28 Jan 2016

Putri Winda Sari, Serba Autodidak
Lahir dan besar di Kisaran, ibu kota Kabupaten Asahan, yang dari Medan bisa ditempuh dengan berkendara sekitar 4 jam ke arah pantai timur Sumatra, Putri mulai melangkahkan kaki   di dunia modeling sejak tahun 2008, saat  masih duduk di kelas 1 SMU. Postur tubuhnya yang menjulang, tinggi 177 cm, fisik Putri memang terlihat menonjol.

    Namun, keinginan untuk menjajal dunia modeling baru terpikir olehnya ketika ia diajak sepupunya untuk ikut salah satu kompetisi model sebuah produk sepeda motor di kotanya. “Sepupu saya yang mengajari saya ‘jalan’. Ternyata, saya berhasil menjadi juara 2, dan sepupu saya menjadi  juara 1,” ujar Putri.

    Mengaku ‘ketagihan’ dengan suasana lomba model, Putri mulai mengikuti kontes-kontes serupa. Namun, kali ini ia ingin melangkah lebih jauh, yaitu ke Medan. “Di Kisaran, saya bisa langsung menang, berarti Medan adalah tujuan saya selanjutnya,” ujarnya.
 
  Meski jatuh cinta pada modeling, tak mudah baginya untuk mendapatkan izin orang tuanya yang waktu itu masih beranggapan profesi model   kurang baik karena dekat dengan hiburan malam dan pakaian seksi. Karena itu, Putri mengaku awalnya mengikuti berbagai kompetisi itu secara diam-diam. “Tapi, saya selalu pamit dan jujur pada dua abang saya ke mana saya pergi dan apa saja yang saya ikuti,” ujar anak bungsu dari 3 bersaudara ini. Apalagi ia tahu, kedua abangnya cukup protektif menjaganya.
   
Ada satu alasan lain mengapa Putri rajin mengikuti kontes kecantikan dan modeling di Medan (meski harus capek bolak-balik dari Kisaran), tak lain karena ia mengaku ingin belajar dari sesama peserta. “Di Kisaran tidak ada sekolah model. Mengambil sekolah model di Medan   juga tidak mungkin karena saya masih sekolah. Jadi,  tiap ikut kompetisi, saya sibuk memperhatikan bagaimana cara ‘jalan’ peserta lain yang saya tahu mereka pernah sekolah modeling,” ujarnya.

    Dari sesama model, Putri belajar bagaimana cara meletakkan tumit  saat melangkah, bagaimana posisi jemari tangan, dan lain sebagainya. “Salah satu yang sering saya perhatikan adalah Ririn Abeng, model dari Medan yang sudah berhasil di Jakarta,  tiap kali ia show di Medan,” ujarnya. Youtube juga menjadi ‘guru privat’-nya, terutama fashion show Victoria’s Secret yang menurutnya  tiap angel (model) memiliki karakter yang khas.
    
Bukan Putri namanya bila ia merasa puas, meski sudah banyak mengoleksi gelar kompetisi modeling. Ia ingin jalan di runway. Demi mimpinya itu, pada tahun 2013, Putri pun memberanikan diri untuk mengajukan diri  menjadi model catwalk salah satu desainer Medan yang ia dengar akan mengadakan fashion show. “Meski diberi tahu bahwa tidak ada bayaran, tetap saya iyakan. Selain ingin mendapat pengalaman, orang bisa melihat kemampuan saya jalan di catwalk,” ujar Putri, sambil mengatakan, di show-nya yang pertama itu dia hanya dibayar dengan nasi kotak.

    Perkiraan Putri tepat, karena setelah itu, dia mendapatkan tawaran demi tawaran. Dari honor yang tak sampai Rp100.000, hingga kini ia masuk jajaran model dengan bayaran termahal di Medan. Tidak semata menjadi model, Putri juga laris menjadi juri-juri ajang kontes kecantikan dan modeling di Medan. Izin orang tua pun ia dapat setelah orang tuanya melihatnya bisa berprestasi dan tetap tidak meninggalkan sekolah.

    Kini, dengan gelar sebagai Pemenang I WF 2015, dan pengalaman meniti karier benar-benar dari bawah, Putri siap ‘bertarung’ di Jakarta yang persaingannya sangat kompetitif. Namun, ia tidak gentar. “Saya memang belum punya banyak jejaring di Jakarta. Namun, saya tipe pekerja keras, mandiri dan disiplin sehingga saya optimistis,” ujar pengagum Whulandary Herman ini.

Apa targetnya di Jakarta? “Saya ingin ‘jalan’ di Jakarta Fashion Week dan fashion week-fashion week yang lain,” ujarnya mantap, sambil mengatakan bahwa ia ingin mencapai target itu dalam waktu setahun ini. Target lain? “Bisa berkarier di dunia presenting dan bisa bermain film atau FTV, serta ingin terjun ke dunia politik,” ujarnya, mengenai  target panjangnya.

Tentang Putri
•    Lagi menyukai buku-buku Chicken Soup for The Soul dan buku-buku tentang illuminaty.
•    Menyukai sepatu, saat ini memiliki lebih dari 20 pasang high heels.
•    Suka traveling ke taman margasatwa, dan sangat menyukai orang utan.
•    Lebih baik ketinggalan ponsel daripada ketinggalan dompet.
•    Lipstik, harus ada dalam tasnya. (f)

Yoseptin Pratiwi



 

echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
'; echo'
slot gacor
';