Zaman telah berganti. Seperti apakah kini wanita Indonesia mewujudkan cita-cita Kartini? Didukung oleh Wardah, produk kosmetik yang selalu mendukung pemberdayaan wanita, femina melakukan polling melalui online terhadap 692 pembaca, akhir Maret lalu. Hasilnya, semangat Kartini menginspirasi wanita Indonesia untuk bisa melakukan perubahan dan bisa eksis di berbagai bidang, mulai dari memberdayakan petani, olahraga, pegiat pluralitas, termasuk dalam menjalankan hobi traveling.
1/ Sri Mulyani Indrawati, 54, Menteri Keuangan RI
Banyak titel tersemat di dada wanita kelahiran 26 Agustus 1962 ini, yaitu The Most Powerful Women versi Forbes di posisi ke-23 (2008) dan ke-37 (2016), Asia’s Finance Minister of The Year versi Emerging Markets (2006), dan Euromoney Finance Minister of The Year oleh majalah Euromoney (2006). Ini berkat kiprahnya di dunia ekonomi nasional dan internasional, ketika ia menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia/ Kepala Bappenas (2004-2005), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI (2008-2009), dan kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan RI sejak tahun 2016 hingga kini. Bahkan, pada periode 2010-2016 ia menjadi orang Indonesia dan wanita pertama yang menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Banyak catatan positif yang ia goreskan pada resume kariernya, misalnya ia berhasil membawa Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6,6% pada tahun 2007, tertinggi sejak krisis finansial di Asia tahun 1997. Selama jabatannya itu juga, cadangan valuta asing negara mencapai nilai tertinggi, sebesar 50 miliar dolar AS dan sukses membuat ekonomi tanah air tumbuh hingga 4,5% di saat banyak negara di dunia mengalami kemunduran pada tahun 2009.
2/ Susi Pudjiastuti, 52, Menteri Kelautan dan Perikanan RI
Susi jelas bukan wanita biasa. Wanita yang hanya lulusan SMP ini sukses menjadi menteri berkinerja baik versi lembaga survei Populi Center (2015) ketika ditunjuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI sejak tahun 2014 lalu. Pasalnya, kebijakan agresifnya melawan nelayan-nelayan yang menangkap ikan secara ilegal, menjadi cara khasnya menunjukkan keseriusan mengemban tugas penting negara. Tak pandang bulu, setidaknya selama masa jabatannya ia sudah mengomandoi peledakan dan penenggelaman 317 pencuri ikan di wilayah perairan Indonesia.
Banyak penghargaan yang ia dapatkan, bahkan ketika ia masih menjadi eksportir hasil perikanan dan pebisnis penerbangan Susi Air. Salah satunya adalah Extraordinary Leadership and Significant Contributions to the Economy dari APEC (2011), 2017 Excellence in National Stewardship dari Peter Benchley Ocean Awards, dan Leaders for a Living Planet Award dari WWF (2016), sebagai penghargaan atas perannya dalam memajukan pembangunan sektor perikanan yang berkelanjutan, pelestarian alam laut, dan pemberantasan pencurian ikan. Dengan prestasi-prestasi tersebut ia pun berhasil menepis segala cemoohan, sekalipun ia punya gaya yang sangat nyentrik dan tato di kakinya.
“Menyamakan saya dengan Kartini tentu jauh dari sama. RA Kartini itu wanita luar biasa yang bisa mendobrak keterbatasan, walau hidup dalam kungkungan,” tuturnya, ketika dianggap sebagai Kartini modern dalam acara pidato kedaulatan di Kementerian Kelautan dan Perikanan, tahun 2015.
3/ Dian Sastrowardoyo, 35, Aktris
Dian Sastro disebut-sebut sebagai ikon kebangkitan film nasional, berkat kepiawaiannya mengolah akting yang berkualitas, bahkan hingga mendapat berbagai penghargaan bergengsi. Salah satunya adalah Aktris Terbaik Festival Film Asia Deauville, Prancis (2001) untuk perannya sebagai Daya di film Pasir Berbisik dan Aktris Terbaik Festival Film Internasional (2002) untuk film AADC. Kendati sudah tersohor, Dian yang memang dikenal cerdas tak lupa untuk mewujudkan impiannya mengemban ilmu setinggi mungkin. Seperti ketika ia kembali mengenyam pendidikan Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, dengan lulus cum laude, setelah sebelumnya mengambil ilmu filsafat di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya di kampus yang sama.
