Sex & Relationship
Diteror Mantan Kekasih? Lakukan 8 Langkah Ini!

24 Feb 2017


Foto: Pixabay
 
Menurut Diana Tarigan, psikolog dari RS Pluit, selain memiliki kepercayaan diri yang rendah, seorang stalker (pelaku stalking) dipastikan memiliki taraf empati yang rendah kepada orang lain atau bahkan ia telah kehilangan rasa empati itu sama sekali. Hubungan yang mereka jalani cenderung didasarkan atas keinginan untuk menguasai orang lain. Hal ini kemungkinan besar berkaitan dengan masa lalunya sendiri, yaitu tidak mendapatkan kasih sayang yang baik dari orang-orang terdekatnya (keluarga).

Ia berpotensi besar melakukan aktivitas antisosial, karena memiliki sistem saraf otonomik yang hiper-reaktif. Kejahatan atau eksploitasi terhadap orang lain dianggapnya sebagai aktivitas yang sangat menarik. Obsesi adalah dasar dari perilaku stalking, yaitu sang pelaku akan melakukan observasi dan juga melakukan kontak dengan korbannya, untuk memenuhi keinginannya agar memiliki kedekatan dengan korban.

Rasa takut atau penderitaan yang diperlihatkan oleh korban menjadi reward yang menarik. Jika korban makin terlihat takut, ia justru akan makin merasa senang dan berhasil. Karenanya, jika Anda menjadi korban stalking, jangan pernah perlihatkan rasa takut Anda.

Sebaliknya, tetaplah melakukan aktivitas seperti biasa seolah-olah Anda sama sekali tidak merasa terganggu oleh tindakannya. Untuk mengalihkan pikiran Anda dari teror itu, Anda bisa menyibukkan diri dengan mengikuti berbagai macam kegiatan baru yang sesuai dengan minat Anda.

Namun, upaya penghentian teror juga perlu segera dilakukan. Karena, jika dibiarkan muncul berkepanjangan, teror tersebut selain mengganggu kenyamanan juga bisa membahayakan psikis Anda. Perasaan takut dan cemas yang berlarut-larut bisa membuat seseorang menjadi tertekan. Belum lagi jika teror itu juga berupa makian atau penghinaan. Hal ini tentu bisa berpengaruh pada kepercayaan diri seseorang.
 
Jangan tinggal diam, lakukan 8 langkah ini:
1. Batasi informasi tentang diri Anda, khususnya identitas pribadi.
2. Beri tahu orang terdekat di lingkungan Anda (RT/RW) tentang teror yang Anda alami, sehingga semua orang bisa ikut waspada akan keselamatan Anda.
3. Segera laporkan kepada pihak berwajib.
4. Buat catatan tentang teror yang Anda terima, dilengkapi waktu dan lokasi ketika Anda menerima teror tersebut.
5. Simpan bukti-bukti teror: SMS, telepon, surel, atau barang-barang lain.
6. Waspada terhadap barang atau paket yang Anda terima.
7. Buat kegiatan Anda lebih bervariasi. Misalnya, melalui rute lain saat pergi atau pulang dari kantor.
8. Buanglah sampah rumah tangga di tempat yang sulit diketahui orang lain. Beberapa pelaku stalking kerap menggunakan sampah rumah tangga korban dengan meletakkan barang untuk menakut-nakuti dan mengancam. (f)

Baca juga:
Trauma Akibat Kebakaran Rumah
Emosi Masih Labil di Usia Matang? Pelajari Emotional Healing!
Saat Ragu Pada Diri Sendiri
Merasa Asing di Tengah Keluarga Sendiri


Ikrima Nurfikria


Topic

#MasalahHubungan

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?