Lomba Cipta Menu (LCM) Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman Berbasis Sumber Daya Lokal tingkat nasional yang digelar oleh Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian selalu disambut dengan antusias. Diselenggarakan pada tanggal 17 Oktober 2018, kota Banjarbaru menjadi tuan rumah lomba yang diselenggarakan tiap tahun dalam rangka menyambut Hari Pangan Sedunia ini.
Sejak pukul 6 pagi, peserta dari seluruh penjuru Indonesia mulai berkumpul di halaman Kantor Gubernur Kalimantan Selatan untuk bersiap mengikuti lomba. Para peserta merupakan Tim Penggerak PKK dari 34 provinsi di Indonesia yang sebelumnya menjadi pemenang LCM di tingkat provinsi.
Tim juri merupakan gabungan dari beberapa orang dari bidang profesi yang terkait dengan dunia kuliner dan gizi. Pesohor boga Siska Soewitomo didaulat sebagai Ketua Tim Juri yang beranggotakan Hanifah Husein (Ketua Pokja III TP PKK Pusat), Ikeu Ekayanti (Ahli Gizi Institut Pertanian Bogor), Cyprianus Aoer (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), dan Isyana Atiningmas (Redaktur Pelaksana Boga Femina).
Beragam pangan lokal, seperti singkong, ubi, talas, dan pisang sebagai pengganti beras, tampil dalam berbagai rupa. Sesederhana hanya dikukus menjadi sawut, hingga disulap menjadi ‘roti’ pizza dan kulit pie. Daun kelor yang kini tengah diminati sebagai sumber nutrisi, menjadi primadona yang kerap hadir dalam menu yang dibuat oleh para peserta.
Bukan hanya soal rasa yang lezat. Aspek gizi dan porsi yang sesuai juga menjadi poin penilaian. Kemudahan untuk diaplikasikan sehari-hari dalam dapur rumah tangga juga memiliki andil dalam menentukan juara.
Selain memperagakan menu pagi, siang, dan malam, pada LCM tahun ini produk pangan lokal bernilai komersil juga ditampilan untuk memperebutkan piala penghargaan kategori Pangan Lokal Olahan Bernilai Komersil. Mulai dari produk tepung, keripik, permen, praline, cake, pie, hingga minuman lokal. Selain cita rasa yang lezat dan kemasan menarik, jumlah produksi dan distribusi juga menjadi perhatian tim juri untuk mencari pemenang kategori ini.
Penghargaan khusus ini pun sangat didukung oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan Dr. Ir. Angung Hendriadi, M.Eng yang turut hadir. Menurutnya, melalui pangan lokal olahan komersil, kapasitas produksi bahan pangan lokal bisa ditingkatkan. Sehingga produk berbahan pangan lokal bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Setelah melalui proses penjurian selama 3 jam, akhirnya para juri mendapatkan para pemenang LCM 2018. Juara I diraih oleh provinsi Jawa Timur, disusul Jawa Barat dan Jawa Tengah di urutan selanjutnya. Juara harapan 1, 2, dan 3 diraih oleh Bangka Belitung, DKI Jakarta, dan Aceh. Sedangkan pemenang pertama katgori khusus Pangan Lokal Olahan Bernilai Komersil jatuh pada provinsi Sumatera Barat dengan produk waffle bengkuang. (f)
Baca Juga:
Beauty Charity untuk Mendukung Pejuang Autoimun
IdeaFest 2018: Connected Generation Penentu Industri Kreatif Nasional
Taste Stories: Kisah Indah dibalik Setiap Citarasa
Sejak pukul 6 pagi, peserta dari seluruh penjuru Indonesia mulai berkumpul di halaman Kantor Gubernur Kalimantan Selatan untuk bersiap mengikuti lomba. Para peserta merupakan Tim Penggerak PKK dari 34 provinsi di Indonesia yang sebelumnya menjadi pemenang LCM di tingkat provinsi.
Tim juri merupakan gabungan dari beberapa orang dari bidang profesi yang terkait dengan dunia kuliner dan gizi. Pesohor boga Siska Soewitomo didaulat sebagai Ketua Tim Juri yang beranggotakan Hanifah Husein (Ketua Pokja III TP PKK Pusat), Ikeu Ekayanti (Ahli Gizi Institut Pertanian Bogor), Cyprianus Aoer (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), dan Isyana Atiningmas (Redaktur Pelaksana Boga Femina).
Beragam pangan lokal, seperti singkong, ubi, talas, dan pisang sebagai pengganti beras, tampil dalam berbagai rupa. Sesederhana hanya dikukus menjadi sawut, hingga disulap menjadi ‘roti’ pizza dan kulit pie. Daun kelor yang kini tengah diminati sebagai sumber nutrisi, menjadi primadona yang kerap hadir dalam menu yang dibuat oleh para peserta.
Bukan hanya soal rasa yang lezat. Aspek gizi dan porsi yang sesuai juga menjadi poin penilaian. Kemudahan untuk diaplikasikan sehari-hari dalam dapur rumah tangga juga memiliki andil dalam menentukan juara.
Selain memperagakan menu pagi, siang, dan malam, pada LCM tahun ini produk pangan lokal bernilai komersil juga ditampilan untuk memperebutkan piala penghargaan kategori Pangan Lokal Olahan Bernilai Komersil. Mulai dari produk tepung, keripik, permen, praline, cake, pie, hingga minuman lokal. Selain cita rasa yang lezat dan kemasan menarik, jumlah produksi dan distribusi juga menjadi perhatian tim juri untuk mencari pemenang kategori ini.
Penghargaan khusus ini pun sangat didukung oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan Dr. Ir. Angung Hendriadi, M.Eng yang turut hadir. Menurutnya, melalui pangan lokal olahan komersil, kapasitas produksi bahan pangan lokal bisa ditingkatkan. Sehingga produk berbahan pangan lokal bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Setelah melalui proses penjurian selama 3 jam, akhirnya para juri mendapatkan para pemenang LCM 2018. Juara I diraih oleh provinsi Jawa Timur, disusul Jawa Barat dan Jawa Tengah di urutan selanjutnya. Juara harapan 1, 2, dan 3 diraih oleh Bangka Belitung, DKI Jakarta, dan Aceh. Sedangkan pemenang pertama katgori khusus Pangan Lokal Olahan Bernilai Komersil jatuh pada provinsi Sumatera Barat dengan produk waffle bengkuang. (f)
Baca Juga:
Beauty Charity untuk Mendukung Pejuang Autoimun
IdeaFest 2018: Connected Generation Penentu Industri Kreatif Nasional
Taste Stories: Kisah Indah dibalik Setiap Citarasa
Topic
#panganlokal, #lcm