Bahkan, karakter-karakternya tersebut juga membuatnya ditunjuk untuk memerankan Kartini dalam film biopik yang digubah oleh Hanung Bramantyo berjudul serupa. “Sebuah kehormatan bisa memerankan peran yang saya kagumi sejak kecil. Karena memang Kartini memiliki gairah yang kuat untuk belajar. Itu juga menginspirasi saya untuk melakukan hal yang sama,” ujarnya. Dian pun menjadi inspirasi bagi banyak wanita muda untuk berprestasi, layaknya Kartini era kini.
4/ Heni Sri Sundani, 28, Wiraswasta Sosial Khusus TKW
Lahir dari keluarga petani yang mengalami masalah ekonomi membuat Heni harus bekerja sebagai TKW di Hong Kong. Kendati demikian, cita-citanya untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin tak pernah surut. Terbukti, dengan mengumpulkan honor sebagai babysitter, ia berhasil lulus kuliah di Saint Mary’s University di Hong Kong, dengan gelar sarjana di bidang entrepreneurial management. Ia pun menunaikan impiannya sejak kecil untuk menjadi guru bagi anak-anak kampung, sesaat setelah kepulangannya ke Indonesia.
Maka dari itulah, pada tahun 2013 ia menggagas Gerakan Anak Petani Cerdas dan komunitas AgroEdu Jampang yang fokusnya untuk memberikan edukasi bagi anak-anak petani dan memberdayakan masyarakat. Hingga kini, program tersebut sudah tersebar hingga di 40 kabupaten di Pulau Jawa dan Lombok. Kontribusinya terhadap dunia pendidikan dan pemberdayaan masyarakat tersebut telah membuatnya masuk dalam jajaran 30 Anak Muda Paling Berpengaruh di Asia versi majalah Forbes.
“Sama halnya seperti yang dicita-citakan Kartini, saya berharap semua anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak, baik itu anak perempuan ataupun laki-laki. Apalagi wanita adalah guru pertama dalam keluarga, mereka bisa menyejahterakan anak-anaknya dengan pendidikan yang layak,” ujar Heni kepada femina.
5/ Yenny Wahid, 42, Pegiat Pluralitas
Lahir sebagai putri mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid, yang terkenal dengan pandangannya yang mengindahkan nilai-nilai pluralisme, multikulturalisme, toleransi dan cinta damai, Yenny diwarisi pemikiran-pemikiran tersebut pula. Hal itu tampak dari sepak terjangnya di dunia politik dan sosial yang selama ini ia lakukan, yang mana ia selalu mempromosikan kerukunan sosial dan keagamaan di antara masyarakat.
Begitu juga ketika ia menjadi Direktur The Wahid Institute, lembaga sosial dengan pemikiran Islam moderat yang didirikan oleh sang ayah, yang berusaha mengampanyekan pemikiran Islam yang menghargai pluralisme, toleransi, dan demokrasi. Institusi tersebut memberikan program-program pendidikan, advokasi, riset, monitoring isu keagamaan, hingga forum diskusi untuk masyarakat demi terbangunnya kesejahteraan bagi semua umat manusia.
Menurutnya, wanita punya peran yang penting untuk bisa menjadi agen perubahan untuk menyebarkan semangat toleransi dan demokrasi cinta damai. “Kami punya program Koperasi Cinta Damai yang anggotanya adalah ibu-ibu. Mereka adalah agen perdamaian di tingkat akar rumput. Wanita punya kecenderungan untuk lebih mengutamakan kepentingan keluarga, sehingga mereka akan berjuang untuk memastikan bahwa keluarga mereka sejahtera. Salah satunya adalah dengan bersikap toleransi, menghargai demokrasi dan cinta damai,” ujarnya.
6/ Lisa Virgiano, 35, Pegiat Bahan Pangan Lokal
Awalnya ia hanya menyebut dirinya sebagai penggemar kuliner tanah air. Namun, kegemarannya tersebut justru mencetuskannya cita-cita untuk melestarikan makanan khas Indonesia agar tidak tergeser oleh makanan-makanan modern, melalui komunitas Azanaya yang berfungsi sebagai wadah untuk mempromosikan budaya makanan tanah air berdasarkan keaslian bahan baku, cita rasa, dan nilai lokal. Melalui kegiatan yang diadakan Azanaya pula, mereka bisa mengenalkan makanan Nusantara ke ranah internasional.
