Trending Topic
Pelayanan Puskesmas Belum Membaik?

1 Dec 2015


Konsep puskesmas mulai diterapkan di Indonesia  sejak tahun 1969. Pemerintah saat itu mencita-citakan pelayanan kesehatan menyeluruh (komprehensif) yang meliputi pelayanan: pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Puskesmas tak hanya mengobati pasien yang sakit. Puskesmas diharapkan menjadi kontak pertama masyarakat dengan fasilitas pelayanan kesehatan.

Puskesmas dirancang dengan prinsip yang unik, yaitu bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik yang bersifat upaya kesehaan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat. Jadi, puskesmas diharapkan mengenali masalah kesehatan yang terjadi di daerah kerjanya serta dapat membuat masyarakat di wilayahnya menjadi lebih sehat. Prinsip ini tidak ada pada rumah sakit.                          

Namun sayang, pada perkembangannya, citra puskesmas tak seindah yang diharapkan. Fasilitas, tenaga kesehatan, dan obat-obatan yang terkesan terbatas dan seadanya, membuat pasien tidak merasa puas, sehingga pada akhirnya yang bertahan mengunjungi puskesmas hanya masyarakat kelas menengah bawah atau masyarakat di daerah yang tidak memiliki pilihan lain. Perlahan tapi pasti, pasien yang mampu mencari fasilitas kesehatan lain, seperti klinik perorangan atau rumah sakit, meninggalkannya. Sehingga, tak mudah mengajak masyarakat saat pemerintah saat ini ingin mengembalikan fungsi puskesmas yang ideal tadi.

“Pemberlakuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) per 1 Januari 2014 merupakan salah satu pendorong peningkatan dan pemenuhan fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk puskesmas. Pelaksanaan JKN mendorong puskesmas untuk memberi pelayanan terbaik, dengan memperhatikan tingkat efisiensi dan efektivitas sebagai wujud konsep kendali mutu dan kendali biaya,” ujar drg. Kartini Rustandi, M.Kes, Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 

Sejak JKN diusung dan banyak perusahaan mengarahkan karyawannya untuk memanfaatkan kartu BPJS, puskesmas yang semula tak begitu dilirik, kini makin jadi tumpuan banyak orang. Seperti yang diamati dr. Diah Hayati, Kepala Puskesmas Kelurahan Karet, Setiabudi. Dengan adanya BPJS, kini  makin banyak masyarakat kelas menengah yang berobat ke puskesmas tempatnya bekerja, yang berada dekat dengan perkantoran dan tempat tinggal karyawan kantoran. 
  
”Apalagi sekarang puskesmas kecamatan sudah memiliki berbagai poli khusus, seperti poli mata, geriatri untuk lansia, poli manajemen terpadu bayi sakit (MTBS) untuk anak-anak usia 0-5 tahun, poli penyakit TBC, poli HIV, laboratorium, USG kandungan, dan rontgen,” ungkap dr. Diah. (f)




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?