Health & Diet
2 Jenis Vaksin Gratis dari Pemerintah untuk Tahun 2017

22 Feb 2017


Foto: 123RF


Walau sempat dihantam gerakan antivaksin serta beredarnya vaksin palsu, pemerintah tak henti berupaya mencegah dan mengendalikan penyakit dengan mengembangkan vaksin baru. Akhir tahun lalu satu jenis sudah mulai diterapkan, tahun 2017 ini 3 vaksin lagi akan mulai diberikan. Apa saja?
 
Vaksin adalah investasi
Vaksinasi atau imunisasi merupakan salah satu dari berbagai hak yang harus diberikan kepada anak. Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari kesakitan, kecacatan, bahkan kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit yang sebenarnya dapat dicegah oleh imunisasi. Penyakit-penyakit itu, seperti hepatitis, TBC, polio, difteri, pertusis, tetanus, campak, pneumonia, dan menginitis yang disebabkan hemofilus tipe B.

Direktur Surveillans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, dr. Elizbeth Jane Soepardi, MPH, Dsc, mengungkapkan bahwa sebelumnya  sudah ada 8 jenis antigen (vaksin) yang termasuk dalam program imunisasi nasional, seperti vaksin hepatitis B bagi bayi baru lahir, BCG, DPT-HB-Hib, polio oral (OPV), IPV, dan campak.
“Seorang anak dikatakan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap apabila dia telah menerima 1 dosis vaksin Hepatitis B uniject, 1 kali vaksin BCG, 4 kali vaksin Polio, 3 kali vaksin DPT-HB-Hib, dan 1 kali vaksin campak,” ungkapnya. Tak hanya untuk anak-anak, vaksin pun tersedia untuk dewasa. Misalnya, vaksin HPV (human papilloma virus), dapat diberikan kepada anak perempuan usia minimal 9 tahun hingga wanita usia lanjut.

Meski dunia kedokteran tahu vaksin dianggap jauh lebih efektif melindungi dari berbagai serangan penyakit, penerapannya masih memiliki beberapa kendala, sehingga tak merata. Kendala itu di antaranya lingkup geografis yang sangat luas, beredarnya berita-berita bohong tentang vaksin, serta  harganya yang masih mahal. Soal harga vaksin yang mahal, menurut dr. Jane, karena proses inovasi menciptakannya membutuhkan waktu yang lama. Butuh waktu 40 tahun untuk menciptakan vaksin demam berdarah, misalnya. “Menurut penelusuran yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI, isu-isu bohong itu sengaja disebar oleh mereka yang memberikan layanan pengobatan tradisional,” ungkapnya.

Kendala lain, minimnya akses terhadap layanan kesehatan, kurangnya pengetahuan masyarakat, kecilnya dukungan politis, dan finansial dari pemerintah menjadi penyebab kesenjangan cakupan vaksin.  Ada juga mitos menyulitkan, seperti anggapan bahwa ASI saja sudah cukup untuk mencegah penyakit. Walau banyak tantangan, namun pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan terus berupaya untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya vaksinasi.
 

EMPAT JENIS VAKSIN BARU
Sejauh ini, di Indonesia telah tersedia 8 jenis vaksin. Berikut adalah empat vaksin baru yang akan segera disosialisasikan:
 
Vaksin Pneumokokus
Pemberian vaksin Pneumokokus Koyugasi (PCV) dianggap sangat perlu, mengingat menurut data Kementerian kesehatan, pneumonia yang disebabkan bakteri pneumokokus merupakan penyebab kedua terbesar kematian bayi dan balita setelah diare. Vaksin ini bermanfaat untuk melindungi tubuh dari bakteri pnemukokus yang bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi telinga.

Pemberian vaksin ini dapat dilakukan pada anak usia 2, 4, dan 6 bulan dan usia kurang dari satu tahun. Bila belum memberikannya hingga usia anak di atas 1 tahun, PCV hanya diberikan dua kali dengan interval 2 bulan. Jika usia anak sudah 2 - 5 tahun, PCV hanya diberikan 1 kali saja. Vaksin ini pun sudah tersedia di rumah sakit swasta, dan telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin ini diberikan dengan biaya Rp800 ribu  hingga Rp1 juta.

Sedangkan khusus pada program pemerintah, pemberian imunisasi PCV akan dilakukan di lokasi percontohan yang memiliki angka beban penyakit yang tinggi yaitu di dua kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu, Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Timur.
 
Vaksin Human Pappiloma Virus (HPV)
Human Papilloma Virus (HPV) merupakan sekelompok virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin, kanker leher rahim, kanker anus, kanker leher dan kepala, kanker vulva vagina, dan kanker penis. Ada lebih dari 100 tipe HPV, sekitar 40 tipe di antaranya dapat menginfeksi area genital. Yang paling sering adalah tipe 16 dan 18. Kedua tipe HPV ini merupakan penyebab utama kanker leher rahim dan kanker vulva vagina.

Menurut data GLOBOCAN 2012, terdapat 58 kasus baru kanker serviks terjadi setiap hari di Indonesia. Dan 26 wanita Indonesia meninggal setiap hari karena kanker ini. Berdasarkan data itulah Kemenkes RI menerapkan pemberian vaksin HPV sejak dini. Kegiatan ini dimulai di lokasi percontohan yang memiliki angka prevalensi kanker serviks yang tinggi yaitu Provinsi DKI Jakarta yang telah dimulai penerapannya pada Okteber 2016 lalu kemudian nantinya dilanjutkan di Provinsi DI Yogyakarta di dua kabupaten yaitu Kabupaten Gunung Kidul dan Kulonprogo, sebelum diterapkan di seluruh wilayah di Indonesia.

Pemberian vaksin ini dikhususkan bagi anak perempuan usia 9-12 tahun. “Mereka yang dewasa pun dapat melakukan vaksinasi ini. Namun, harus membayar biaya yang besar sekitar Rp600 ribu per sekali vaksinasi,” kata Jane. (f)

Baca juga:


Topic

#vaksin, #imunisasi

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?