Career
Kembali ke Pilihan Karier Impian, Kenapa Tidak? Ini Saran Pakar

20 Apr 2017


Foto: Fotosearch
 
Ibarat cinta sejati, meski Anda tinggalkan, kenangannya konon tak akan hilang. Begitu juga dengan pilihan karier. Bertahun-tahun tenggelam dalam tumpukan arsip pajak atau data nasabah, hati kembali tertawan pada stetoskop dan jas putih, profesi dokter yang dulu Anda cita-citakan.

Di tengah lapangan pekerjaan yang sempit seperti ini, banyak orang yang bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Meski, banyak yang sukses dengan pilihan karier yang bertolak belakang, namun tak sedikit yang rindu ingin menekuni bidang yang dulu menjadi impiannya. Bagaimana strateginya banting setir ke ‘cinta lama’?
 
“Sangat wajar bila seseorang merasa rindu 'pulang kembali' jika memang pendidikan yang mereka tekuni itu memang passion bagi dirinya,” ujar Sylvina Savitri, konsultan karier. Dan bila pintu kesempatan untuk kembali itu sudah terbuka, sulit memang untuk menyia-nyiakannya.

Sylvina berpesan, niat itu jangan sekadar keinginan. Karena, konsekuensinya adalah Anda harus memulai dari awal. Itu artinya membutuhkan banyak belajar dan kerja keras. Tidak heran kan, karena Anda mungkin sudah bertahun-tahun tidak berkecimpung di bidang itu sehingga pasti banyak tertinggal.

Belum lagi kalau bicara masalah finansial. Sebagai pendatang baru, meski dari usia, Anda sudah matang dan berpengalaman di tempat lain, besar kemungkinan Anda akan mendapatkan gaji yang sama dengan orang baru. “Tetapi, kalau kita sudah berani memutuskan kembali menemukan cinta lama kita, itu artinya kita memang tidak bisa bicara soal uang. Anda harus terima, bahwa ada kepuasan lain yang bisa didapat selain kepuasan finansial,” tutur Sylvina.

Berikut ini saran Sylvina untuk Anda:
 
1/ Jangan cepat berkeluh kesah. Kesempatan untuk kembali pada profesi pilihan, tentu menjadi satu hal yang perlu disyukuri. Tunjukkan semangat belajar dan mengejar ketinggalan. Nikmati prosesnya. Adanya kesempatan ‘pulang kembali’ tentu saja bukan sekedar alasan untuk mencari segepok uang, tapi lebih pada aktualisasi diri, bukan?

2/ Bersikap realistis. Karena sempat ‘ketinggalan’, Anda harus siap untuk mulai dari level bawah. Anda belum tentu bisa sejajar dengan rekan sebaya yang sudah lebih dulu berkarir di bidang tersebut sejak awal. Atau persiapkan diri bila nantinya dipimpin oleh junior Anda. Perusahaan tentu saja tidak sekedar mempertimbangkan gelar dan pengetahuan teoritis, tapi juga memperhatikan pengalaman praktis serta ketrampilan, analisis dan pengambilan keputusan yang asalnya dari jam terbang.

3/ Tunjukkan prestasi, dan kemampuan dalam melakukan pekerjaan. Lihat apa yang perlu secara spesifik dijadikan prioritas untuk dikejar, dan dipelajari. Bila kita sudah bisa menunjukkan prestasi sama dengan rekan kita yang sudah lebih dulu berkarir di bidang ini, perusahaan pastilah punya pertimbangan tersendiri untuk memberikan promosi atau tantangan kerja yang lebih besar.

4/ Ikuti kursus, workshop dan informasi dari internet. Dalam praktiknya, tidak mudah untuk bisa selalu up date dengan perkembangan terbaru bidang kerja, terlebih bila pekerjaan itu belum menjadi bagian dari keseharian kita. Luangkan waktu untuk mengejar ketertinggalan dengan mengikuti kursus singkat dan internet. (f)

Baca juga:


Topic

#TipKarier

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?