Career
TechFemme 2016: Kompetensi VS Stereotip Gender, Masihkah Relevan Diperbincangkan?

12 Oct 2016


Foto: Fotosearch

Tahukah Anda, rasio penyerapan tenaga kerja wanita di Indonesia masih tergolong rendah? Berdasarkan Global Competitiveness Index (2015-2016) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja wanita di Indonesia menempati urutan ke-112 dari 140 negara yang terlibat dalam survei. Padahal, wanita yang jumlahnya mencapai 49% dari total populasi Indonesia, dinilai memiliki potensi yang besar untuk memajukan bangsa dari berbagai macam bidang.
 
Industri teknologi ternyata masih jadi ‘ladang’ karier yang asing bagi para wanita, salah satunya karena masih ada stereotip  gender yang menempatkan teknologi sebagai pekerjaan para pria. Hal itu dikemukakan oleh sejumlah figur wanita di industri teknologi di ajang Tech Femme 2016 di Jakarta pada (5/10) lalu.
 
Salah satunya, Davina Yeo, Marketing & Operations Director Microsoft Indonesia. Ia menyampaikan tekanan masyarakat yang mendikte peran wanita memang membuat banyak kaum hawa kesulitan mengejar karier impian.
 
“Namun, di era modern ini rasanya bukan jamannya lagi kita mengalah pada stereotipe. Saya hanya ingin berkarier di dunia teknologi yang saya sukai dan pada akhirnya semua orang terbuka matanya bahwa industri ini juga bisa digerakkan oleh wanita,” cerita Davina.
 
Sementara itu, Farina Situmorang, Managing Partner & Co-Founder Catalyst Strategy percaya bahwa minimnya jumlah wanita di industri teknologi bukan berarti kesempatan untuk sukses menjadi sedikit.
 
“Selama seseorang memiliki kompetensi dan bekerja dengan hati, seharusnya masalah gender tidak memengaruhi kesempatan untuk sukses,” tambah Farani yang berharap bahwa diskusi tentang gender tidak lagi relevan dan keragaman menjadi sesuatu yang dirangkul serta diperlukan di berbagai industri.

Baca juga: Kefasihan Digital Wanita Indonesia
 
TechFemme merupakan inisiatif global untuk menginspirasi dan memberdayakan siswi-siswi di Indonesia agar bebas mengejar karier impian, serta mampu menjadi pemimpin inovatif, termasuk di bidang teknologi.
 
“Program ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan keberanian wanita Indonesia dalam bermimpi, berkarya, berinovasi serta bekerja secara bebas sesuai dengan passion mereka,”ujar  Mira Soetjipto, Human Resources Director Microsoft Indonesia.
 
Dalam diskusi panel yang dihadiri puluhan siswa-siswi dari universitas di Jakarta dan kota-kota lain, hadir pula beberapa pembicara dari industri teknologi. Di antaranya, Catherine Hindra Sutjahyo (CEO AlfaOnline &Co-Founder Zalora Indonesia), Dayu Dara Permata (VP GO-JEK Indonesia & Co-Founder GO-LIFE by GO-JEK),  Novi Tandjung (Product Management Director Kartuku). (f)
 
Baca juga:
Teknologi Digital Mempersempit Kesenjangan Gender
Solidaritas Wanita Karier di Indonesia


Topic

#Gender

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?