Kecintaannya pada kuliner tanah air juga mengilhaminya untuk memberdayakan petani dan nelayan daerah sebagai produsen bahan makanan. Lisa pun berperan sebagai jembatan antara para penyedia bahan makanan ini dengan para konsumen sekaligus memberikan edukasi kepada mereka. Menurutnya, wanita punya peran penting dalam tujuannya memberdayakan para petani dan nelayan ini. “Peran wanita adalah jantung utama layaknya dapur dalam sebuah keluarga. Mulai dari menanam produk pangan sampai mengolah makanan, wanita Indonesia menguasainya. Jadi, jika ingin menggerakkan sesuatu, utuslah wanita untuk bergerak. Pasti langsung jalan,” ujarnya, bangga sebagai wanita.
7/ Dian Pelangi, 26, Perancang Busana
Bisa dikatakan, Dian Pelangi adalah trendsetter mode hijab modern di Indonesia. Gaya busana muslimnya yang kekinian selalu jadi inspirasi wanita-wanita muda di tanah air maupun dunia internasional. Bagaimana tidak, perancang mode kelahiran Palembang, 14 Januari 1991, ini selain mengawali kariernya sebagai fashion blogger dan mendirikan Hijabers Community, juga berkesempatan memamerkan rancangan busana muslimnya ke panggung dunia. Ia menjadi perancang busana muslim pertama di dunia yang menampilkan koleksi musim gugurnya di London Fashion Week pada tahun 2016, berlenggak-lenggok di New York Couture Fashion Week pada tahun 2015, dan Asia Islamic Fashion Week di Malaysia tahun lalu.
Dengan prestasi internasional yang ia dapatkan dalam waktu relatif singkat, tak heran jika namanya masuk dalam jajaran 500 Tokoh Mode Paling Berpengaruh di Dunia versi majalah Business of Fashion. Dian pun disebut-sebut sebagai salah satu perancang mode berpengaruh tanah air, yang juga berperan menjadikan Indonesia sebagai pusat mode hijab dunia pada tahun 2020.
8/ Firliana Purwanti, 39, Aktivis Gender
Ketika banyak wanita menutup telinga mendengar kata orgasme atau seks karena masih menganggapnya tabu, Firli justru memperbincangkannya dengan lantang dan keras. Dalam bukunya yang berjudul The ‘O’ Project (2010), ia secara gamblang membahas tentang pengalaman orgasme 16 wanita Indonesia dan hak atas tubuh wanita serta lapisan sosial yang mengekang wanita untuk meraih orgasme.
“Ketika seorang wanita bisa menyuarakan haknya di ruang intim, maka ia memiliki kekuatan yang sama untuk menyuarakan haknya di ruang kehidupan lain,” ujar Firli, yang menuturkan bahwa wanita yang mengalami orgasme adalah wanita yang berdaya. Ini bentuk lain dari emansipasi dan kesetaraan gender.
Kegamblangannya membahas tema yang masih dianggap tabu oleh masyarakat, justru membuatnya jadi pusat perhatian oleh media asing, seperti New York Times, Reuters and Thompson, dan Sydney Morning Herald, yang menjulukinya ‘Orgasm Lady from Indonesia’. Melalui bukunya yang sudah tercetak 5.000 eksemplar dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris, makin banyak pula wanita yang tersadar bahwa mereka punya hak dan berani untuk mengatakan bagian seks seperti apa yang mereka inginkan, serta kapan hubungan intim tersebut itu ingin dilakukan. “Tubuh Anda, kepuasan seksual Anda, adalah kebebasan Anda,” tambahnya.
9/ Liliyana Natsir, 31, Pebulu Tangkis
Ayunan smash mematikan dari raket milik Liliyana Natsir sebagai pebulu tangkis untuk kategori ganda campuran ini telah memberikannya 8 medali emas, 3 perak, dan 1 perunggu, di ajang SEA Games, Asian Games, kejuaraan dunia lain, hingga olimpiade. Bahkan, keberhasilannya menyabet emas pada ajang Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, ia persembahkan sebagai hadiah untuk Hari Kemerdekaan Indonesia, yang saat itu kemenangannya bertepatan pada tanggal 17 Agustus 2016. Tak hanya itu, ia pun menjadi atlet putri kedua dari Indonesia yang berhasil memenangkan piala emas olimpiade, setelah sebelumnya digaet oleh Susy Susanti untuk cabang olahraga bulu tangkis nomor tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992.
