Family
Sumber Daya Manusia Berkualitas Ditentukan Oleh Kualitas Makanan

27 Dec 2018


Foto: Pixabay
 
Data yang dirilis Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) pada Oktober 2017 menyatakan, 1 dari 10 orang di seluruh dunia jatuh sakit setiap tahun karena mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Bahkan, 420,000 orang meninggal karenanya.
 
Anak berusia di bawah 5 tahun memiliki risiko besar terjangkit penyakit yang berhubungan dengan foodborne diseases. Makanan yang tidak aman membawa bakteri, virus, parasit berbahaya serta kandungan bahan kimia yang dapat menyebabkan 200 jenis penyakit, di antaranya adalah diare.
 
Padahal makanan yang aman dan bernutrisi merupakan salah satu unsur utama untuk mendukung anak dan keluarga yang sehat. Serta menjadi jaminan akan kualitas sumber daya manusia di masa mendatang.
 
Dalam menentukan pangan yang dikonsumsi keluarga, tidak dapat dipungkiri bahwa Ibu memiliki peran yang paling penting. Berkaitan dengan hal tersebut, Danone - Nutricia Sarihusada, bertepatan dengan perayaan Hari Ibu 2019, memberikan edukasi berkelanjutan kampanye ‘Pangan Aman Hidup Sehat’ dan berbagi tentang pemilihan, proses, serta penyajian pangan yang tepat dan aman, agar ibu dapat terus memberikan nutrisi terbaik bagi keluarganya.
 
Arif Mujahidin, Communication Director Danone Indonesia mengatakan bahwa kampanye ‘Pangan Aman Hidup Sehat’ merupakan edukasi berkelanjutan dari Danone - Nutricia Sarihusada yang telah berlangsung sejak tahun 2016.
 
“Kampanye ini merupakan wujud nyata komitmen Danone - Nutricia Sarihusada selaku produsen terhadap konsumen mengenai pangan yang aman agar masyarakat menjadi konsumen yang cerdas dan bijak dalam memilih dan mengonsumsi produk pangan” ucap Arif dalam acara temu media di Jakarta beberapa waktu lalu.  
 
Pangan aman memang sangat erat kaitannya dengan gizi seimbang serta kebiasaan (food safety behavior) yang dilakukan oleh orangtua terutama ibu, yang paling berperan penting dalam menentukan pangan yang dikonsumsi keluarga. Ibu merupakan pengambil keputusan utama konsumen, bertanggung jawab untuk 85% seluruh jenis pembelian dan 93% pembelian bahan pangan yang dikonsumsi setiap hari.
 
Walaupun demikian, penyediaan nutrisi dan pemilihan menu makanan setiap hari merupakan salah satu faktor yang cukup menantang dan kompleks bagi ibu.
 
Dokter Juwalita Surapsari, M.Gizi, SpGK, Dokter Spesialis Gizi Klinis dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa ibu perlu untuk lebih memperhatikan keamanan pangan untuk menghindari kontaminasi bakteri yang dapat menimbulkan penyakit bawaan pangan.
 
“Ketelitian ibu dalam mempersiapkan bahan makanan dengan baik akan bermanfaat untuk menjaga kandungan gizi yang optimal dari makanan yang disajikan karena dapat mempengaruhi kesehatan dan masa depan mereka,” ujar Juwalita.
 
Dokter Juwalita menambahkan bahwa ada 3 tahap yang perlu diperhatikan ibu dalam menjaga keamanan pangan. Upaya untuk menyajikan makanan yang aman dapat dilakukan ibu di rumah yaitu, pertama, pemilihan bahan pangan segar dan kemasan. Kedua, penyimpanan pangan, dan ketiga adalah proses pengolahan dan penyajiannya.
 
“Selain keamanan pangan, kombinasi dari berbagai bahan pangan juga menjadi salah satu upaya memenuhi kebutuhan gizi keluarga,” katanya.  
 
Ia mengimbau agar ibu memilih bahan yang segar dan sehat, meperhatikan kondisi dan label pangan kemasan, meperhatikan tata cara menyimpan berbagai jenis pangan (sayur, buah, daging, dan lain-lain), memperhatikan kebersihan tangan dan alat masak untuk menghindari kontaminasi silang.
 
“Penting juga untuk memperhatikan nutrisi seimbang untuk anak yang terdiri dari makronutrien dan mikronutrien seperti karbohidrat, protein hewani dan nabati, hingga sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian,” tuturnya.  
 
Menegaskan pentingnya peran Ibu, Dr. Ir. Dwi Hastuti, M.Sc, Kepala Divisi Perkembangan Anak, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA IPB mengatakan seorang ibu bertanggung jawab untuk membentuk kebiasaan makan anak lewat perhatian ibu dalam menyiapkan makanan.
 
“Peran penting ibu dalam menentukan panganan aman dan sehat bagi anak telah dimulai sejak anak dalam kandungan. Selanjutnya, apa yang dikonsumsi ibu akan dikonsumsi pula oleh anak. Anak juga melihat pola, kebiasaan, serta tata cara makan ibu dan akan mencontohnya. Oleh sebab itu, makanan yang disajikan setiap hari sebaiknya beragam, mengandung gizi seimbang dan aman. Jangan hanya mengikuti kehendak anak,” kata Dwi Hastuti.
 
Dwi Hastuti menambahkan, untuk membentuk kebiasaan baik anak akan makanan sejak dini, ibu dapat memberikan penjelasan yang masuk akal serta melatih anak membuat pilihan sesuai kebutuhan, bukan makan tanpa rencana. Terutama di musim liburan, dimana orangtua cenderung permisif pada anak.
 
“Dengan melatih anak untuk berpikir logis, anak akan lebih mudah melakukan pilihan, serta terbiasa menimbang manfaat dan tidak menuruti ego semata,” ujarnya. (f)  

Baca Juga:

Pentingnya Food Safety Bagi Pebisnis Kuliner

Hati-Hati, Lebih dari 200 Penyakit dapat Menular melalui Makanan

Pangan Lokal vs Pangan Impor


 


Topic

#keluarga, #nutrisi, #gizi

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?