Event
Jakarta Eat Festival 2018 Ingin Membawa Kuliner Indonesia Naik Kelas

31 Aug 2018


Foto: Shinta Meliza


Setelah sukses dengan penyelenggarakan Jakarta Fashion Week, Femina Group kembali membuat gebrakan dengan memperkenalkan event terbarunya yaitu JAKARTA EAT FESTIVAL (JEF) yang berlangsung di Gandaria City mulai 30 Agustus hingga 2 September 2018.

Rangkaian takshow yang mengangkat isu kuliner, demo masak bersama para chef, dan 40 lebih tenant bazaar makanan menyemarakan event JEF, yang resmi dibuka dengan prosesi pemukulan panci. “Di atas meja makan, kerabat, teman, dan obrolan bertemu,” ujar CEO & President Director Femina Group, Svida Alisjahbana, mengenai tak terpisahkannya makanan di dalam keseharian kita.

“Penyelenggaran JEF berawal dari adanya puluhan ribu resep-resep di majalah Femina dan buku resep Primarasa yang ingin kami sebarluaskan. Kecintaan pada kuliner membuat semakin banyak foodpreneurs. Terima kasih pada platform aplikasi pesan antar digital yang memungkinkan banyak orang kini menjalanan usaha kuliner tanpa perlu mendirikan restoran,” tutur Svida, yang berharap ajang ini bisa membawa kuliner Indonesia ke level yang lebih tinggi.

Namun, tak ingin menjadikan festival ini sekadar tempat jajan, JEF pun menciptakan panggung untuk sosok hingga komunitas kuliner untuk berbagi suara. Sebut saja Komunitas ACMI (Aku Cinta Masakan Indonesia) dan Komunitas Masak Akhir Pekan. Ada juga dialog dengan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Kesehatan yang mendukung terlaksananya JEF.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun menyambut baik acara JEF ini karena menampilkan konsep berbeda dengan festival kuliner yang ada. Dimana kekuatan event ini adalah melibatkan banyak artisan, kaum muda pelaku industri yang adalah kaum millenial.

“Ini sejalan dengan strategi yang sedang dilakukan Kemenpar dalam mengembangkan destinasi wisata kuliner”, ujar Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya dalam rilis yang disampaikan Jakarta Eat Festifal.

Sementara pakar kuliner William Wongso yang turut membuka event JEF berkomentar, ”Ajang ini menyatukan semua pelaku kuliner apapun kreasinya dalam satu wadah yang besar. Pengetahuan akan kuliner itu wajib dibagikan. Sehingga bisa tercipta minat dan niat untuk mengembangkan kuliner Indonesia,” katanya.

William juga mengungkapkan keprihatinannya akan minimnya institusi yang mengajar pengetahuan kuliner tradisional Indonesia yang paling dasar atau otentik. “Mereka yang ingin belajar masakan Aceh, misalnya, harus datang ke Aceh dulu untuk memelajarinya,” tukasnya. Padahal, jika ingin mengembangkan kuliner Indonesia tentu saja harus mengetahui dulu latar belakang, sejarah, dan cara memasak yang otentik. (f)

Baca Juga: 
Telah Terpilih Kembali Para Juru Masak Terbaik Untuk Presiden Joko Widodo
Pesta Makan di Festival Keuken
Sensasi Bersantap Bajamba, Tradisi Leluhur Minang

 


Topic

JEF 2018, Food Festival

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?