Food Trend
Gippsland Farm, Peternakan Berkelanjutan Ramah Lingkungan

21 Oct 2017


Foto: Reynette Fausto


Tahukah Anda, ada perjalanan dan proses istimewa di balik  tiap irisan lezat steak daging sapi asal Australia yang terhidang di atas piring Anda. Salah satu rahasianya adalah pengelolaan peternakan berkonsep alami yang diterapkan di Negeri Kanguru itu. Atas undangan pemerintah negara bagian Victoria, Australia, akhir Mei lalu Redaktur Feature femina, Reynette Fausto, berkesempatan menyaksikan rahasia di balik kualitas premium daging sapi Australia.

KELILING PETERNAKAN
Tertarik belajar lebih lanjut, femina diajak menyambangi peternakan sapi dan domba, pemerahan susu sapi, juga pasar dan restoran yang menyediakan grass-fed products selama kunjungan sepekan ke Victoria dalam program The Victorian Grass-Fed Meat Visiting Journalist. Dan tentu saja, ikut mencicipi kedahsyatan rasanya yang tak terlupakan!

Lahan seluas 80 hektare yang dikelola oleh Paul Crock menjadi rumah yang asri untuk 140 sapi yang diternakkan di sana. Menariknya, peternakan yang tergabung dalam Koperasi Gippsland Natural Farm ini menerapkan pengelolaan yang ramah lingkungan. Paul menanam 60.000 pohon di sekililing lahan peternakan yang dilakukannya sejak tahun 2000. Selain sebagai langkah meminimalkan emisi karbon dari kotoran sapi, pepohonan ini juga berfungsi sebagai pagar dan pelindung sapi-sapi agar tak tergelincir ke jurang atau kedinginan terkena terjangan angin di musim dingin.

“Peternak sapi seharusnya ikut bertanggung jawab menjaga lingkungan dengan memantau tingkat karbon di tanah peternakannya tetap netral,” ujar Paul. Selain menanam ribuan pohon untuk menyerap karbon, Paul juga menggunakan teknik pemilihan jenis rumput berakar panjang yang bisa mengikat karbon di tanah.

Kami, rombongan wartawan, yang berkunjung pun ikut memberi makan sapi-sapi peliharaannya. Kami membantunya membuka gulungan jerami yang telah difermentasi. Lucunya, sapi-sapi itu seperti sudah tahu akan diberi makan. Ketika kami melintas, mereka melenguh riuh rendah.

“Saat winter, biasanya kami memberi rumput yang telah difermentasi untuk makan sapi-sapi. Bagi sapi, rasanya manis seperti lollipop,” jelasnya. Paul juga menunjukkan jenis rumput berakar panjang yang sengaja ditanamnya karena mampu mengikat karbon di dalam tanah. Kepedulian untuk mengelola peternakan ramah lingkungan ini ikut memastikan sapi-sapi tetap sehat dan tidak stres. Alhasil, kualitas susu segar dan dagingnya banyak diburu konsumen. Salah satunya Jepang.

“Kini, bersama dengan 21 mitra petani lainnya yang tergabung dalam koperasi Gippsland Natural Farm, kami rutin menyuplai kebutuhan daging sapi untuk restoran, kafe, rumah tangga di Gippsland, Melbourne dan sekitarnya yang mencapai 50-60 ekor sapi per minggu,” kata Paul.

Para peternak di Gippsland ini kebanyakan sudah mengantongi sertifikat Enviromeat EMS yang memenuhi ISO 14001. Pengantong sertifikat ini memastikan bahwa peternakannya minim limbah, tidak menyebabkan polusi lingkungan, tidak menggunakan pestisida/ insektisida, serta memastikan ternak tidak diberikan antibiotik maupun hormon artifisial.(f)

Baca juga:
Pemerahan Susu Sapi Sistematis untuk Hasilkan Daging Sapi Premium
Pilih Daging Sapi Grass-Feed untuk Menu Kualitas Premium


Topic

#dagingsapipremium

 


MORE ARTICLE
polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?