Dengan berbagai prestasi yang telah ia torehkan tersebut, wanita yang akrab dipanggil Butet ini pun berada di peringkat 3 ganda campuran terbaik bersama dengan Tontowi Ahmad menurut peringkat Badminton World Federation (BWF). Kendati ia sudah memutuskan akan pensiun pada tahun 2018 nanti, ia berharap atlet-atlet putri baru di cabang olahraga bulu tangkis akan makin membaik kualitasnya dan dapat mendulang emas lebih banyak dari yang dia pernah dapatkan.
10/ Chelsea Islan, 21, Aktris
Dalam waktu yang relatif singkat, hanya empat tahun masa kariernya, Chelsea bertransformasi menjadi aktris populer dengan kemampuan akting di atas rata-rata. Namanya selalu masuk dalam daftar permintaan para sutradara kala mereka sedang membuat proyek film besar yang membutuhkan seorang aktris muda berbakat. Lihat saja aktingnya di Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar, Di Balik 98, Rudy Habibie, hingga sitkom Tetangga Masa Gitu? Bahkan, ia sudah empat kali memenangkan ajang penghargaan film bergengsi untuk kemampuan beraktingnya tersebut, seperti Actress of The Year di Indonesian Choice Awards (2016), Pemeran Utama Wanita Terpuji di Festival Film Bandung (2016), hingga Pemeran Utama Wanita Terbaik di Indonesian Box Office Movie Awards (2017).
Namun, di balik kecintaannya pada dunia seni peran, ternyata Chelsea punya cita-cita yang mungkin tak terpikirkan oleh wanita-wanita muda sebayanya. “Saya ingin menjadi menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, karena saya lelah dengan kondisi saat ini yang masih memojokkan wanita. Saya ingin memperbaiki sistem hukum yang berlaku di tanah air,” cetus Chelsea, yang juga bermimpi ingin memiliki yayasan pendidikan khusus untuk wanita, agar kaum hawa tidak menjadi objek untuk dibodohi. Dengan visi misinya yang melewati batas usia, tak heran jika Chelsea menjadi inspirasi banyak wanita muda untuk bermimpi besar dan mewujudkannya.
11/ Trinity, 44, Travel Blogger
Tak berlebihan rasanya menyebut wanita bergaya tomboi ini sebagai pionir tren blogging khusus perjalanan yang kini kian marak di tanah air, karena Trinity adalah travel blogger pertama di Indonesia. Dengan banyaknya orang yang menyukai tulisannya di blog, permintaan untuk membukukan kumpulan cerita tersebut pun tak terbendung, hingga akhirnya lahirlah 13 rangkaian buku yang semuanya menceritakan tentang pengalamannya traveling keliling dunia dan Indonesia, yang dikemas dalam penuturan yang informatif, tapi tetap mengocok perut. Salah satu yang paling terkenal dan menjadi national best seller adalah The Naked Traveler, yang kini juga tersedia dalam versi bahasa Inggris dan belakangan diadopsi dalam bentuk film, Trinity: The Nekad Traveler, yang diperankan oleh Maudy Ayunda.
