Money
Begini Cara Menghitung Dana Pensiun Kita

29 Aug 2016


Foto: Stocksnap.io

Masa pensiun sudah seharusnya kita nikmati. Mengisinya dengan melakukan hobi dan hal-hal yang saat ini sulit kita jalani karena keterbatasan waktu. Perencanaan keuangan yang tepat akan membantu kita mewujudkan masa pensiun yang ideal.

Ada dua cara pendekatan yang bisa dilakukan untuk menghitung dana pensiun. Pendekatan pertama adalah dengan perhitungan pengeluaran kita per bulan saat ini. “Biasanya pengeluaran saat pensiun nanti lebih kecil karena kita tidak lagi menanggung biaya seperti dana pendidikan anak atau cicilan rumah,” jelas  Farah Dini Novita, BA (Hons), CFP®, Associate Advisor Janus Financial..

Namun, di sisi lain ada biaya yang akan membengkak, yaitu biaya kesehatan. “Tidak seperti asuransi jiwa yang preminya sama setiap tahun, premi asuransi kesehatan akan bertambah mahal seiring dengan pertambahan usia seseorang,” lanjut Farah.

Pendekatan kedua adalah menghitung dana pensiun berdasarkan besar pendapatan kita per bulan saat ini. Biasanya perhitungan ini untuk mempertahankan gaya hidup tetap nyaman saat pensiun nanti walaupun tentu jumlahnya lebih besar ketimbang pendekatan pengeluaran.

“Jika saat ini kita berusia 30 tahun dengan pendapatan Rp10 juta per bulan, di usia 55 tahun dengan menghitung inflasi 10 persen per tahun, pendapatan Anda akan senilai Rp100 juta per bulan dengan gaya hidup yang sama. Maksudnya, jika sekarang ngopi di gerai kopi favorit seminggu sekali, begitu juga di usia 55 tahun nanti,” jelas Indra.
           
Baca: Alasan Kita Perlu Menyiapkan Dana Pensiun

Sesuai dengan ilustrasi di atas berarti kita akan membutuhkan dana pensiun sebesar Rp1,3 milyar per tahun. Jika kita mempersiapkan dana pensiun hingga usia 75 tahun berarti dana pensiun yang kita butuhkan seluruhnya berjumlah Rp26 milyar. Jumlah ini didapat dari Rp1,3 milyar dikalikan 20 tahun. Jika kita menyiapkan dari sekarang berarti kita masih memiliki rentang waktu 25 tahun untuk menyiapkannya. Indra mengatakan, untuk investasi jangka 25 tahun maka masih aman bila kita menginvestasikan dana di saham dengan ekspektasi return hingga 25 persen. Berarti setiap bulan kita harus menyisihkan Rp2,2 juta.

Menurut Farah, kita perlu melakukan review berkala terhadap persiapan dana pensiun. “Misalnya kita mendapat pekerjaan baru dengan gaji lebih tinggi Rp10 juta. Jika perubahan gaya hidup tidak terlalu signifikan kita bisa tetap meneruskan perhitungan dana pensiun yang sudah dijalani, tapi jika ingin menyesuaikan dengan gaya hidup sekarang, maka perhitungannya harus ditambah,” jelas Farah.

Tidak bisa dipungkiri semakin lama kita memulai persiapan dana pensiun, maka semakin kecil jumlah yang harus kita sisihkan. Sesuai simulasi di atas coba bandingkan bila kita baru mulai mempersiapkan dana pensiun di usia 40 tahun. Dengan sama-sama menggunakan instrumen investasi saham dengan ekspektasi return 25 persen kita harus menyisihkan Rp5,4 juta per bulan.

Faktanya semakin mendekati masa pensiun, alternatif pilihan investasi pun semakin sempit. Pasalnya tujuan investasi bukan lagi semata-mata untuk mendapatkan return tinggi, tapi juga keamanan dan keberhasilan dari investasi tersebut.

Menurut Farah jika jangka waktu untuk berinvestasi kurang dari lima tahun pilihan investasi yang aman menjadi prioritas, yaitu deposito yang memberi return hingga 6 persen atau obligasi dengan return 8 persen. “Jangan lupa pula bahwa hasil deposito dan obligasi dikenakan pajak. Pajak untuk deposito 20 persen dan pajak untuk obligasi 15 persen. Sementara itu hasil investasi reksa dana dan saham tidak dikenakan pajak,” jelas Farah. Karenanya memulai sedini mungkin adalah strategi terbaik dalam menyiapkan dana pensiun.

Lalu, bagaimana bila kita sudah telanjur telat untuk memulai mempersiapkan dana pensiun? Menurut Indra ada dua alternatif yang bisa dilakukan. Alternatif pertama adalah menunda pensiun dengan kata lain memperpanjang masa kerja kita. Alternatif kedua dengan mengurangi biaya hidup setelah kita pensiun. (f)


Baca juga: 
Rumus Uang Pensiun Untuk Usaha



Cesy Yulia


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?