Trending Topic
Ir. Tri Rismaharini M.T.: Bekerja untuk Kota

18 Feb 2014


Sudut-sudut Kota Surabaya belakangan ini  makin hijau. Taman-taman kota seperti ‘hidup’ dan terawat. Jalanan bersih dan rindang. Di situ ada peran besar Tri Rismaharini (51), wanita pertama yang menjadi Wali Kota Surabaya yang menjabat sejak tahun 2010. Kekuasaan dimaknainya dengan kerja keras dan keberanian, tanpa mengesampingkan gaya keibuan. “Kelebihan saya sebagai wanita, saya bisa merasakan seperti seorang ibu bagi seluruh kota,” ujarnya.    

Butuh Ketegaran  
Komitmennya untuk menjadi pemimpin yang pro warga ternyata menghadapi tentangan dan ketidaksukaan. Banyak pihak yang selama ini  berada di posisi status quo, tak nyaman dengan gerak-gerik Risma. Buktinya, belum setahun menjabat, Risma sudah terancam hendak diturunkan lewat hak angket lantaran ia menaikkan pajak reklame menjadi 25%. Risma punya pertimbangan lain, pajak di kawasan khusus perlu dinaikkan agar pengusaha tidak seenaknya memasang iklan di jalan.

Lain waktu, ia pernah diprotes karena menghentikan rencana pembangunan tol dalam kota, juga memindahkan terminal bus. Risma juga ditekan berbagai pihak untuk menutup tempat lokalisasi yang sudah bertahun-tahun telah ada di Surabaya. Tapi, ia bisa menghadapi. Risma bahkan berhasil menaklukkan para bonek (suporter bola yang terkenal sangar), untuk lebih terlibat dalam pembangunan. “Sangat berat memang berada di lingkungan yang rata-rata berisi kaum pria. Ketika saya sempat dimaki di DPR, saya tersenyum. Meski kata-kata kasar keluar, saya senyum saja,” kenangnya.

Sebenarnya Risma tidak pernah menyangka ia bisa berada di posisi sekarang, dicalonkan oleh partai politik dan akhirnya memenangkan pilkada. Lulusan S-1 Arsitektur dan S-2 Manajemen Pembangunan Kota di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini meniti kariernya sebagai Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Bappeko (Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota) Surabaya.  Jabatan terakhirnya adalah sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya.

“Saya pikir, itu adalah perjalanan hidup saya, dan saya tidak bisa menghindari takdir. Makanya, saya tidak pernah mau berubah. Sampai sekarang saya juga tidak berniat menempati rumah dinas, dan menjaga diri untuk tidak menggunakan fasilitas kantor guna kepentingan pribadi. Itu sengaja saya lakukan supaya saya tidak kaget kalau saya sudah tidak menjabat lagi kelak,” tutur Risma,  yang pernah mendapat penghargaan  2012 World Mayor Prize, yang diselenggarakan oleh The City Mayors Foundation yang berbasis di Inggris. Lembaga ini juga menempatkan Risma sebagai salah satu nominasi Wali Kota Terbaik di Dunia tahun 2012.

Ficky Yusrini
FOTO: DOK TEMPO

Bagaimana gaya blusukan ibu Risma selama bertugas? Baca di sini!



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?