Travel
Belajar Menenun di Kampung Hula, Alor

27 Sep 2016


Foto: Jane Djuarahadi
 
Awal Agustus lalu, Community Development Manager femina, Dewi Assa’ad, berkesempatan menghadiri Alor Expo 2016. Selama 4 hari, femina menikmati keindahan alam dan kekayaan budaya dari pulau yang terletak di ujung timur Kepulauan Nusa Tenggara itu. Salah satu pesona tersebut ada di Kampung Hula. 

Bagi saya, Alor dan kain tenun adalah dua hal yang sulit terpisahkan. Makanya, sejak awal saya sudah bertekad tidak akan meninggalkan Alor, jika belum mengunjungi Kampung Hula, desa yang terkenal sebagai tempat pembuatan kain tenun.  Kain tenun Alor terkenal dengan pewarna alam dan motif fauna seperti kura-kura dan ikan. Terdapat lebih dari 201 bahan pewarna alam yang digunakan dalam pembuatan kain tenun Alor. Misalnya, teripang bintik untuk menghasilkan warna pink, kulit kayu gala-gala untuk menghasilkan warna oranye, serta kulit mangga hutan untuk menghasilkan warna merah. 

Foto: Jane Djuarahadi

Pada saat mengunjungi Kampung Hula, saya bertemu 5 orang ibu yang tengah tekun bekerja. Mulai dari memisahkan gumpalan kapas, memintal benang, mencampur warna, hingga menenun. Seorang ibu kemudian mengajak saya untuk ikut memintal benang dari kapas, yang awalnya terlihat mudah. Ternyata, meski sudah dibantu, saya tetap kesulitan melakukannya. 

Ujung-ujungnya, saya memilih untuk langsung membeli satu lembar kain tenun Alor yang sudah jadi saja. Harga kain tenun beragam, tergantung pada tingkat kesulitan dan teknik pewarnaannya. Untuk 1 lembar kain tenun dengan benang kapas dan pewarna alami, harganya mulai Rp250.000. Melihat langsung proses pembuatan selembar kain tenun yang sulit, saya jadi merasa harga tersebut sebanding. (f) 

Dewi Assa'ad

Baca Juga:


Topic

#travelingindonesia

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?