Food Trend
9 Cuka Populer, Kenali Beda dan Kegunaannya!

24 Aug 2016


Cita rasa asam segar menjadi salah satu rasa yang wajib hadir dalam beberapa masakan, demi menjaga rasa masakan cocok di lidah. Selain jeruk nipis, asam jawa, atau belimbing sayur, rasa asam juga bisa didapat dari cuka. Jajaran botol cuka yang ada di pasaran cukup banyak, dari yang beraroma rempah, buah-buahan, hingga biji-bijian. Sebelum belanja, yuk, kenali jenis-jenis cuka ini!


Red Wine Vinegar
Minuman anggur merah (red wine) yang difermentasi lebih lanjut akan menghasilkan cuka ini. Warnanya merah pekat dan kental dengan kadar asam asetat sekitar 5%-7%. Kerap digunakan dalam masakan Mediterania dan masakan Eropa, khususnya masakan rumahan Prancis. Paling cocok digunakan sebagai bumbu perendam daging babi dan daging sapi yang akan dipanggang. Ini akan menghasilkan jus daging yang banyak dan aroma daging yang lebih memikat. Selain itu, cuka ini digunakan juga untuk membuat pickle, salad dressing, hingga campuran dessert. Makin tua umur cuka ini, rasanya akan makin enak. Umur ideal cuka anggur merah untuk memasak adalah cuka hasil fermentasi dalam tong kayu selama dua tahun.
 

White Wine Vinegar
Kebalikan dari red wine vinegar, cuka ini dibuat dari fermentasi lanjutan minuman anggur putih (white wine). Warnanya bening hingga kekuningan, dengan kadar asam asetat serupa dengan red wine vinegar, yakni 5%-7%. Rasanya sedikit kecut (tangy). Banyak dipakai dalam hidangan Eropa, khususnya Prancis, seperti saus hollandaise dan saus bearnaise, bumbu perendam ayam atau ikan, hingga campuran sup dan aneka masakan stew. Selain itu, cuka ini juga cocok sebagai campuran dalam pembuatan cuka buah atau cuka rempah rumahan. Sama halnya dengan red wine vinegar, simpan cuka ini di dalam botol kedap udara dan jauhkan dari cahaya.
 

White Vinegar

Tidak seperti white wine vinegar, cuka ini tidak dibuat dari buah anggur, melainkan disuling dari alkohol. Inilah yang disebut cuka masak atau cuka dapur. Memiliki tingkat keasaman sekitar 5%, sehingga jika pemakaiannya berlebihan, terasa agak ‘tajam’ di lidah. Warnanya bening dan biasa digunakan sebagai campuran masakan, terutama kaldu bakso atau campuran acar. Walau banyak digunakan dan diproduksi secara massal,  banyak ahli kuliner yang menilai bahwa cuka ini kurang tepat digunakan untuk memasak.  Harganya cukup miring dan mudah ditemukan di pasar tradisional.
 

Malt Vinegar
Terbuat dari biji gandum atau barley yang disimpan hingga menjadi kecambah. Proses fermentasi membuat pati dalam biji gandum berubah menjadi maltosa. Maltosa inilah yang akan diperam untuk mendapatkan alkohol yang akan diubah menjadi cuka. Warnanya bening kecokelatan hingga cokelat gelap.
Rasa asamnya pekat, sedikit manis, dengan aroma kacang-kacangan (nutty) yang kuat. Ada pula yang rasanya mendekati minuman bir, tergantung dari lama proses fermentasinya. Biasa digunakan untuk bumbu perendam ikan, kentang panggang, hingga salad dressing. Dapat diganti dengan wine vinegar.
 

Apple Cider Vinegar

Terbuat dari fermentasi sari buah apel atau ampas buah apel. Untuk mendapatkan rasa asam yang pas, fermentasi kerap dilakukan sampai dua periode. Warnanya kekuningan hingga kecokelatan. Rasanya seperti buah apel yang manis, kecut, dan segar. Biasa digunakan sebagai campuran salad dressing dengan campuran minyak zaitun dan gula pasir. Atau, campuran saus tomat dalam hidangan pasta atau chutney. Untuk membuat telur rebus yang utuh dan tidak retak, campurkan cuka ini ke dalam air perebus. Jenis cuka ini juga enak digunakan dalam bumbu perendam daging sekaligus berfungsi sebagai pengempuk daging panggang.
 

Balsamic Vinegar

Cuka ini awalnya ditemukan di wilayah Modena dan Regino Emilia, Italia. Merupakan hasil dari fermentasi white wine varietas Trebbiano. Untuk membuatnya, white wine yang pekat kembali difermentasi dalam tong kayu selama 3-12 tahun. Warnanya cokelat pekat dengan aroma dan rasa asam cuka yang kuat, manis, dan kompleks. Tergolong cuka klasik karena diproduksi sejak abad pertengahan dan masih menggunakan cara tradisional.

