Health & Diet
Porsi Olahraga yang Pas untuk Kesehatan Jantung

23 Mar 2017


Foto: Fotosearch

Meskipun kita nggak punya riwayat penyakit jantung dalam keluarga, bukan berarti kita terlepas sama sekali dengan risiko penyakit ini. Bukan bermaksud menakut-nakuti, tetapi supaya kita sadar diri dan lebih menjaga jantung kita.

Jantung adalah organ paling penting dalam tubuh kita. Dia bertugas memompa darah dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh terus-menerus tanpa henti, melalui pembuluh darah ke otot-otot dan tulang. Kalau alirannya lancar, organ tubuh lainnya pun akan berfungsi sebagaimana mestinya.

Namun aliran jantung ini bisa terhambat kalau kerjanya terlalu berat. Misalnya seperti jika kita menderita darah tinggi, kencing manis, kegemukan atau kolesterol dan merokok. Jika tidak ditangani segera. kita bisa terkena penyakit jantung koroner.

Selain penyakit jantung bawaan, ada juga penyakit jantung yang didapat. Seperti jantung koroner dan jantung katup. Baru dengar nama penyakitnya saja sudah bikin takut. Tapi penyakit menyeramkan ini bisa kita hindari, selama kita menghindari pencetusnya dan menjaga kesehatan jantung. Salah satunya teratur berolahraga.

Menurut dr. Budiyanto, SpJP semua jenis olahraga apapun punya banyak manfaat dan berguna menjaga jantung tetap sehat. Setiap jenis olahraga bisa menurunkan tensi, berat badan, dan kolesterol yang merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung.

Masih bingung menentukan olahraga yang paling oke buat jantung kita? dr. Budi menyarankan agar pilihan olahraga kita itu sesuai umur dan kemampuan masing-masing pribadi.

"Untuk cewek umur 20-30 tahun, sebetulnya olahraga apa saja boleh. Apalagi kalau tidak punya penyakit jantung, asal sesuai kemampuan. Aerobik, lari, bersepeda, berenang, atau sekedar jalan santai bagi kita yang baru mulai atau jarang olahraga," saran dr Budi.

Sebenarnya, cukup dengan rutin jalan santai setiap hari, kita bisa dapat banyak manfaat bagi jantung. Dengan jalan santai, darah terpompa lebih banyak sehingga jantung bekerja lebih efektif. Jika kita termasuk tipe energik, ikutan aerobik saja. Gerakan yang dinamis dan teratur bikin kerja jantung kita nggak kaget dan bisa bekerja stabil.

"Yang penting lakukan pemanasan sebelum berolahraga agar tidak cedera otot. Pemanasan akan meningkatkan aliran darah di sekujur tubuh. Dan itu berarti otot-otot tubuh dapat bergerak lebih mudah. Pastikan juga kondisi badan tetap fit," terang dr. Budiyanto, SpJP.

Tapi jangan kaget kalau jantung tiba-tiba berdebar lebih cepat ketika kita olahraga. Kemungkinan besar jantung kita kaget dan ini tentunya membuat jantung capek. Teruskan saja olahraga secara teratur, karena denyut jantung akan mulai menyesuaikan. Keadaan inilah yang menunjukkan adanya perbaikan kerja jantung ke arah yang lebih baik.

Pernah dengar orang yang meninggal tiba-tiba ketika berolahraga karena terkena serangan jantung? Dan kebanyakan dari kasus tersebut, mereka sebelumnya nggak mengidap penyakit jantung.

"Kemungkinan besar sebetulnya mereka mengidap jantung koroner, tanpa disadari. Dengan berolahraga, berat beban jantung kita jadi bertambah dan mungkin melebihi denyut maksimal. Hal itu yang membuat serang jantung tiba-tiba," pungkas dr. Budi

Saat berolahraga, kita juga perlu memperhatikan intensitas dan frekuensi. Jangan melebihi batas kemampuan kita. Cara mencari tahunya adalah dengan mengukur denyut nadi kita per menit. Denyut maksimal seseorang adalah 220 dikurangi usia. Jadi, kalau kita berolahraga, jangan melebihi denyut maksimal itu.

Masih bingung? Gampangnya, nih, jika kita berusia 25 tahun, berarti 220 dikurangi 25. Itu artinya setelah berolahraga, denyut nadi kita nggak boleh lebih dari 195 per menit.

"Kalau kita berolahraga, denyut nadi maksimal kita sebaiknya sebesar 85%-100% dari hasil yang tadi kita hitung. Tapi kalau kita berolahraga untuk pembakaran lemak, kisarannya sebesar 65%-85% dari denyut jantung maksimal kita," papar dr. Budiyanto, SpJP.

Kalau sudah tahu angkanya, kita cukup menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba denyut nadi di pergelangan tangan. Kalau susah, bisa juga mencari denyut nadi di leher yang letaknya di bawah rahang.

"Waktu yang dipakai untuk berolahraga juga nggak boleh terlalu lama, cukup 30-60 menit. Soalnya kalau berlebihan, jantung diforsir terlalu cepat berdenyut. Cewek berusia 20-30 tahun biasanya masih dalam kondisi badan yang stabil, jadi usahakan olahraga minimal 4 kali dalam seminggu. Tapi, idealnya, sih, setiap hari," lanjut dr. Budi.

Kesibukan kuliah dan kerja harusnya bukan jadi alasan kita buat nggak berolahraga. Memang, sih, biasanya begitu pulang beraktivitas, kita sudah malas dan capek. Begitu ada waktu kosong, kita memilih untuk tidur.

Jika memang belum bisa menyempatakan satu jam sehari buat berolahraga, kita bisa menyelipkan di sela-sela aktivitas kita di kantor atau kuliah, kok.

"Saat bekerja usahakan stretching atau sekedar senam kecil. Ini bisa dilakukan sambil duduk. Atau coba untuk lebih rajin menggunakan tangga daripada lift atau eskalator di kantor," saran dr. Budiyanto, SpJP.

Cara simpel seperti ini lumayan bikin kita berkeringat dan bisa melatih jantung. Perlu diingat, jangan berolahraga setelah makan. Sisakan waktu sekitar 1-2 jam setelah makan, baru berolahraga. Perut yang baru terisi makanan bisa kaget ketika diajak berolahraga. Ujung-ujungnya, bisa kram.(f)

Baca juga:


Topic

#sakitjantung

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?