang diperhitungkan.

Sebelum para tamu undangan duduk menikmati VIP Lunch, Alejandro terlebih dahulu mempertontonkan cara mengolah entrée, yakni Australian Grass-fed Beef Tenderloin Anticuchos. Ini diikuti demonstrasi hidangan utama, Australian Grass-fed Beef Sirloin Charcoal Grilled Scotch FilletFermented BarleyForest MushroomsCarrot Puree.
 
Beef Tenderloin Anticuchos merupakan potongan yang dibuat layaknya satai. Inspirasi yang didapatkannya saat dirinya berkeliling kota dan mencicipi kuliner Indonesia. Meski berupa satai, Alejandro menyisipkan napas Peru lewat marinasi bumbu yang didominasi dengan cita rasa asam segar dari perpaduan beberapa jenis cuka. Ini disajikan bersama baby potato dan cabai khas Peru yang memiliki karakter earthy flavor dan tidak terlalu pedas.
 
Grass-fed Beef Sirloin Charcoal Grilled Scotch Fillet, merupakan hidangan utama yang juga memiliki cita rasa serupa berupa sentuhan rasa asam dalam tumisan barley dan forest mushrooms. Cita rasa ini kontras dengan empuk daging sapi dan manisnya carrot puree.
 
Kegiatan seperti ini menjadi salah satu cara pemerintah Victoria dalam memperkenalkan kualitas grass-fed beef milik mereka. Selanjutnya, acara sejenis ini akan kerap dilangsungkan dengan mendatangkan beberapa guest chef asal Australia. (f)
 
Baca juga:
Satu Tahun Restoran Attarine, Berkomunikasi Lewat Sensori
South Melbourne Market: Pasar Nyeni Penuh Produk Organik
Gippsland Farm, Peternakan Berkelanjutan Ramah Lingkungan


Topic

#foodtrend, #victoriangovernment, #grassfedbeef

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?