Trending Topic
Sikapi Insiden Bom Surabaya dengan Bijak, Ini 5 Cara Ajarkan Toleransi Pada Anak

14 May 2018


Hargai keberagaman.
Foto: Pixabay

"Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apa pun. Semua ajaran agama menolak terorisme apa pun alasannya."

Demikian sepenggal pernyataan Presiden Joko Widodo saat mengunjungi lokasi dan korban peledakan bom di Surabaya kemarin, (13/5). Pernyataan yang penting untuk mencegah agar aksi teror ini tidak memecah dan meruakkan kebencian dalam masyarakat.

Sebagai orang tua, sangat penting untuk  menanamkan toleransi pada anak sejak dini. Mengajari toleransi beragama antarsesama dan menghargai perbedaan bisa dimulai dengan cara-cara sederhana dari rumah, seperti terangkum dalam parenting.co.id, berikut ini:

1. Tunjukkan Cinta
Tunjukkan kepada anak bahwa cinta Anda tidak bersyarat. Tunjukkan rasa cinta dan hormat Anda, bahkan pada orang-orang yang berbeda dari Anda.

Tunjukkan rasa cinta juga pada diri Anda sendiri (misalnya dengan tidak terus menerus berkomentar bahwa Anda sedang gendut, rambut keriting Anda jelek sekali), dan biarkan anak-anak melihat bahwa Anda tidak menghakimi siapa pun.

Anak-anak cenderung mencontoh yang mereka dengar dan lihat, karena itu sebagai orang tua Anda perlu mencontohkan perilaku serta ucapan yang menunjukkan bahwa kita menghargai semua orang.

2. Tidak Menilai Pihak Lain
Kita hidup dalam dunia yang tidak sempurna. Tidak ada  manusia yang sempurna. Siapa saja dari suku apa saja, dan dari agama apa pun bisa melakukan kesalahan.

Tahan diri Anda untuk berkomentar menyangkut perbedaan (ras, suku, agama) dengan hal salah yang mereka lakukan. Dengan demikian anak pun belajar dari Anda untuk selalu memaafkan dan menghargai perbedaan.  Saat menyaksikan berita tentang bom Surabaya, contohkan kalau Anda tidak memberi komentar yang menyudutkan dan menuding suatu agama atau ras tertentu. 

3. Menghargai Tradisi Keluarga dan Belajar Tradisi Lain
Rayakan tradisi dalam keluarga Anda dengan gembira dan penuh hormat. Diskusikan makna tradisi itu bagi Anda dan keluarga.

Cobalah mengeksplorasi tradisi lain, hari raya lain, di luar zona nyaman Anda. Ajak anak memperhatikan bagaimana tradisi dan hari raya yang berbeda memberi makna bagi pelakunya. 

4. Biarkan Anak Terpapar Keragaman
Ketika Anda hendak memilih sekolah untuk anak, kegiatan usai sekolah, atau kegiatan selama liburan, pertimbangkan keragaman yang akan ia temui. Salah satu cara terbaik untuk membuat anak mau memahami orang lain adalah dengan mengalaminya sendiri.

Pengalaman menjelajah dan berkenalan dengan ragam budaya dan masyarakat akan membuat anak bisa menghargai dan menghormati orang lain dan tetap bisa mengekspresikan pandangan, nilai-nilai, atau budaya. Ajari anak bahwa kita tak harus setuju atau mengadopsi perbedaan itu, tapi kita bisa selalu menghargai orang lain yang berpegang teguh pada nilai yang dianutnya.

5. Pilih Media
Tanpa kita sadari, media yang ditonton, dibaca, dan didengar anak juga turut serta memberi masukan mengenai stereotipe, kesetaraan, dan rasa hormat kepada sesama. Mama perlu jeli membaca pesan tersirat dari alur cerita, penokohan, dialog atau sudut pandang penceritaan dari media yang dinikmati anak. Meski demikian, dunia tidak mungkin steril dari semua hal yang berseberangan dengan nilai keluarga Anda. Sekali lagi, kebiasaan berdiskusi menjadi kuncinya.

Yang juga penting adalah mendidik anak aga mereka bisa memandang positif dirinya. Karena dengan begitu anak bisa memandang positif orang lain. Mereka tidak mudah merasa terancam jika orang lain berbeda dengannya.

Anak yang bahagia, gembira, dan diperlakukan penuh hormat juga cenderung memperlakukan orang lain dengan hormat. Anak-anak yang merasa nyaman dengan dirinya juga lebih senang bereksplorasi dan tidak ragu berdebat dengan sehat. (f)

Artikel ini pertama kali dipublikasikan di Parenting.co.id

Baca juga:
Alissa Wahid: Membesarkan Generasi Toleran, Orang Tua Harus Pegang Tongkat Komando!
Wanita & Anak Masih Menjadi Alat Aksi Radikal, Apa Yang Harus Kita Waspadai?
Tiga Bom Meledak di Kotanya Risma Pulang ke Surabaya


 


Topic

#intoleransi, #radikalisme

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?