30 Oct 2015

Ully Triani, Kembali Meniti Hidup

Sebelum malang-melintang di dunia modeling dan FTV, serta menjadi ikon Jakarta Fashion Week 2010, Ully memulai kariernya sebagai model di sebuah majalah remaja. Tahun 2003 ia sempat memberanikan diri mengikuti Wajah Femina 2003. Namun, ia terpaksa mengundurkan diri, meski telah terpilih sebagai salah satu finalis, karena masih terikat dengan sebuah agensi.  Ia pun kembali mencoba di tahun 2007, dan bintang terang menyinarinya setelah ia berhasil membawa pulang dua penghargaan.

Gemerlap panggung yang ia tinggalkan 4 tahun lalu itu  kini berusaha ia raih kembali. Ully pun kembali mencoba peruntungannya. “Kembali dari menyepi, saya sempat bekerja sebagai dokter gigi pengganti di sebuah klinik di Bogor. Namun, kerja kantoran rasanya bukan jiwa saya. Saya pun memilih resign,” katanya.

Terus terang, ia mengaku sempat ragu-ragu ketika ingin kembali ke dunia model dan TV. Kepercayaan dirinya hilang karena perceraian. Apalagi, ketika rumah produksi yang biasa mengontraknya, mengatakan bahwa ia hanya cocok berperan sebagai ibu muda. “Kok, rasanya semua pintu peran sudah tertutup. Padahal, saat itu saya sedang bangkrut. Saya harus segera bekerja untuk kehidupan saya dan Malka,” ungkapnya, sedih.

Nasib akhirnya mempertemukan wanita kelahiran 24 Januari 1984 ini dengan Rudy Soedjarwo. Saat itu Rudy sedang mencari seseorang yang cocok untuk film terbarunya, Stay with Me. Tak disangka, akting Ully yang kuat membuat Rudy jatuh cinta. Sang sutradara bahkan menyesuaikan cerita di film terbarunya itu, khusus untuk Ully.
“Saya amat bersyukur bertemu dengan Mas Rudy. Saya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Semua yang ia beri tahu dan sarankan, berusaha saya jalani dengan serius dan kerjakan sepenuh hati,” ungkapnya. 

Jujur, bintang videoklip lagu Dekat di Hati-nya RAN ini mengaku di dalam hatinya ia merasa tak memiliki apa-apa saat ini. Sehingga, ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas yang dipercayakan Rudy. “Bisa jadi, jika saya mendapatkan banyak pekerjaan dan main film ini saat baru menang WF, saya hanya menganggapnya this is just another job dan malah membuat saya sombong,” ungkap Ully.

Apa yang ia alami sedikit banyak membantunya saat berakting. Ketika harus menangis, ia membayangkan banyak hal, termasuk pengalaman kehadiran orang ketiga dalam rumah tangga, bangkrut, kehilangan rasa percaya diri, hingga perginya ayah tercinta. Semua pengalaman itu telah membuka matanya.

Ully yang mudah terharu ini mengaku bahwa dulu ia orang yang amat keras. Ia bisa sangat marah ketika sudah datang on time sesuai permintaan saat syuting, namun ternyata di lokasi syuting malah masih kosong. Prinsipnya adalah an eye for an eye. Jika ada yang menusuknya, maka ia akan kembali menusuk orang itu. “Serem, ya,” kata bintang FTV, Cinta Pada Pandangan Pertama (2012) dan 3 Resep Cinta (2015), ini.

Namun, kini ia sudah sampai di titik di mana ia harus mengikhlaskan semua. Ia belajar menyadari bahwa ada hal-hal yang tidak perlu dan tidak bisa dibalas. Ia juga tak mau repot-repot mengurusi hal-hal yang tidak penting. “Prinsip hidup saya kini adalah you get what you give, menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Balasan dari Tuhan pasti akan lebih baik,” katanya, yakin.

Tak Akan Mengubah Apa pun

Demi membangkitkan pikiran positifnya, wanita yang menyusui putranya hingga 2 tahun 10 bulan ini selalu merasa bersyukur. Pengalaman menjadi motivasinya bekerja untuk hidup ia dan anaknya. “Kalau ada yang bisa diubah, saya tak akan mengubah apa pun.  Karena, jika semua yang terjadi di masa lalu tidak saya alami, saya sekarang tidak akan menjadi seperti ini. Saya percaya takdir dan semua itu ada waktunya, ada alasannya,” katanya, semangat.

Masalah jodoh, meski tak ingin buru-buru, tidak jarang Ully dijodoh-jodohkan temannya dengan pria yang tampan dan mapan. Namun, bukan itu yang ia cari. Ia adalah wanita independen yang bekerja dan bisa menghidupi keluarganya. Ia juga tak ingin bergantung secara finansial pada siapa pun suaminya nanti. 

“Karena itu, saya ingin membagi kisah saya kepada banyak orang. Saya ingin menularkan ke  tiap orang, khususnya wanita, untuk lebih berani, mau keluar dari comfort zone, berani mengambil risiko, dan berani berjuang. Itu memang tidak mudah, banyak negatif dalam diri. Kita pasti mendapatkan yang kita mau, hanya kita harus sering bersikap positif,” katanya.

Wanita yang memilih menghabiskan uangnya untuk traveling bersama putranya ini hanya menyesali satu hal dalam hidupnya, yaitu berjuang untuk orang yang ternyata tak layak diperjuangkan. Apalagi ia merelakan semuanya untuk menerima kembali orang yang tak menghargainya.

“Tapi, itu adalah pelajaran hidup. Apa pun itu, saya harus berusaha maksimal. Jadi, ketika saya melihat ke belakang, saya sudah melakukan semuanya. Intinya, saya harus berjuang sampai enggak mampu lagi. Jika nanti ternyata Tuhan tidak setuju, at least saya sudah fight. Saya adalah orang yang berani mengambil risiko. Saya adalah orang yang memilih berkata, “oh well” bukannya “if only”. Jadi, saya tidak akan bertanya apa yang terjadi pada hal-hal yang tidak saya lakukan dulu,” tegasnya.

Argarini Devi