3 Apr 2014

Momentum Bona Dea Kometa

Ketika terpilih sebagai salah satu wakil Indonesia dalam pemilihan Asia’s Next Top Model (AsNTM) Cycle 2, Bona Dea Kometa (28) baru saja memulai kembali kariernya. Wanita yang sangat menikmati peran sebagai ibu dari Ratu Amabelle Muhammad (4) ini sempat melupakan niat untuk bekerja lagi. Kini, kiprahnya sebagai model dan presenter justru membawa kebanggaan tersendiri bagi keluarga kecilnya.

“Awalnya, saya tidak terpikir untuk kembali ke dunia modeling. Tetapi, setelah anak saya masuk TK dan saya punya waktu luang, keinginan itu muncul,”  tutur Bona, yang mulai aktif sebagai model pada usia 17 tahun.

Dimulai dengan mengikuti kelas MC-Presenter di TalkINC tahun 2012, Bona kemudian mendapat tawaran untuk menjadi penyiar radio. Perlahan tapi pasti, wanita yang pernah menjadi reporter berita di salah satu televisi swasta ini pun merintis ulang kariernya di dunia modeling. Meski tawaran mulai berdatangan, Pemenang Miss Fabulous Personality Wajah Femina 2006 ini mengaku membutuhkan momentum yang tepat.

Mendengar bahwa AsNTM tengah membuka pendaftaran untuk peserta di musim keduanya, sang adik pun mendorong Bona untuk ikut serta. Mengingat usianya kala itu 27 tahun, tepat di ambang batas maksimum, ia tak menyia-nyiakan peluang. “Momennya pas sekali. Ini kesempatan yang bagus daripada saya penasaran karena tidak mencoba,” tambah wanita yang namanya terinspirasi dari nama dewi kesuburan Romawi kuno dan Komet Halley ini.

Tak disangka, proses yang dijalani Bona terus berlanjut. Padahal, awalnya wanita kelahiran 17 Januari 1986 ini mendaftar semata demi menyegarkan ingatan, seperti apa rasanya kembali mengikuti kompetisi modeling. Menjadi satu dari 16 peserta AsNTM Cycle 2 menjadi membuka pintu baginya untuk berkarier lagi.

Mengantongi kesempatan menjadi model ternama di Asia, Bona berangkat dengan satu tujuan: ia ingin memberi inspirasi bagi Amabelle, jika ada kemauan pasti ada jalan, tak peduli apa rintangannya. Apalagi, sang putri sudah menunjukkan keinginan untuk mengikuti jejaknya. “Saya berharap dapat menjadi tempat bertanya dan berbagi untuk anak saya, jika ia kelak terjun di dunia modeling,” ujarnya.

Selama tinggal di Model House di Ritz-Carlton Hotel Kuala Lumpur, Malaysia, hari-hari Bona begitu penuh kejutan. Tiap pagi, ia tidak tahu kegiatan apa saja yang akan dijalaninya hari itu. Namun yang pasti, aktivitasnya  tiap hari begitu padat dan menguras energi.

Konsentrasi dan mentalnya pun tak luput diuji. Apalagi, ia harus terpisah dari keluarganya dan dijauhkan dari segala macam alat komunikasi. Demi bisa bertahan dalam kompetisi, Bona, sebagaimana peserta lainnya, dituntut untuk bisa menyelesaikan segala masalah mereka sendiri.

Menjalani kompetisi modeling yang dikemas dalam reality show televisi, Bona menghadapi tantangan berbeda dari biasanya. Pertama kali tiba, ia mengaku belum bisa membayangkan kompetisi seperti apa yang akan dijalaninya. Ternyata, di sana, selain lewat kemampuan modeling, para peserta juga dinilai dari cara mereka berinteraksi, dan hal-hal lain yang dipandang menarik ditayangkan di layar kaca. Selain itu, terkadang ada hal-hal yang harus diulang demi kebutuhan pengambilan gambar.

Selama mengikuti AsNTM, Bona pun memutuskan untuk menjalani peran yang tidak berbeda jauh dengan kesehariannya. Ia memilih untuk tidak terlalu terlibat konflik, dan  fokus pada kegiatan sehari-hari di sana.

Ketika senggang, ia pun sering memasak untuk para peserta lain, sekalian untuk melepas stres. “Dalam hati, saya terus berusaha mengendalikan perasaan. Kalau terlibat konflik, saya takut akan jadi down dan justru makin kangen keluarga,” jelasnya.

Sayangnya, perjalanan Bona di AsNTM  terhenti di episode kedua. Ketika ia dinyatakan harus pulang, para peserta lain merangkulnya sambil berurai air mata. “Thank you so much for having so much dignity and so much grace. You really are so beautiful,” ujar Nadya Hutagalung, host AsNTM, saat memberinya pelukan perpisahan.


Puji Maharani
Foto: Dok. Femina