Kerap digunakan untuk bumbu perendam daging, saus daging panggang, salad dressing, dan penambah rasa asam alami pada sup. Kemasan cuka ini cukup unik, berupa botol kaca dengan bentuk seperti lampu pijar.  
           
Ada tiga jenis balsamic vinegar, antara lain aceto balsamico tradizionale. Inilah cuka balsamic paling murni dan hanya diproduksi dan dipasarkan di daerah asal. Cuka balsamic yang satu ini juga hanya boleh diambil hasilnya setelah fermentasi buah anggur putih selama 12 tahun, ada pula yang mencapai 150 tahun. Lama fermentasi bisa dilihat berdasarkan warna label dalam kemasan. Misalnya, merah (12 tahun), perak (18 tahun), dan emas (25 tahun).
Layaknya wine,  makin lama waktu fermentasi,  makin mahal harganya dan  makin sulit dicari di pasaran. Cuka jenis ini biasa dicampurkan dalam pembuatan keju ricotta, keju feta, pannacotta, hingga custard.
           
Selain itu, ada balsamic vinegar of modena. Ini adalah ‘tiruan’ dari versi tradisionalnya. Berasal dari wine yang ditambah pewarna, karamel, dan pengental. Rasanya asam cenderung agak pahit. Jenis ini lebih mudah ditemukan daripada  aceto balsamico tradizionale. Biasa dipakai dalam salad dressing, saus, hingga bumbu perendam.

Koleksi cuka balsamic lainnya adalah condimento balsamico vinegar atau cuka balsamic campuran dari yang tradisional dan komersial. Pembuatannya serupa dengan aceto balsamico tradizionale, tapi dengan lama fermentasi kurang dari 12 tahun. Penggunaannya lebih bervariasi, seperti untuk saus di akhir proses masak, bumbu pasta, bumbu perendam, hingga dicampurkan ke dalam mayones untuk olesan sandwich.
 

Fruit-Flavoured Vinegar
 
Cuka ini dihasilkan dari berbagai buah-buahan yang mengandung gula tinggi, seperti blackcurrant, raspberry, hingga ceri dan blueberry. Dalam proses pembuatannya  tidak dibutuhkan penambah rasa karena sudah ada rasa asam alami buah-buahan yang digunakan. Warna yang dihasilkan juga tergantung dari buah-buahan yang digunakan, misalnya cuka raspberry berwarna kemerahan. Biasa digunakan untuk salad dressing dan penambah rasa pada saus daging panggang.  
 

Herb-Flavoured Vinegar

Terbuat dari cuka putih (white vinegar) dengan tambahan rempah segar, seperti taragon, basil, bawang putih, dan cabai. Warnanya putih kekuningan dengan aroma seperti rempah yang digunakan. Biasa dipakai untuk saus, bumbu perendam daging, ayam, atau ikan, hingga salad dressing. Paling populer adalah cuka taragon yang digunakan sebagai perasa dasar saus bearnaise.
 

Rice Vinegar

Cuka hasil fermentasi beras ini sering digunakan dalam masakan Asia, seperti di Cina, Jepang, Korea, hingga Vietnam. Antara lain digunakan untuk membuat pickle (acar), bumbu tumis, salad dressing, hingga saus.  Aroma dan rasa cuka beras lebih ringan dibandingkan  cuka dari buah atau biji-bijian. Jenis  cuka ini ada 5 macam, yaitu:
 
  • White Rice Vinegar: Terbuat dari fermentasi beras putih. Berwarna bening hingga kekuningan. Aroma dan cita rasa asamnya paling ringan dibandingkan dengan cuka beras lainnya. Cuka beras produksi Jepang lebih bervariasi dan lebih enak dibandingkan  cuka produksi negara-negara Asia lainnya.
  • Brown Rice Vinegar: Terbuat dari fermentasi brown rice yang belum pecah kulit sehingga lebih kaya rasa dan nutrisi. Warnanya kecokelatan hingga cokelat gelap. Bisa diganti dengan white rice vinegar.
  • Black Rice Vinegar: Terbuat dari fermentasi beras hitam atau beras ketan hitam, gandum, hingga sorghum. Warnanya cokelat pekat, sedangkan aroma dan rasanya pekat dan terkadang ada aroma asap (smokey).
  • Red Rice Vinegar: Terbuat dari beras merah yang sudah difermentasi (fermented rice) dan terkadang dari barley dan sorghum. Cita rasanya asam-manis, getir, dan sedikit asin. Cuka ini banyak digunakan untuk memasak seafood dan saus pencelup.
  • Seasoned Rice Vinegar: Terbuat dari white rice vinegar dengan tambahan gula, garam, atau terkadang monosodium glutamat (MSG). Biasa dipakai untuk bumbu sushi dan salad dressing.

Baca juga:
2 Cara Pembuatan Cuka
Asal Usul Cuka


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?