Event
Menelusuri Indonesia Dalam 130 Tahun International Council of Women

14 Sep 2018

Kim Jung-sook, Presiden ICW/ Foto: NF

Ada yang istimewa pada  Sidang Umum ke-35 International Council of Women (ICW) yang dilangsungkan di Yogyakarta, 11 - 20 September 2018. Dalam acara yang untuk pertama kalinya digelar di Indonesia dan bersamaan dengan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia itu, ICW merayakan ulang tahun ke 130 tahun.
 
ICW terbentuk untuk membela hak asasi dan kesejahteraan wanita. Dimulai dari pemikiran Elizabeth Cady Stanton and Susan B. Anthony, dua wanita asal Amerika yang merasa perlu adanya organisasi yang mewadahi wanita di seluruh dunia. Akhirnya ICW terbentuk pada bulan Maret 1988. di Washington D.C., Amerika Serikat. Dalam acara tersebut hadir 80 pembicara dan 49 delegasi yangmewakili 53 organisasi wanita dari sembilan negara. 
 
Perkumpulan tokoh perempuan dunia yang berafiliasi ke Perserikatan Bangsa-Bangsa ini pun terus membesar. Dari awalnya hanya sembilan negara, yaitu Kanada, Amerika Serikat, Irlandia, India, Inggris, Finlandia, Denmark, Prancis, dan Norwegia. Kini, ICW yang berkantor pusat di Paris, telah meliputi 70 negara. 
 
Dalam sejarah 130 tahun ICW, wanita Indonesia juga pernah menjadi Presiden ICW.  Setelah dua periode atau enam tahun sebelumnya menjabat Wakil Presiden ICW Kuraisin Sumhadi pada periode 1994-1997. Satu periode jabatan ICW berlangsung selama tiga tahun. 
 
Dewan Direksi ICW periode 2015-2018 saat ini terdiri atas Presiden ICW Kim Jung-sook (Korea Selatan), lima Wakil Presiden yakni Elisabeth Newman dan Hean Bee Wee (Australia), Doris Bingley (Malta), Lina Liu (Taiwan), dan Christine Knock (Selandia Baru), Bendahara ICW Martine Marandel (Prancis), Sekretaris ICW Nabiye Isin Atala (Turki), serta dua anggota Dewan Direktur ICW Fatos Inal (Turki) dan Jamal Gibril Hermes (Lebanon).
 
Selain Dewan Direksi (Board of Directors), dalam struktur ICW juga terdapat Anggota Komite Tetap, terdiri atas bidang status perempuan, pembangunan berkelanjutan kesejahteraan umum, komunikasi, dan isu-isu sosial. Dua wanita Indonesia yang juga pengurus Kongres Wanita Indonesia (Kowani); Giwo Rubianto dan Hadriani Uli Silalahi, masing-masing sebagai Koordinator Komite Tetap Bidang Komunikasi dan Koordinator Komite Tetap Bidang Pembangunan Berkelanjutan.  Serta Charletty Choesyana Taula sebagai penasihat bidang usia tua (ageing)  di Komite Tetap Bidang Isu-Isu Sosial. 
 
Giwo Rubianto Wiyogo yang juga Ketua Umum Kowani saat ini bukan tak mungkin berpeluang untuk berkontribusi lebih besar di ICW di masa datang. "Untuk menjadi Presiden ICW belum bisa karena sejak Sidang Umum ke-34 tiga tahun lalu di Turki saya terpilih sebagai Koordinator Bidang Komunikasi di keanggotaaan Komite Tetap ICW. Untuk sekarang bisa dipilih masuk ke anggota Dewan Direksi." Menurut Giwo, setelah masuk menjadi anggota Dewan Direksi ICW maka paling tidak masih membutuhkan enam tahun atau dua periode lagi untuk dipilih sebagai Presiden ICW. (f)

Baca Juga:

Tingkat Partisipasi Wanita Tertinggi, Ini 6 Fakta Menarik Pilkada Serentak 2018
Kepemimpinan Wanita Sangat Dibutuhkan di Politik
Masnu'ah, Penerima Anugerah Saparinah Sadli 2018, Mengangkat Harkat Perempuan Nelayan


Topic

#internationalcouncilofwomen, #kowani, #kongreswanitaindonesia, #gender, #gender equality

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?