Sex & Relationship
Cara Mendukung Suami Saat Ia Berada di Titik Terendah

24 Sep 2016


Foto: Fotosearch

Bisnis saya dan suami hampir bangkrut. Suami jadi tidak memiliki semangat hidup. Bahkan, dia berkali-kali meminta saya menceraikannya karena menganggap dirinya gagal sebagai kepala keluarga. Padahal, saya mencintainya dan ingin mendukungnya.
 
Wening – Semarang
 
Saran Irma Makarim
Kesuksesan dan kegagalan sangat umum terjadi di dunia bisnis. Anda dan suami seharusnya menyadari risiko tersebut sejak awal. Sebagai pendamping, alangkah baik jika Anda mampu berpikir jernih dalam situasi seperti ini. Pelan-pelan, ajak suami memandang kondisi buruk ini sebagai titik balik untuk belajar, bangkit lagi, dan berkembang lebih matang.

Menyalahkan diri sendiri dan keadaan hanya akan memperburuk situasi. Anda dan suami perlu menyadari bahwa Anda berdua masih memiliki aset paling berharga, yaitu diri sendiri dan pengalaman, serta keterampilan dalam berbisnis. Aset itu tentu saja lebih berharga jika dibandingkan dengan kerugian material. Bantu suami untuk meluruskan pandangan terhadap dirinya sendiri.

Coba yakinkan suami bahwa kegagalan dalam bisnis bukan berarti gagal sebagai suami, ayah, atau kepala keluarga. Bangkrut hanyalah salah satu risiko bisnis. Ingatlah bahwa di balik cerita mengenai orang sukses di dunia, mereka berulang kali mengalami kegagalan. Bila ia tak siap menghadapi risiko tersebut, arahkan suami untuk beralih profesi dan bekerja pada perusahaan. Selalu ada jalan dan harapan, jika kita ingin bangkit kembali.
 
Saran Monty Satiadarma
Suami sedang merasa tidak berdaya, bahkan menjurus pada gejala depresi. Jika dibiarkan, kondisi itu bisa memberi dampak negatif pada pola hidupnya secara menyeluruh, seperti kehilangan selera makan, gangguan tidur, dan perlahan dapat pula memengaruhi kondisi fisiknya. Hal ini terjadi karena ia merasa telah kehilangan harga diri, makna diri, dan merasa gagal.

Lebih jauh lagi, kondisi ini secara bertahap dapat juga memengaruhi diri Anda karena merasa kelelahan dalam memberikan dukungan moril terhadap suami. Mungkin suami memiliki idealisme yang terlalu tinggi untuk kondisi saat ini. Ia perlu belajar  menerima kenyataan dan kembali membangun keberdayaan diri secara bertahap dari ragam keterbatasaan hidup saat ini.

Sebagai istri, Anda bisa memulainya dengan menjadi pendengar yang baik untuk keluhan-keluhan suami agar ia tidak merasa sendiri dan ditinggalkan. Tentu saja ini tidak mudah karena emosinya sedang tidak stabil, bisa saja suatu saat ia meledak-ledak. Agar Anda tetap kuat, ingatlah pada cinta dan masa-masa bahagia yang pernah Anda berdua jalani. (f)
 
Baca juga:
Suami Tidak Jujur Soal Usahanya yang Memburuk
Menikah Dulu Atau Sukses Dulu? Ini Jawaban Abimana Aryasatya dan Taufik Hidayat
Kedekatan Pasangan Dengan Orang Tua, Kunci Pernikahan Langgeng


Topic

#MasalahHubungan

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?