Family
Penting untuk Orang Tua Masa Kini, Ini 4 Soft Skill Utama yang Perlu Dimiliki Anak Agar Mampu Bersaing dengan Teknologi Robot Cerdas

23 Nov 2017


Foto: 123RF

Gonjang-ganjing artificial intelligence (AI) hadir di tengah kehidupan manusia dan mengambil alih pekerjaan manusia bukan akan terjadi, tetapi sebetulnya saat ini sudah terjadi. Diprediksi kelak para robot ini akan mengambil lahan pekerjaan manusia sekaligus bisa memengaruhi perkembangan karakter dan emosi kita.

Bagi orang tua masa kini, parenting seperti apakah yang dibutuhkan untuk menyiapkan anak-anak kelak agar bisa hidup berdamai dengan kehadiran teknologi cerdas ini?
Robot sebagai pelayan mulai jadi tren global baru saat ini. Di Asia Tenggara, sudah ada Singapura yang mempekerjakan robot sebagai room service staff di Hotel M Social. Robot yang diberi nama AURA ini terampil dalam mengoperasikan lift, mengantarkan pesanan makanan, dan mengarahkan tamu ke kamar atau tempat lain yang ingin dituju. Begitu juga dengan robot keluaran Softbank bernama Pepper yang sudah mengajar di ruang-ruang kelas di Singapura, Jepang, dan Inggris.

Wajar saja jika timbul kekhawatiran di kalangan orang tua akan masa depan anak-anak mereka nantinya dalam mencari pekerjaan. Sebab, mereka harus mampu bersaing dengan robot yang dikatakan bisa memberikan efisiensi kerja, standar kualitas stabil, minim kesalahan, lebih cerdas, dan biaya lebih murah.

“Kemajuan teknologi tidak bisa dihindari. Kita tidak bisa menyaingi kecerdasan robot. Yang bisa dilakukan bagaimana kita mempersiapkan diri, kompetensi apa yang harus diperkuat oleh anak-anak yang tak dimiliki oleh robot agar tak tergerus teknologi,” ujar Doni Koesoema, pemerhati pendidikan dan pendiri Pendidikan Karakter Education Consulting.

Baca juga:
Robot dengan Kecerdasan Buatan Siap Menggantikan Para Pekerja, Siapkah Anda?
Humanity VS Robot: Perkara Empati, Interaksi, dan Integritas yang Tak Tergantikan
5 Jenis Pekerjaan yang Mudah Tergantikan oleh Kecerdasan Buatan


Robot sekalipun lebih cerdas dari manusia, namun tetap memiliki keterbatasan. Robot hanya bisa bekerja saat menerima data-data dan instruksi. Sementara, manusia memiliki sisi emosi yang tak bisa diberikan oleh robot. Celah inilah yang seharusnya menjadi kekuatan manusia untuk bersaing.

“Robot mungkin bisa lebih cepat ketika membereskan kamar hotel, tetapi tidak memiliki hospitality yang menjadi hal krusial dalam bisnis perhotelan. Begitu juga dengan sentuhan dan perhatian pribadi seorang guru yang bisa mengobarkan semangat belajar yang tak bisa diberikan oleh software-software pendidikan,” kata Doni. 
 

Menyadari bahwa robot unggul dalam IQ, tapi tak memiliki EQ seperti social dan soft skill, hal itulah yang seharusnya diperkuat oleh anak-anak sejak sekarang. Secara garis besar, modal utama yang dibutuhkan anak-anak di abad ke-21 adalah empat kecakapan soft skill utama berupa creativity, critical thinking, communication, dan collaboration.

Sayangnya, sistem pendidikan di Indonesia masih kurang bisa mendorong berkembangnya kecerdasan emosi ini, sebaliknya terlalu berfokus pada sisi akademis. “Padahal, tidak perlu juga anak harus mempelajari semua materi, karena nanti serba terkomputerisasi,” ungkap Doni.

Lebih baik diarahkan untuk memperkuat keterampilan sesuai minatnya, terutama yang berhubungan dengan kecerdasan emosi, berupa kemampuan berkomunikasi, negosiasi, kritis berargumentasi, dan dapat mengambil keputusan. 

Lebih mengenaskan, yang terjadi pada kebanyakan sistem pendidikan di sekolah selama ini justru menciptakan ‘generasi robot’. Mereka dipaksa untuk patuh instruksi seperti robot. Di dalam kelas, mereka harus duduk diam dan dicekoki beragam ilmu. Mereka yang tak pandai berhitung dipaksa untuk menguasai matematika, yang kritis dianggap ‘kurang ajar’. Banyak lagi aturan yang mematikan naluri anak untuk eksplorasi.  

“Padahal, sekolah seharusnya menyediakan ruang pembelajaran bagi anak yang bisa merangsang kreativitas dan mendorong  anak untuk berpikir kritis dan inovatif,” sesal Doni. (f)


Topic

#parenting, #mendidikanak, #artificialintelligence

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?