Foto: dok. Suara Hati
Erasmus Huis bekerjasama dengan Nova Eliza, pendiri Gerakan Suara Hati, menggelar acara ‘Stop Violence with Art’, mulai 12 Mei lalu. Acara yang menjadi bagian dari rangkaian roadshow kampanye ‘Suara Hati’ yang telah berjalan sejak akhir tahun lalu ini, berlanjut menghampiri 3 kota besar Indonesia, yakni Bali, Yogyakarta, Makassar, dan kini di Jakarta.
Bertempat di ruang pameran Erasmus Huis Hall, Kedutaan Besar Belanda, rangkaian acara berupa talkshow, seni pertunjukan, dan pameran foto, bertujuan untuk mendukung perbaikan kualitas hidup dan peran wanita, serta peningkatan kesadaran untuk lebih melindungi wanita dari setiap tindak kekerasan. Faktanya, tingkat kekerasan terhadap wanita masih tinggi, tak hanya terjadi di daerah saja, namun juga di perkotaan. Berdasarkan data Komnas Perempuan tahun 2014, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan tahun 2014 adalah sebesar 293.220 kasus.
Dalam sesi talkshow, membahas tentang kekerasan terhadap wanita dan memberikan edukasi kepada masyarakat akan dampak dari kekerasan dan cara penanggulangan kekerasan. Diskusi tersebut turut menghadirkan narasumber yang kompeten untuk membahas isu seputar tindak kekerasan terhadap wanita, yang seakan tidak pernah habis, bahkan timbul kembali baru-baru ini dengan adanya kasus pemerkosaan terhadap remaja Bengkulu YY yang membuat miris ini. Para pembicara tersebut, antara lain, Duta Besar Kerajaan Belanda di Jakarta, Rob Swartbol; Prof. Dr. Venetia R. Danes, Deputi Perlindungan Hak Perempuan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan; aktris Titi Rajo Bintang, Yuniyanti Chuzaifah, Wakil Ketua Komnas Perempuan; psikolog Liza M. Djaprie, dan Sarah Spronk, ahli gender dan hak wanita.
Pertunjukan seni menampilkan musik etnik, tarian, dan seni bertutur persembahan Alunada, Rumoh Budaya serta pameran foto yang menampilkan ekspresi wajah dari 60 tokoh wanita Indonesia. (f)