Family
Saat Serumah dengan Ipar Pemalas

31 Dec 2016


Foto: Pixabay

Hidup bersama ipar kadang-kadang tidak bisa dihindarkan. Demi menyisihkan uang untuk membeli rumah, Anda bisa jadi menumpang sementara di rumah mertua, yang mungkin saja bersama saudara kandung beserta pasangannya. Atau, tren sekarang ini adalah tinggal dalam satu cluster bersama keluarga lainnya. Sehingga, Anda tinggal bersebelahan atau malah memiliki pintu sambung dengan rumah keluarga ipar.

Di satu sisi menyenangkan, karena berdekatan dengan keluarga dan ada pihak yang bisa dimintai pertolongan bila Anda membutuhkan. Tapi, di sisi lain, Anda pun harus berhadapan dengan polah tingkah ipar yang mungkin 'ajaib'. Mulai dari urusan kecil, seperti pinjam-meminjam barang, sampai masalah uang, bisa bermuara pada konflik. Kalau tidak ditangani, gesekan ini bisa mengancam keharmonisan rumah tangga yang baru Anda bina bersama suami. Berikut ini, konsultan perkawinan dan dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Adriana Ginandjar, memberi pemecahan konflik dengan ipar.
           
Kasus: Seatap dengan ipar pemalas
Setelah menikah, Tania dan suami tinggal di ‘pondok mertua indah’. Tujuannya, sih, untuk menghemat uang kontrak rumah sehingga bisa dipakai menabung untuk membeli rumah. Sayangnya, rumah yang harusnya memberi kenyamanan, malah membuat suasana hati Tania muram. Ini gara-gara sikap istri dari adik suaminya yang terkesan manja dan malas. Ketimbang ikut ambil bagian dalam pekerjaan rumah tangga, ia malah enak-enakan di kamar sepanjang hari. ”Bahkan, untuk urusan sepele, seperti mencuci piring bekas makan sendiri pun hampir tidak pernah ia lakukan,” lanjut Tania, geram.

Tak tahan melihat barang kotor menumpuk, selain juga tak tega membiarkan ibu mertua membereskan urusan rumah tangga sendirian, Tania dan suaminya turun tangan. Pulang kerja, waktu yang seharusnya bisa mereka pakai untuk bercanda dengan buah hati yang baru berusia beberapa  bulan, tersita demi mengerjakan ’proyek tambahan’ ini. ”Seharusnya ia sudah sadar sendiri tanpa diperingatkan. Tidak sepatutnya saya terus berkoar-koar untuk hal sepele seperti itu, apalagi dari segi usia, ia lebih tua dari saya,” imbuhnya.
 
Saran:
Masalah yang dialami Tania memang cukup kompleks. Belum tuntas beradaptasi dengan suami yang baru dinikahinya, Tania dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan adat dan kebiasaan setempat, termasuk dengan iparnya. Sebenarnya, semua keluhan Tania ini bisa diatasi jika sejak awal ada aturan main yang jelas. Yaitu, kesepakatan bersama tentang ketentuan yang harus ditaati setiap penghuni rumah, misalnya mengenai pembagian tugas yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga. Namun, untuk menghindari kesalahpahaman, sebaiknya mertua mengambil inisiatif pertama untuk membuka pembicaraan ini.

Tania bisa membicarakan kesulitannya itu dengan mertuanya. Sebaliknya, sebagai tuan rumah, mertua juga bisa bertindak sebagai penengah konflik dan membantu menegur pihak yang bersangkutan. Mintalah bantuan suami untuk membuka pembicaraan ini dengan mertua. Tekankan bahwa peran mertua ini penting untuk menjaga keharmonisan hubungan dan keutuhan keluarga besar.

Menghadapi ipar seperti ini, Tania harus belajar bersikap asertif. Begitu muncul konflik, segera ambil sikap dan bereskan masalah. Bisa jadi sikap diam itu dianggap sebagai tanda bahwa Anda tidak keberatan dengan tindak-tanduknya. Atas dasar saling pengertian dan toleransi, ajak ipar Anda untuk duduk bersama dan mencari jalan keluar yang adil. (f)

Baca juga:
Naomi Jayalaksana


Topic

#MasalahKeluarga

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?