Tak hanya sekadar jalan-jalan dan menulis dalam bentuk buku atau blog, pengalaman wanita bernama lengkap Perucha Hutagaol ini ternyata juga telah membantu mempromosikan wisata dan budaya dalam negeri sehingga ia menerima banyak penobatan, seperti Indonesia Leading Travel Writer di ajang Indonesia Travel & Tourism Awards 2010 dan Heroine for Indonesia Tourism (2011) oleh koran Jakarta Post. Keberaniannya menjelajahi 79 negara dan hampir semua provinsi di Indonesia ini menginspirasi banyak wanita untuk berani meninggalkan zona nyaman dan mengejar impian mereka membuka cakrawala terhadap indahnya bagian dunia yang lain. (f)
Baca juga:
Simak 15 Pesan Sri Mulyani Untuk Generasi Muda
Terkait Peristiwa Kartini Kendeng, Dian Sastrowardoyo Klarifikasi Kesetaraan Gender
Bunga Citra Lestari, Tara Basro, dan Chelsea Islan Menghidupkan 3 Srikandi
1/ Sri Mulyani Indrawati, 54, Menteri Keuangan RI
Banyak titel tersemat di dada wanita kelahiran 26 Agustus 1962 ini, yaitu The Most Powerful Women versi Forbes di posisi ke-23 (2008) dan ke-37 (2016), Asia’s Finance Minister of The Year versi Emerging Markets (2006), dan Euromoney Finance Minister of The Year oleh majalah Euromoney (2006). Ini berkat kiprahnya di dunia ekonomi nasional dan internasional, ketika ia menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia/ Kepala Bappenas (2004-2005), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI (2008-2009), dan kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan RI sejak tahun 2016 hingga kini. Bahkan, pada periode 2010-2016 ia menjadi orang Indonesia dan wanita pertama yang menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Banyak catatan positif yang ia goreskan pada resume kariernya, misalnya ia berhasil membawa Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6,6% pada tahun 2007, tertinggi sejak krisis finansial di Asia tahun 1997. Selama jabatannya itu juga, cadangan valuta asing negara mencapai nilai tertinggi, sebesar 50 miliar dolar AS dan sukses membuat ekonomi tanah air tumbuh hingga 4,5% di saat banyak negara di dunia mengalami kemunduran pada tahun 2009.
2/ Susi Pudjiastuti, 52, Menteri Kelautan dan Perikanan RI
Susi jelas bukan wanita biasa. Wanita yang hanya lulusan SMP ini sukses menjadi menteri berkinerja baik versi lembaga survei Populi Center (2015) ketika ditunjuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI sejak tahun 2014 lalu. Pasalnya, kebijakan agresifnya melawan nelayan-nelayan yang menangkap ikan secara ilegal, menjadi cara khasnya menunjukkan keseriusan mengemban tugas penting negara. Tak pandang bulu, setidaknya selama masa jabatannya ia sudah mengomandoi peledakan dan penenggelaman 317 pencuri ikan di wilayah perairan Indonesia.
Banyak penghargaan yang ia dapatkan, bahkan ketika ia masih menjadi eksportir hasil perikanan dan pebisnis penerbangan Susi Air. Salah satunya adalah Extraordinary Leadership and Significant Contributions to the Economy dari APEC (2011), 2017 Excellence in National Stewardship dari Peter Benchley Ocean Awards, dan Leaders for a Living Planet Award dari WWF (2016), sebagai penghargaan atas perannya dalam memajukan pembangunan sektor perikanan yang berkelanjutan, pelestarian alam laut, dan pemberantasan pencurian ikan. Dengan prestasi-prestasi tersebut ia pun berhasil menepis segala cemoohan, sekalipun ia punya gaya yang sangat nyentrik dan tato di kakinya.
“Menyamakan saya dengan Kartini tentu jauh dari sama. RA Kartini itu wanita luar biasa yang bisa mendobrak keterbatasan, walau hidup dalam kungkungan,” tuturnya, ketika dianggap sebagai Kartini modern dalam acara pidato kedaulatan di Kementerian Kelautan dan Perikanan, tahun 2015.
3/ Dian Sastrowardoyo, 35, Aktris
Dian Sastro disebut-sebut sebagai ikon kebangkitan film nasional, berkat kepiawaiannya mengolah akting yang berkualitas, bahkan hingga mendapat berbagai penghargaan bergengsi. Salah satunya adalah Aktris Terbaik Festival Film Asia Deauville, Prancis (2001) untuk perannya sebagai Daya di film Pasir Berbisik dan Aktris Terbaik Festival Film Internasional (2002) untuk film AADC. Kendati sudah tersohor, Dian yang memang dikenal cerdas tak lupa untuk mewujudkan impiannya mengemban ilmu setinggi mungkin. Seperti ketika ia kembali mengenyam pendidikan Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, dengan lulus cum laude, setelah sebelumnya mengambil ilmu filsafat di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya di kampus yang sama.
