Sex & Relationship
Ini Kiat Saya Menjaga Hubungan Awet dalam Pernikahan Beda Usia

25 Oct 2017


Foto: Fotosearch

Pertemuan saya, Renna,( 38, Program Director)  dengan Adi (33) terjadi pertama kali sekitar tahun 2009. Ketika itu Adi sedang mengikuti proses wawancara kerja di tempat saya bekerja. Dari perkenalan singkat tersebut, kami kemudian menjalin komunikasi yang cukup intens. Mungkin bisa dibilang ini cinta lokasi, seperti anak sekolah yang jatuh cinta pada temannya.
 
Kedekatan membuat kami saling memahami sifat dan karakter masing-masing. Meski usianya lima tahun lebih muda, Adi cukup dewasa. Ia juga bisa mengubah beberapa sifat jelek saya. Dalam perjalanan kami berpacaran selama kurang lebih empat tahun, rasanya cinta kami tumbuh makin besar dan sulit untuk pindah ke lain hati. Ada banyak hal yang mendekatkan kami, mulai dari kegemaran hingga harapan dan keinginan yang sama. Harus diakui, anggapan bahwa pria lebih kekanak-kanakan dibanding wanita seusia, tidak berlaku untuk Adi. Dia justru jauh lebih dewasa dalam menyikapi masalah yang ada. Termasuk memberikan masukan-masukan yang membuat saya berpikir kembali saat akan memutuskan
suatu hal.
 
Awalnya saya menganggap ia egois, tapi setelah saya pikirkan kembali, apa yang ia katakan banyak benarnya. Hanya terkadang, saya yang tidak bisa mendengarkan. Beruntung, keluarga kami berdua tidak pernah ada yang keberatan dengan hubungan kami. Mereka mendukung dan tidak jarang menjadi tempat saya untuk mencari jawaban ketika ada kerikil-kerikil kecil yang menerjang hubungan kami. Tak dipungkiri, memiliki pasangan lebih muda memang akan cenderung membuat kita memiliki kekhawatiran dua kali lebih besar.
 
Sempat pula timbul rasa tidak percaya diri pada diri saya. Dampaknya, saya jadi sangat cemburuan, takut ia akan mudah berpaling dari saya untuk menjalin hubungan dengan wanita seusianya. Jika kecurigaan itu terjadi terusmenerus, tentu saja energi kita akan habis.
 
Beruntung pasangan bisa mengerti perasaan curiga tersebut. Kami pun berusaha untuk saling terbuka. Capek juga kalau cemburuan terus. Akhirnya saya memilih untuk menjalani hubungan kami dan menikmatinya ketimbang memenuhi pikiran dengan hal-hal yang belum tentu kebenarannya.
 
Belum lagi konflik akan makin sering terjadi bila saya lebih mengedepankan kecurigaan ketimbang memercayainya. Saya pun berusaha menjalani hubungan dengan lebih santai. Intinya, ketika memilih menjalin hubungan dengan pria lebih muda, kita harus yakin bahwa ia benar-benar mencintai kita, seperti kita mencintainya. Lucunya, karena pasangan lebih muda, saya juga enggak mau dong terlihat tua. Jadi, soal penampilan saya berusaha menyesuaikan diri dengan pasangan. Hasilnya menguntungkan, karena saya jadi awet muda…ha… ha… ha….
 
Sejak pacaran hingga menikah, suami bukan sosok yang romantis, tapi perhatiannya itu luar biasa. Ia pria humoris yang punya banyak cara untuk membuat saya tertawa. Ini salah satu sifatnya yang membuat saya nyaman. Tapi, di lain sisi ia pria yang jaim, apalagi kalau ada maunya. Ia tidak mau mengatakan sendiri, jadi saya yang mesti aktif memulai. Mungkin saat ini saya lebih berperan sebagai sosok yang ngemong.
 
Kalau soal manja, sebenarnya saya lebih manja dari suami. Kadang-kadang saya suka bergelayut mesra di tangannya saat kami sedang jalan berdua. Walaupun tidak menolak, ia sebenarnya risih jika saya bermanja-manja di depan umum. Terkadang saya melakukannya hanya untuk menggodanya.
 
Selama menjalani hubungan ini, kami selalu menomorsatukan komunikasi. Di mana pun kami berada, sebisa mungkin saling memberi kabar. Kami juga selalu berusaha agar hubungan tetap fun, ngobrol yang enggak putus baik di rumah ataupun via chat. Pertengkaran-pertengkaran kecil terkadang diperlukan untuk membuat kami berdua makin kenal sifat masing-masing. Kini, di tahun ketiga pernikahan, kami berdua masih memiliki banyak mimpi bersama yang belum terwujud. Salah satunya adalah memiliki momongan secepatnya.(f)


Baca juga:

Faunda Liswijayanti


Topic

#hubunganbedausia

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?