Trending Topic
Lindungi Si Kecil dari Ancaman Kekerasan Seksual!

8 Jan 2013

Anda tentu masih ingat berita wafatnya RI (11), siswa kelas 5 SD dalam kondisi koma dengan diagnosa infeksi di otak pada Minggu (6/1). Putri bungsu dari enam bersaudara dari pasangan A (50) dan L (54) ini tinggal di lapak pemulung di Cakung, Jakarta Timur. Tim dokter yang merawatnya menemukan luka lama di kemaluan RI yang memunculkan dugaan bahwa RI adalah korban kekerasan seksual.  

Penyelidikan kepolisian mengarah pada fakta adanya perubahan perilaku RI sebelum ia sakit. Seperti yang dikutip oleh Kompas (8/1), menurut ibunya,  RI yang biasa ceria berubah jadi murung dan pendiam. Ia juga pernah mendapati putrinya mencuci pakaian dalamnya sendiri di kamar mandi. Perubahan perilaku ini kadang tak disadari orang tua dan dianggap peristiwa biasa. 

Kejadian ini membukakan mata kita bahwa sejatinya para orang tua harus lebih memerhatikan keseharian putra-putrinya. Adakah keluhan fisik yang tidak biasa dari si kecil? Sakit kepala, sakit perut kronis, rasa gatal, infeksi di saluran kemih bisa jadi salah satu gejala yang perlu Anda teliti lebih lanjut. Namun, yang paling mudah dideteksi adalah masalah emosional. Apakah si kecil sering gelisah dan cemas yang terus menerus? Ada korban yang menunjukkan sikap depresi, atau mudah marah secara tiba-tiba. Hal ini bisa muncul karena trauma dan rasa takut pada korban yang merahasiakan kejadian tersebut.

Pada korban anak biasanya terjadi karena mereka tidak paham bahwa dirinya telah mengalami kekerasan seksual. Maka dari itu, sebagai orangtua, kita harus mengajari  anak-anak tentang tubuh mereka, dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami. Beri informasi mana batasan bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain, serta cara membedakan mana sentuhan yang pantas dan tidak pantas. Misalnya, bagian tubuh yang tertutup pakaian dari bahu  sampai lutut tidak boleh disentuh orang lain, kecuali jika itu adalah tindakan perawatan/pengobatan oleh dokter/perawat.

Tanamkan kesadaran bahwa orang dewasa dilarang menyentuh mereka di bagian-bagian terlarang tadi dan mereka berhak menolak dengan tegas jika merasa terancam dan harus segera melapor pada Anda atau orang dewasa lain yang mereka percayai. Ingatkan juga bahwa pelaku kekerasan seksual bisa berasal dari orang yang mereka kenal sehari-hari, seperti guru, mentor, bahkan kerabat dekat—figur-figur yang sebetulnya telah mendapat kepercayaan dari si anak. 

Ajak mereka untuk selalu menceritakan jika menerima ajakan atau permainan yang ‘tidak biasa’ dan mengganggu dari lawan jenis yang lebih dewasa. Jadilah orang tua yang proaktif. Anda bisa bertanya pada anak Anda jika mereka tampak tidak nyaman berada berdekatan dengan seseorang.  

Pelajari juga berbagai fakta tentang peristiwa kekerasan seksual pada anak. Detail setiap peristiwa akan membantu Anda mengenali situasi yang rawan dan menemukan jalan terbaik untuk mengomunikasikan adanya ancaman kekerasan seksual pada anak-anak.  Jangan lupa, Anda tidak bisa melindungi  si kecil sendirian. Ajak pihak-pihak yang terlibat dalam pendidikan si kecil untuk turut waspada dan melindunginya.

Rahma Wulandari
FOTO: © Roy Morsch/CORBIS

Baca juga:



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?