1. Pilih sayuran dan buah yang bentuk serta warnanya tidak terlalu sempurna. Misal, warnanya tidak terlalu cerah, ada sedikit jejak gigitan ulat, atau tidak ada lapisan lilin ketika digores. Jejak ulat serta warna yang tidak terlalu cerah mengindikasikan pemakaian bahan kimia yang tidak berlebihan.
2. Pilihlah sayuran dan buah yang dipelihara dengan cara organik. Bukan sekadar tren, tetapi memang produk organik terjaga dari pestisida.
3. Untuk produk impor, cara paling mudah adalah dengan mengupasnya, terutama pada apel, pir, anggur, dan buah-buahan berkulit lainnya. Tapi, konsekuensinya, hal ini akan mengurangi kandungan gizi buah tersebut.
4. Cuci bersih buah dan sayuran dengan bahan pencuci khusus untuk makanan. Bilas sampai benar-benar bersih di bawah air mengalir. Bahan pencuci bisa dibeli di apotek, biasanya mengandung larutan permangat kalium (PK) 1%. “Bahan pencuci tersebut memang tidak menghilangkan seluruh bahan berbahaya, tapi setidaknya mengurangi sampai setengahnya,” jelas Nurul.
5. Pastikan air untuk mencuci buah dan sayur adalah air bersih dan air yang mengalir dari keran. Air yang mengalir akan membawa kotoran, debu, kuman, dan lainnya ke air buangan sehingga yang telah terlepas dan terbawa air tidak akan bisa mencemari sayur-sayuran yang akan diolah. Mencuci dengan teknik merendam di dalam wadah, bisa membuat kotoran yang tadinya terlepas menempel kembali pada sayuran. Mencuci sayuran juga sebaiknya tidak terlalu lama, karena bisa menjadi layu sehingga zat kandungan gizi dalam sayuran akan berkurang. Cucilah sayuran saat masih utuh. Jika sudah dipotong-potong, maka akan ada kandungan gizi yang hilang terbawa air serta dapat merusak kualitas sayuran tersebut.
6. Hati-hati dengan sayuran mentah. Sebelum dikonsumsi, siram dengan air mendidih sehingga sebagian pestisida akan menguap melalui uap air.
7. Alternatif lain adalah bertanam sayuran sendiri dengan memanfaatkan pekarangan atau pot. (f)
foto: dok. Corbis