Trending Topic
Tahun 2017 Ilmuwan Telah Peringatkan Potensi 20 Gempa Berkekuatan Besar Selama Tahun 2018

1 Oct 2018


Kondisi pasca gempa di Kelurahan Mamboro, Kota Palu, pada 01 Oktober 2018./Foto: Ronny A. Buol
 

Hingga hari Senin (01/10) korban meninggal akibat gempa dan tsunami yang terjadi di Sulawesi Tengah pada Jumat (28/09) telah mencapai 844 orang. Informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini menyusul pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa bahwa korban meninggal dapat menembus angka seribu jiwa.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam pernyataan resminya Minggu (30/09) mencatat bahwa kerugian material akibat gempa dan tsunami mencapai angka Rp450 miliar! Beberapa bangunan penting seperti Rumah Sakit empat lantai Anutapura di Kota Palu roboh.

Rentetan gempa bumi yang belakangan mengguncang di banyak tempat di Indonesia dan dunia sebenarnya telah diprediksi. Di tahun 2017 para ilmuwan telah memperingatkan adanya peningkatan jumlah gempa bumi dahsyat di seluruh dunia yang akan terjadi di tahun 2018.
 

Adanya perubahan kecepatan rotasi Bumi dapat memicu aktivitas seismik yang intens, terutama di wilayah tropis yang padat penduduk. Fakta ini terungkap dalam wawancara The Observer dengan ilmuwan asal Amerika Serikat Prof. Em. Roger Bilham, 10 bulan yang lalu (tahun 2017).


Kesimpulan ilmiah ahli Geofisika dan peneliti senior dari University of Colorado itu didasarkan pada studi terhadap catatan dokumentasi gempa berkekuatan 7 SR atau lebih yang terjadi di dunia sejak tahun 1900.

Ia mengatakan bahwa rotasi Bumi memang sedikit berubah – sekitar satu milidetik dalam sehari – dan ini dapat diukur secara akurat dengan menggunakan Jam Atom. Catatan: 1 milidetik = 0,001 detik.

 

Warga mengantre pembagian bahan makanan di Korem 131 Tadulako, Kota Palu./Foto: Ronny A. Buol.
 
Studinya mencatat, bahwa dalam 150 tahun ke belakang ada lima periode di mana dalam setahunnya terjadi 25 - 30 gempa yang cukup intensif. Peningkatan jumlah gempa ini mengikuti perlambatan rotasi bumi yang berlangsung selama 5 tahun setiap periodenya. Dalam studinya, jumlah gempa bumi besar ini mencapai puncaknya dalam interval 32 tahun.

Menurutnya, Bumi mengalami salah satu perlambatan periodiknya lebih dari empat tahun yang lalu. Dengan demikian, di tahun 2018 kita harus bersiap dengan peningkatan signifikan terhadap jumlah gempa bumi yang parah. Dalam setahun dapat terjadi 20 gempa dahsyat. 

“Bumi telah memberikan peringatan terjadinya rangkaian gempa ini lima tahun sebelum benar-benar terjadi,” ungkap Prof. Em. Roger Bilham.

Penelitian Prof. Em. Roger Bilham sepertinya mulai menjadi kenyataan. Sebelum gempa yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi tengah, di sepanjang tahun 2018 telah terjadi banyak gempa lain di dunia.

Pada 23 Januari 2018 gempa berkekuatan 7,9 SR dan tsunami mengguncang dasar lautan di Teluk Alaska. Tiga jam sebelumnya, gempa berkekuatan 6,1 SR terjadi di Muara Binuangeun, Banten.

Gempa berkekuatan 7,2 SR juga mengguncang Meksiko pada 16 februari. Papua Nugini diguncang tiga gempa, salah satunya yang terbesar, berkekuatan 7,5 SR, terjadi pada 25 Februari 2018.

Di Indonesia, runtutan gempa kuat juga mengguncang Lombok, NTB. Berawal dari gempa 6,4 SR yang terjadi di 29 Juli 2018, yang mengawali gempa berkekuatan besar 7 SR di 5 Agustus 2018 dan di 19 Agustus 2018. Stasiun Geofisika Mataram, Lombok Tengah mencatat, bahwa sejak 29 Juli 2018 - 30 Agustus 2018 telah terjadi 1.973 gempa di Lombok.

Data United States Geological Survey (USGS) mencatat bahwa selama tahun 2018 telah terjadi lebih dari 50 gempa dengan kekuatan yang signifikan di seluruh dunia. Sebuah gempa dikatakan signifikan, ketika nilai gabungan ketiga parameter (magnitudo, Did You Feel It responses, level Prompt Assessment of Global Earthquakes for Response), angkanya di atas 600.

Meski sulit bagi para ilmuwan untuk memprediksi lokasi tepat terjadinya gempa, tapi Prof. Em. Roger Bilham menemukan bahwa sebagian besar gempa dengan kekuatan intens ini akan terjadi di wilayah ekuator. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta, yang berada di lintasan ekuator Bumi. (f)


Baca juga
Selain SMS, Inilah Platform Untuk Mendapatkan Informasi Peringatan Dini Tsunami
LAPAN Aktifkan Jalur Komuniasi Radio Amatir via Satelit Pasca Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah

 


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?