Bahkan, karakter-karakternya tersebut juga membuatnya ditunjuk untuk memerankan Kartini dalam film biopik yang digubah oleh Hanung Bramantyo berjudul serupa. “Sebuah kehormatan bisa memerankan peran yang saya kagumi sejak kecil. Karena memang Kartini memiliki gairah yang kuat untuk belajar. Itu juga menginspirasi saya untuk melakukan hal yang sama,” ujarnya. Dian pun menjadi inspirasi bagi banyak wanita muda untuk berprestasi, layaknya Kartini era kini.
4/ Heni Sri Sundani, 28, Wiraswasta Sosial Khusus TKW
Lahir dari keluarga petani yang mengalami masalah ekonomi membuat Heni harus bekerja sebagai TKW di Hong Kong. Kendati demikian, cita-citanya untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin tak pernah surut. Terbukti, dengan mengumpulkan honor sebagai babysitter, ia berhasil lulus kuliah di Saint Mary’s University di Hong Kong, dengan gelar sarjana di bidang entrepreneurial management. Ia pun menunaikan impiannya sejak kecil untuk menjadi guru bagi anak-anak kampung, sesaat setelah kepulangannya ke Indonesia.
Maka dari itulah, pada tahun 2013 ia menggagas Gerakan Anak Petani Cerdas dan komunitas AgroEdu Jampang yang fokusnya untuk memberikan edukasi bagi anak-anak petani dan memberdayakan masyarakat. Hingga kini, program tersebut sudah tersebar hingga di 40 kabupaten di Pulau Jawa dan Lombok. Kontribusinya terhadap dunia pendidikan dan pemberdayaan masyarakat tersebut telah membuatnya masuk dalam jajaran 30 Anak Muda Paling Berpengaruh di Asia versi majalah Forbes.
“Sama halnya seperti yang dicita-citakan Kartini, saya berharap semua anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak, baik itu anak perempuan ataupun laki-laki. Apalagi wanita adalah guru pertama dalam keluarga, mereka bisa menyejahterakan anak-anaknya dengan pendidikan yang layak,” ujar Heni kepada femina.
5/ Yenny Wahid, 42, Pegiat Pluralitas
Lahir sebagai putri mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid, yang terkenal dengan pandangannya yang mengindahkan nilai-nilai pluralisme, multikulturalisme, toleransi dan cinta damai, Yenny diwarisi pemikiran-pemikiran tersebut pula. Hal itu tampak dari sepak terjangnya di dunia politik dan sosial yang selama ini ia lakukan, yang mana ia selalu mempromosikan kerukunan sosial dan keagamaan di antara masyarakat.
Begitu juga ketika ia menjadi Direktur The Wahid Institute, lembaga sosial dengan pemikiran Islam moderat yang didirikan oleh sang ayah, yang berusaha mengampanyekan pemikiran Islam yang menghargai pluralisme, toleransi, dan demokrasi. Institusi tersebut memberikan program-program pendidikan, advokasi, riset, monitoring isu keagamaan, hingga forum diskusi untuk masyarakat demi terbangunnya kesejahteraan bagi semua umat manusia.
Menurutnya, wanita punya peran yang penting untuk bisa menjadi agen perubahan untuk menyebarkan semangat toleransi dan demokrasi cinta damai. “Kami punya program Koperasi Cinta Damai yang anggotanya adalah ibu-ibu. Mereka adalah agen perdamaian di tingkat akar rumput. Wanita punya kecenderungan untuk lebih mengutamakan kepentingan keluarga, sehingga mereka akan berjuang untuk memastikan bahwa keluarga mereka sejahtera. Salah satunya adalah dengan bersikap toleransi, menghargai demokrasi dan cinta damai,” ujarnya.
6/ Lisa Virgiano, 35, Pegiat Bahan Pangan Lokal
Awalnya ia hanya menyebut dirinya sebagai penggemar kuliner tanah air. Namun, kegemarannya tersebut justru mencetuskannya cita-cita untuk melestarikan makanan khas Indonesia agar tidak tergeser oleh makanan-makanan modern, melalui komunitas Azanaya yang berfungsi sebagai wadah untuk mempromosikan budaya makanan tanah air berdasarkan keaslian bahan baku, cita rasa, dan nilai lokal. Melalui kegiatan yang diadakan Azanaya pula, mereka bisa mengenalkan makanan Nusantara ke ranah internasional.
