Career
4 Indikator Sukses Di Dunia Kerja Baru

4 Feb 2019


Foto: Shutterstock
 
Langit-langit kaca yang kerap menghalangi kiprah wanita dalam karier, perlahan runtuh dengan ragam upaya kesetaraan gender.
 
Selain karakter dunia kerja yang berubah, karier berbasis gender tak lagi relevan di dunia kerja baru saat ini. Tak hanya memiliki peluang yang sama dengan pria, peluang wanita di dunia karier masa depan justru lebih terbuka lebar. Revolusi industri keempat (industry 4.0) membuka banyak lapangan pekerjaan yang bergerak serba otomatis dan digital. Pekerjaan yang memanfaatkan kekuatan fisik, perlahan berkurang karena digantikan oleh robot.
 
“Di dunia kerja baru, fisik bukan prioritas utama. Yang lebih diperlukan adalah kecerdasan, kejelian, dan kemampuan mengoperasikan teknologi,” tutur Lily Surya, Managing Partner Egon Zehnder Indonesia, lembaga konsultan sumber daya manusia. Dengan kata lain, peluang wanita dalam dunia karier masa depan akan jadi tak terbatas.
 
Menurut Lily, para wanita karier modern ini harus siap mempelajari berbagai sklills baru agar dapat seiring sejalan dengan perubahan yang terjadi. Jangan berpikir bahwa pengalaman di karier sebelumnya akan membuat kita ‘survive’ dengan kebutuhan karier di masa depan. Kemampuan beradaptasi, keterbukaan terhadap kolaborasi dan pemikiran kritis dan kreatif. Ini menjadi kunci penting menghadapi perubahan dunia karier.
 
Hal ini juga disetujui oleh sebagian besar wanita pekerja di Inggris yang menjadi responden penelitian PWC Research, badan riset di Inggris. Dalam penelitian tersebut dikemukakan bahwa 74% pekerja menyatakan bahwa upskilling kemampuan mereka sangat diperlukan agar bisa berkompetisi dan beradaptasi di industri kerja yang terus berubah, khususnya di industri berbasis teknologi yang kian banyak tersedia.
 
Tak sekadar itu, Lily Surya memandang, bahwa kekuatan para wanita di angkatan kerja baru harus memiliki kemampuan helicopter view. “Yaitu kemampuan untuk melihat cara kerja sistem secara keseluruhan. Mereka punya latar belakang industri yang dalam, leadership dan communication skill yang baik, cara berpikir strategis yang kritis, namun di saat yang sama juga dapat menganalisis bisnis dengan bagus,” jelasnya.
 
Pendapat Lily tersebut sejalan dengan kesimpulan dari penelitian McKinsey yang mengatakan bahwa pada tahun 2030, sekitar 93% pekerja akan lebih banyak menggunakan kemampuan berpikir kritis.
 
Lebih lanjut, industri kerja akan mengurangi cara kerja manual, lebih banyak pekerja yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan, dan menganalisis hasil. Kemampuan di area management, leadership dan project management akan menjadi dasar kemampuan pada sebagian besar industri kerja.
 
Berkaitan dengan hal ini, Lily membagi 4 indikator potensi seseorang agar siap menghadapi perubahan industri kerja dan dapat menjadi angkatan kerja baru.
 
# 1. Curiosity, yang merupakan rasa ingin tahu untuk belajar lebih banyak hal, haus terhadap feedback, memiliki self-awareness yang baik sehingga ia bisa melakukan self-improvement.
 
#2. Insight, yaitu kemampuan untuk menghubungkan berbagai perbedaan informasi untuk dijadikan kesimpulan, sehingga tahu langkah-langkah yang harus dilakukan ke depan.
 
#3. Engagement, adalah kemampuan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang lain.
 
#4. Determination, yaitu kegigihan untuk bekerja lebih keras, mengejar cita-cita, menyelesaikan pekerjaan dan mencapai goal.
 
Sementara menurut McKinsey, di masa depan kompetensi yang akan lebih banyak digunakan adalah problem solving (80%), advanced technology (75%), interpreting information (47%), dan critical thinking (41%).
 
Bukan hanya harus mengembangkan personal skill yang mengikuti kebutuhan industri, para angkatan kerja baru juga penting untuk memiliki personal plan yang efektif. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam membuat rencana karier, menurut Lily, adalah memiliki self-awareness dan self-evaluate yang baik. ”Kita harus tahu apa kelebihan dan kekurangan kita. Dari situ kita bisa tahu kita harus mendalami apa untuk bisa mengembangkan karier,” ujar Lily.
 
Langkah selanjutnya adalah perlu memiliki target jangka panjang. “Bayangkan 10 tahun ke depan kita mau di posisi apa. Setelah itu evaluasi lagi, apakah di perusahaan tempat bekerja kita punya kesempatan untuk sampai ke situ. Jika masih ada kesempatan, apa yang harus dipersiapkan untuk bisa mencapai citacitanya,” tuturnya.
 
Terakhir adalah continuous learning. “Selalu pikirkan, secara milestone, untuk mencapai target jangka panjang tersebut, apa yang harus dipelajari dan dikembangkan dari tahun ke tahunnya. Jangan malas untuk memperkaya diri dengan ilmu-ilmu baru,” cetusnya lagi. Tak dapat ditampik, untuk keep up denganhal itu, kita pun harus menjadi bagian dalam perubahan tersebut. Jangan sampai tertinggal, berkompetisilah dan pastikan Anda memiliki kemampuan yang dibutuhkan industri kerja masa depan untuk ikut berkembang. (f)

Baca Juga:

Kemampuan Yang Dicari Di Era Industri 4.0
Industri 4.0 dan Kesetaraan Gender
Selamat Datang di Dunia Kerja yang Baru


Topic

#karier

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?