Reviews
Film Labuan Hati, Saat Hati Tiga Wanita Bicara

5 Apr 2017


Foto: Dok. Lola Amaria Production
 
Seorang gadis pesisir cantik bernama Maria (Ully Triani, Pemenang II sekaligus Pemenang Favorit Pilihan Pembaca Wajah Femina 2007) bekerja sebagai pemandu wisata bagi turis yang datang ke Labuan Bajo. Kisah percintaan Maria cukup kelam, hubungan yang telah dijalin selama tiga tahun dan diakhiri dua tahun lalu ini usai karena Maria merasa kurang percaya diri akan kondisi tubuhnya. Bayang-bayang mantan kekasih yang menempel lekat di kepala membuat Maria menutup pintu hatinya kepada laki-laki lain.
 
Lain halnya dengan Bia (Kelly Tandiono), ibu dari satu anak perempuan yang menjadi tamu Maria di Labuan Bajo. Kehidupan mewah yang dijalani oleh Bia tidak serta merta menjadikan hidupnya dipenuhi dengan kebahagiaan. Adanya konflik keluarga yang memanas merupakan penyebab Bia melarikan diri ke Flores, tempat di mana Bia bisa mengobati kerinduannya akan laut yang sudah sejak lama tidak pernah ia rasakan.  
 
Ada pula Indi (Nadine Chandrawinata) yang sudah sering kali berlibur ke Labuan Bajo. Bagi Indi, Labuan Bajo adalah surga dunia sebelum dia kembali menghadapi realita. Indi adalah seorang tunangan dari laki-laki yang menjunjung tinggi komitmen dan akan melaksanakan pernikahan dalam waktu dekat.
 
Labuan Bajo menjadi titik awal pertemuan mereka. Tiga sosok wanita dengan latar belakang yang bebeda dan memiliki kisahnya masing-masing. Ketiganya menghabiskan waktu selama seminggu berlayar dan makin dekat satu sama lain.
 
Bersama dengan itu, muncul instruktur diving bernama Mahesa (Ramon Y. Tungka), yang bertugas menjadi diving buddy Indi dan Bia. Sayangnya keberadaan Mahesa menjadi salah satu alasan mereka untuk merasakan adanya hal yang salah dengan kehidupan mereka. Pada kenyataannya, tidak ada yang salah. Setiap wanita berhak bersedih atas masa lalu, berhak berbahagia untuk hari ini, dan berhak selalu punya harapan akan masa depan, tanpa perlu mengutuk hidup yang tidak melulu akan baik-baik saja.
 
Sutradara Lola Amaria yang juga Pemenang Busana Nasional Wajah Femina 1997 itu tak hanya menampilkan berbagai paradigma tentang persoalan sosial yang sering dialami wanita, Lola juga benar-benar mengeksplorasi keindahan alam di daerah Labuan Bajo, NTT dan sekitarnya. Tak hanya lanskap memukau berupa bukit dan keindahan Pulau Komodo saja yang diangkat, Lola pun menampilkan keindahan alam bawah laut Labuan Bajo yang akan memukau penonton. Sinematografi yang kian lengkap dengan alunan melodi besutan musikus Mondo Gascaro. Film ini mulai tayang di bioskop pada 6 April 2016. (f)
 
Vina Tri Widiati
 
Baca juga:
Lola Amaria, Passion di Film
Titik Balik Ully Triani

 


Topic

#ResensiFilm

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?