Health & Diet
Pola Makan Lebih Sehat Dengan Memahami dan Menyayangi Tubuh

3 May 2019

Foto: Pixabay

Banyak orang mati-matian berusaha memenuhi standar kecantikan yang dibentuk lingkungan sosial. Ada perasaan, kalau dapat memenuhi standar itu maka ia akan merasa lebih diterima dan lebih percaya diri. Menurut  Tara De Thouars, BA. Psi, psikolog LightHOUSE Indonesia, keinginan orang untuk memenuhi standar tersebut pada akhirnya membuat orang banyak mengalami konflik makan yang berkepanjangan. 

Konflik makan ini menjadikan usaha mengatur pola makan pada akhirnya selalu gagal (yoyo diet), membuat berat badan semakin melambung tinggi (obesitas) atau malah mengalami gangguan makan (seperti anoreksia, bulimia, dan binge eating).

"Saat seseorang mengalami konflik dengan makanan, mereka lebih sulit untuk membuat keputusan makan yang tepat," ujar Tara. 

Dalam membuat keputusan makan yang tepat, tidak hanya bergantung dari jenis makanannya tetapi juga bagaimana cara orang berpikir dan berperilaku terhadap makanan. Psikologi seseorang memegang peranan penting dalam usaha mengendalikan pola makan yang sehat. 

Kemarahan terhadap diri sendiri, seperti merasa diri jelek, kurang langsing, kurang tinggi, kurang putih, dan merasa tidak sesuai standar kecantikan, pada akhirnya menimbulkan konflik makan.

"Diet justru harus dimulai dengan perasaan cinta dan penerimaan pada diri sendiri. Hal ini dikarenakan jika kita memulai sesuatu dengan perasaan cinta maka keputusan yang kita buat terhadap diri sendiri termasuk keputusan makan akan menjadi keputusan yang paling tepat," ujar Tara dalam peluncuran buku In Relationship with My Body.

Sebaliknya jika kita memulai diet dengan perasaan marah, dendam dan tidak nyaman, maka akan menimbulkan konflik yang berkepanjangan tentang tubuh dan makan yang akan mengarahkan pada gangguan atau masalah makan.

Itulah tujuan Tara dan Anindita Citra, dan Naomi Ernawati Lestari, ketiganya psikolog di LightHOUSE Indonesia untuk menulis buku In Relationship with My Body. Yaitu agar pembacanya mengenal tubuh mereka, potensi terbaik yang dimiliki, menerima diri apa adanya, serta mencegah kita semua untuk mengalami gangguan atau masalah makan. Dengan meningkatnya perasaan cinta terhadap diri sendiri, diharapkan dapat mengarahkan pembaca untuk bisa membuat keputusan yang terbaik untuk diri mereka.

Jadi jangan harap buku ini berisi resep dan strategi untuk mendapatkan tubuh ideal, buku ini membahas tentang aspek-aspek penting dalam diri sendiri yang dapat meningkatkan rasa percaya diri, mengatasi stres dan sumber masalah, belajar untuk menerima diri sendiri serta cara-cara yang sehat dan tepat agar dapat mengatasi gangguan makan.

Alih-alih membuat penjelasan panjang lebar, buku ini seperti buku tes psikologi modern yang mengajak pembaca untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada pengenalan diri. Serta quote-quote pendek untuk memotivasi pembaca, bahwa setiap individu itu unik dan berharga, setiap bentuk tubuh itu tak ada yang lebih baik atau buruk. 

Untuk memiliki hubungan yang baik dengan makanan, Anda harus memiliki hubungan yang baik dengan tubuh Anda. (f)

Baca Juga:

Trend Diet dan Nutrisi 2019
Ketimbang Pria, Wanita Lebih Rentan Jadi Emotional Eater?
Emotional Eating Bikin Gemuk. Ini Cara Mudah Menghindarinya


Topic

#diet, #kesehatan, #bukudiet, #gangguanpolamakan

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?