Kecintaannya pada kuliner tanah air juga mengilhaminya untuk memberdayakan petani dan nelayan daerah sebagai produsen bahan makanan. Lisa pun berperan sebagai jembatan antara para penyedia bahan makanan ini dengan para konsumen sekaligus memberikan edukasi kepada mereka. Menurutnya, wanita punya peran penting dalam tujuannya memberdayakan para petani dan nelayan ini. “Peran wanita adalah jantung utama layaknya dapur dalam sebuah keluarga. Mulai dari menanam produk pangan sampai mengolah makanan, wanita Indonesia menguasainya. Jadi, jika ingin menggerakkan sesuatu, utuslah wanita untuk bergerak. Pasti langsung jalan,” ujarnya, bangga sebagai wanita.
7/ Dian Pelangi, 26, Perancang Busana
Bisa dikatakan, Dian Pelangi adalah trendsetter mode hijab modern di Indonesia. Gaya busana muslimnya yang kekinian selalu jadi inspirasi wanita-wanita muda di tanah air maupun dunia internasional. Bagaimana tidak, perancang mode kelahiran Palembang, 14 Januari 1991, ini selain mengawali kariernya sebagai fashion blogger dan mendirikan Hijabers Community, juga berkesempatan memamerkan rancangan busana muslimnya ke panggung dunia. Ia menjadi perancang busana muslim pertama di dunia yang menampilkan koleksi musim gugurnya di London Fashion Week pada tahun 2016, berlenggak-lenggok di New York Couture Fashion Week pada tahun 2015, dan Asia Islamic Fashion Week di Malaysia tahun lalu.
Dengan prestasi internasional yang ia dapatkan dalam waktu relatif singkat, tak heran jika namanya masuk dalam jajaran 500 Tokoh Mode Paling Berpengaruh di Dunia versi majalah Business of Fashion. Dian pun disebut-sebut sebagai salah satu perancang mode berpengaruh tanah air, yang juga berperan menjadikan Indonesia sebagai pusat mode hijab dunia pada tahun 2020.
8/ Firliana Purwanti, 39, Aktivis Gender
Ketika banyak wanita menutup telinga mendengar kata orgasme atau seks karena masih menganggapnya tabu, Firli justru memperbincangkannya dengan lantang dan keras. Dalam bukunya yang berjudul The ‘O’ Project (2010), ia secara gamblang membahas tentang pengalaman orgasme 16 wanita Indonesia dan hak atas tubuh wanita serta lapisan sosial yang mengekang wanita untuk meraih orgasme.
“Ketika seorang wanita bisa menyuarakan haknya di ruang intim, maka ia memiliki kekuatan yang sama untuk menyuarakan haknya di ruang kehidupan lain,” ujar Firli, yang menuturkan bahwa wanita yang mengalami orgasme adalah wanita yang berdaya. Ini bentuk lain dari emansipasi dan kesetaraan gender.
Kegamblangannya membahas tema yang masih dianggap tabu oleh masyarakat, justru membuatnya jadi pusat perhatian oleh media asing, seperti New York Times, Reuters and Thompson, dan Sydney Morning Herald, yang menjulukinya ‘Orgasm Lady from Indonesia’. Melalui bukunya yang sudah tercetak 5.000 eksemplar dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris, makin banyak pula wanita yang tersadar bahwa mereka punya hak dan berani untuk mengatakan bagian seks seperti apa yang mereka inginkan, serta kapan hubungan intim tersebut itu ingin dilakukan. “Tubuh Anda, kepuasan seksual Anda, adalah kebebasan Anda,” tambahnya.
9/ Liliyana Natsir, 31, Pebulu Tangkis
Ayunan smash mematikan dari raket milik Liliyana Natsir sebagai pebulu tangkis untuk kategori ganda campuran ini telah memberikannya 8 medali emas, 3 perak, dan 1 perunggu, di ajang SEA Games, Asian Games, kejuaraan dunia lain, hingga olimpiade. Bahkan, keberhasilannya menyabet emas pada ajang Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, ia persembahkan sebagai hadiah untuk Hari Kemerdekaan Indonesia, yang saat itu kemenangannya bertepatan pada tanggal 17 Agustus 2016. Tak hanya itu, ia pun menjadi atlet putri kedua dari Indonesia yang berhasil memenangkan piala emas olimpiade, setelah sebelumnya digaet oleh Susy Susanti untuk cabang olahraga bulu tangkis nomor tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992.
