BizNews
Pentingnya Food Safety Bagi Pebisnis Kuliner

15 Dec 2017


Dok. Pexels


Dengan balutan busana serba merah, sekitar 80 wirausaha wanita femina hadir untuk menggali ilmu berbisnis di workshop: Standar Food Safety untuk Bisnis Makanan yang diadakan Wanita Wirausaha femina bersama Nestle Indonesia di Tanamera Restaurant, Jakarta, pada Selasa, 12 Desember 2017 lalu.
 
Tiga pembicara ahli di bidangnya masing-masing hadir untuk memperluas wawasan para wirausaha wanita, khususnya di bidang kuliner, tentang bagaimana menjamin keamanan produk pangan yang mereka jual demi kualitas terbaik bagi konsumen.

 

Dok. Femina Group


Workshop dibuka dengan pembahasan tentang pentingnya menjamin keamanan produk pangan, mulai dari penyediaan bahan baku, proses produksi, hingga distribusi yang dipaparkan oleh Iwan Utama, Head of Quality Management Nestle Indonesia.
 
“Sebagai pebisnis, berpikirnya jangan hanya sampai pada produksi saja. Setiap proses, mulai dari mendapatkan bahan baku, memprosesnya menjadi makanan, hingga sampai ke tangan konsumen, tahapan ini harus dijaga dengan baik. Karena ketika konsumen mencoba produk kita dengan kualitas yang tidak baik, maka yang rugi adalah kita sendiri,” tutur Iwan mengingatkan bahwa setiap pebisnis harus memiliki standar kualitas tertentu. Standar ini berfungsi sebagai guidance, kualitas seperti apa yang harus dipenuhi oleh produsen setiap kali produksi.
 
Nestle, sebagai perusahaan consumer good yang sudah berdiri lebih dari 100 tahun, tentu memiliki pengalaman panjang dalam memberikan produk-produk pangan yang terjamin keamanannya. Pengalaman tersebut menjadi sangat bermanfaat bagi para wirausaha kuliner yang hadir saat itu.
 
Sejalan dengan itu, Dr. Endang Warsiki, dosen dan peneliti dari Institut Pertanian Bogor, pembica kedua, menjelaskan lebih lanjut tentang penjaminan pangan aman melalui pemilihan bahan, proses, dan kemasan yang tepat.
 
“Salah satu hal krusial yang sering dilakukan pebisnis makanan adalah salah memilih kemasan. Untuk kemasan yang kontak langsung dengan pangan, gunakanlah kemasan dengan label 'for food use' atau ‘food grade' yang mencantumkan logo gelas dan garpu,” tutur Endang seraya menunjukkan jenis-jenis kemasan plastik yang aman untuk makanan.
 
Bisnis kuliner, bukan hanya soal menjamin keamanan pangan saja. Menurut Gigih Budi Abadi, co-founder Dagadu Jogja, sekaligus praktisi branding dan desainer grafis, kemasan yang menarik dapat meningkatkan penjualan produk kuliner. Dalam hal ini kemasan tidak hanya berfungsi sebagai wadah makanan saja.
 
“Kemasan yang menarik atau tidak, dapat memengaruhi buying decision konsumen dan berfungsi sebagai self-promotion dari produk itu sendiri. Semakin menarik kemasannya, semakin mudah dilirik konsumen,” tutur Gigih, yang turut membantu para peserta menunjukkan cara mendesain kemasan yang atraktif.


 

Dok. Femina Group


Kayanya informasi yang disampaikan oleh ketiga pembicara tak ayal membuat para peserta sangat antusias bertanya di sesi tanya jawab. Diakui oleh para peserta, bahwa ilmu baru berbisnis kuliner ini membantu mereka dalam mengembangkan usaha sekaligus memasarkan produk dengan kualitas terbaik.
 
Caroline, salah satu peserta pemilik usaha bubur dan kopi, Olin, mengaku mendapatkan perspektif baru dari acara ini. “Untung saya datang ke workshop ini. Jadi saya juga tahu, kalau membuat kemasan yang menarik seperti apa. Semoga bisnis saya akan lebih berkembang lagi nantinya,” tutur Caroline, yang desain kemasannya sempat dikomentari oleh Gigih. (f)

Baca Juga :
Wirausaha Medan, Jangan Lewatkan Workshop Standar Food Safety untuk Bisnis Makanan Bersama Nestle!
Kembali ke Dapur Demi Keluarga Tercinta
Belanja Langsung Produk Bisnis di Instagram Pada InstaMarket
 


Topic

#wanitawirausaha, #bisnis

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?