Trending Topic
Teknologi Digital Mempersempit Kesenjangan Gender

25 Apr 2016


Foto: 123RF

Menurut Pew Research Center tahun 2013, 92% penduduk India setuju wanita telah mendapat kesempatan yang sama di tempat kerja. Tetapi, ketika ditanya siapa yang berhak mendapat prioritas untuk bekerja, 84% setuju bahwa pria tetap lebih berhak. Diakui para responden, teknologi digital memiliki kekuatan mempercepat proses terjadinya kesetaraan gender di suatu negara. Khususnya bila pemerintah dan perusahaan membuka kesempatan bagi wanita untuk mengecap pendidikan lebih tinggi, rajin mengadakan pelatihan-pelatihan teknologi digital, serta jenjang karier yang lebih tinggi.

Namun, tanpa adanya perubahan pada kefasihan digital, persamaan gender baru akan terwujud dalam waktu 50 tahun di negara maju dan 80 tahun di negara berkembang. Namun, kefasihan digital akan mempercepat persamaan gender di negara maju 25 tahun lebih cepat, dan di negara berkembang  40 tahun lebih cepat.
 
Teknologi digital memang dianggap memberikan dampak paling besar dalam mempersempit kesenjangan gender. Namun, semua itu tidak bisa didapat dalam semalam. “Investasi membangun kemampuan digital pada wanita melalui pendidikan, pelatihan, dan job training akan membantu mempercepat kemajuan wanita dalam karier mereka,” ungkap Neneng Goenadi, Country Managing Director Accenture Indonesia.

Dalam bidang pendidikan, kefasihan digital memang membantu meningkatkan edukasi, bahkan wanita di 16 negara, seperti Belanda, Inggris, dan AS, telah mencapai pendidikan tinggi. Ini terjadi karena sebagian besar responden telah menggunakan internet sejak usia sekolah dasar. Dalam menyelesaikan tugas, banyak bahan  yang harus dicari melalui internet, e-book, dan jurnal online. Internet juga mempermudah akses tutorial online gratis untuk berbagai keterampilan, dari memasak, memotret, hingga urusan kecantikan.
 

Lalu, bagaimana dengan di Indonesia? Dalam hal kefasihan digital, responden pria dan wanita dari Indonesia memiliki nilai kefasihan digital sangat rendah, bahkan, nilai yang diraih wanita Indonesia menjadi yang terendah. Dalam hal pendidikan, wanita Indonesia menduduki peringkat dua terbawah. Hal ini menunjukkan bahwa wanita Indonesia  tidak memanfaatkan teknologi digital dengan baik untuk mengembangkan pendidikan. Coba bandingkan dengan negara tetangga kita, Singapura, yang mendapat peringkat 12.

Menyangkut pekerjaan, wanita Indonesia dinilai belum menyadari sepenuhnya manfaat yang bisa didapat dari teknologi digital untuk mendukung karier atau pekerjaan yang lebih fleksibel. Secara umum dapat disimpulkan bahwa wanita, khususnya di Indonesia, menggunakan internet bukan hanya untuk bekerja, melainkan untuk mencari informasi yang berhubungan dengan ketertarikan mereka, serta untuk media sosial.

Dibandingkan pria, aplikasi dan teknologi yang dimanfaatkan wanita masih bersifat dasar karena mereka menganggap kefasihan digital belum jadi hal utama di tempat kerja. Karena itu, untuk meningkatkan kefasihan digital wanita, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Di antaranya, mengadakan kegiatan komunitas yang meningkatkan kesadaran digital, edukasi melalui media, mendorong penggunaan internet dan teknologi digital di berbagai bidang pendidikan dan dunia kerja, serta melibatkan pemerintah dan pebisnis. (f)


Topic

#wanitadandigital

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?