Dengan berbagai prestasi yang telah ia torehkan tersebut, wanita yang akrab dipanggil Butet ini pun berada di peringkat 3 ganda campuran terbaik bersama dengan Tontowi Ahmad menurut peringkat Badminton World Federation (BWF). Kendati ia sudah memutuskan akan pensiun pada tahun 2018 nanti, ia berharap atlet-atlet putri baru di cabang olahraga bulu tangkis akan makin membaik kualitasnya dan dapat mendulang emas lebih banyak dari yang dia pernah dapatkan.
10/ Chelsea Islan, 21, Aktris
Dalam waktu yang relatif singkat, hanya empat tahun masa kariernya, Chelsea bertransformasi menjadi aktris populer dengan kemampuan akting di atas rata-rata. Namanya selalu masuk dalam daftar permintaan para sutradara kala mereka sedang membuat proyek film besar yang membutuhkan seorang aktris muda berbakat. Lihat saja aktingnya di Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar, Di Balik 98, Rudy Habibie, hingga sitkom Tetangga Masa Gitu? Bahkan, ia sudah empat kali memenangkan ajang penghargaan film bergengsi untuk kemampuan beraktingnya tersebut, seperti Actress of The Year di Indonesian Choice Awards (2016), Pemeran Utama Wanita Terpuji di Festival Film Bandung (2016), hingga Pemeran Utama Wanita Terbaik di Indonesian Box Office Movie Awards (2017).
Namun, di balik kecintaannya pada dunia seni peran, ternyata Chelsea punya cita-cita yang mungkin tak terpikirkan oleh wanita-wanita muda sebayanya. “Saya ingin menjadi menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, karena saya lelah dengan kondisi saat ini yang masih memojokkan wanita. Saya ingin memperbaiki sistem hukum yang berlaku di tanah air,” cetus Chelsea, yang juga bermimpi ingin memiliki yayasan pendidikan khusus untuk wanita, agar kaum hawa tidak menjadi objek untuk dibodohi. Dengan visi misinya yang melewati batas usia, tak heran jika Chelsea menjadi inspirasi banyak wanita muda untuk bermimpi besar dan mewujudkannya.
11/ Trinity, 44, Travel Blogger
Tak berlebihan rasanya menyebut wanita bergaya tomboi ini sebagai pionir tren blogging khusus perjalanan yang kini kian marak di tanah air, karena Trinity adalah travel blogger pertama di Indonesia. Dengan banyaknya orang yang menyukai tulisannya di blog, permintaan untuk membukukan kumpulan cerita tersebut pun tak terbendung, hingga akhirnya lahirlah 13 rangkaian buku yang semuanya menceritakan tentang pengalamannya traveling keliling dunia dan Indonesia, yang dikemas dalam penuturan yang informatif, tapi tetap mengocok perut. Salah satu yang paling terkenal dan menjadi national best seller adalah The Naked Traveler, yang kini juga tersedia dalam versi bahasa Inggris dan belakangan diadopsi dalam bentuk film, Trinity: The Nekad Traveler, yang diperankan oleh Maudy Ayunda.
Tak hanya sekadar jalan-jalan dan menulis dalam bentuk buku atau blog, pengalaman wanita bernama lengkap Perucha Hutagaol ini ternyata juga telah membantu mempromosikan wisata dan budaya dalam negeri sehingga ia menerima banyak penobatan, seperti Indonesia Leading Travel Writer di ajang Indonesia Travel & Tourism Awards 2010 dan Heroine for Indonesia Tourism (2011) oleh koran Jakarta Post. Keberaniannya menjelajahi 79 negara dan hampir semua provinsi di Indonesia ini menginspirasi banyak wanita untuk berani meninggalkan zona nyaman dan mengejar impian mereka membuka cakrawala terhadap indahnya bagian dunia yang lain. (f)
Baca juga:
Simak 15 Pesan Sri Mulyani Untuk Generasi Muda
Terkait Peristiwa Kartini Kendeng, Dian Sastrowardoyo Klarifikasi Kesetaraan Gender
Bunga Citra Lestari, Tara Basro, dan Chelsea Islan Menghidupkan 3 Srikandi
Topic
#Kartini, #wanitahebat