True Story
Tong Phuoc Phuc ‘Malaikat’ bagi Bayi yang Tak Diinginkan

11 Aug 2016


Foto: 123RF

Hanya dengan membayar 50 dolar AS, atau sekitar Rp650.000, wanita di Vietnam sudah bisa melakukan aborsi, dan tidak dilakukan diam-diam. Memang, karena legal, aborsi menjadi hal yang lazim dilakukan di Vietnam. Tiap tahun  terjadi sekitar 1 juta praktik aborsi di negara berpenduduk 84 juta jiwa itu. Umumnya, bayi hasil aborsi dibuang sembarangan, dianggap sebagai limbah medis. Kenyataan inilah yang menggerakkan hati Tong Phuoc Phuc (45) untuk mengubur bayi-bayi yang tak diinginkan itu dengan layak. Tanpa pamrih, sejak tahun 2001, ia telah mengubur sekitar 10.000 bayi. Femina merangkum kisahnya dari berbagai sumber. 
 
Sudah 10.000 Bayi
Tong Phuoc Phuc yang tinggal di Kota Nha Trang, Vietnam, sama seperti pria pada umumnya. Perawakannya sedang dengan wajah kebapakan. Dari wajahnya tersirat bahwa hidup yang ia jalani tidak mudah. Sehari-hari, Tong adalah buruh konstruksi.
 
Namun, perbuatannya yang sungguh mulia membuatnya berbeda dari pria mana pun di dunia ini. Ya, sejak tahun 2001 lalu, Tong dengan sukarela menguburkan bayi-bayi hasil aborsi atau yang meninggal saat dilahirkan. Hingga kini, ia telah mengubur sekitar 10.000 bayi.
 
Semua itu berawal ketika ia mengantarkan istrinya, Nguyen Thi Le Yen, ke rumah sakit untuk memeriksakan kehamilan. Tiap kali mengantar sang istri, ia mengamati banyak wanita hamil yang keluar dari ruangan klinik, tanpa membawa bayi.
 
Butuh waktu beberapa lama bagi Tong untuk menyadari bahwa wanita-wanita hamil itu keluar dari klinik tanpa membawa bayi karena telah melakukan aborsi. Dengan diliputi rasa kecewa dan sedih, ia pun berjanji, jika persalinan istrinya yang memang sulit hamil itu berhasil, maka ia akan melakukan sesuatu: menguburkan bayi-bayi hasil aborsi.
 
“Di kala saya mengharapkan kelahiran seorang anak, wanita lain malah menggugurkannya. Mungkin mereka tidak sadar bahwa anak adalah anugerah yang paling berharga dari Tuhan,” tuturnya. 
 
Setelah anak mereka lahir, tanpa malu  Tong pun mengunjungi beberapa rumah sakit dan klinik bersalin. Ia menawarkan diri untuk mengubur bayi-bayi yang tidak sempat menghirup udara di dunia ini.
 
Makin lama, jumlah bayi yang harus dikubur pun  makin banyak, seakan tak terbendung, sementara lahan sangat terbatas. Halaman belakang rumahnya yang ia jadikan sebagai kuburan, tidak sanggup lagi menampung.
 
Beberapa tahun kemudian, Tong  membeli tanah seluas 11.000 meter persegi di dataran tinggi Hon Thom, Nha Trang, Provinsi Khanh Hoa. Uang sebesar 45 juta dong Vietnam (sekitar Rp26 juta) untuk pembelian tanah itu adalah hasil simpanannya.
 
Perluasan lahan pemakaman itu mesti ia lakukan, sebab ia melakukan penguburan tidak asal-asalan. Tiap bayi yang ia kubur mendapat batu nisan sendiri. “Pada tahun 2006-2007, saya menerima sekitar 30 janin hasil aborsi per hari,” ujarnya, sedih. 
 
Tindakan Tong ini sempat dianggap aneh oleh beberapa pihak, bahkan istrinya sendiri. Apalagi,  karena ia harus membeli tanah dan mengorbankan puluhan juta uang miliknya. “Mereka mengatakan saya gila, tapi saya tidak menyerah. Yang saya lakukan ini  layak didapat  oleh bayi-bayi yang tak berdaya itu,” katanya.
 
Di tanah berpemandangan indah itu Tong menyusun kuburan dengan rapi sehingga terlihat menawan, layaknya seperti sebuah taman. Didominasi oleh warna merah, pink, dan kuning. Suasananya teduh, sama seperti Tong yang tenang, menyejukkan hati. “Setidaknya mereka bisa mendapat tempat peristirahatan yang layak dan dapat didoakan banyak orang,” ujarnya.
 
Tong berharap, dengan adanya kuburan itu para wanita di Vietnam tersentuh hatinya untuk tidak melakukan aborsi secara sembarangan, sesulit apa pun keadaan yang dihadapi. 
 

(Klik page di bawah untuk cerita selanjutnya)
 


Topic

#pekerjasosial

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?