True Story
Menaklukkan Jarak dan Waktu Ala Zivanna Letisha & Haries Argareza Harahap

9 Sep 2017


 
DEKAT DI HATI

Empat tahun keduanya melalui masa pacaran dan tidak selalu mulus. “Godaan di kanan-kiri, baik dari sisi saya maupun  Arga, selalu ada,” ungkap Zizi. Keduanya sempat mengalami masa break yang cukup lama. Di saat yang sama, Zizi memakai waktu itu untuk sekolah bahasa Mandarin di Cina selama satu tahun (2014-2015). “Di saat kami jauh, menjadi ruang bagi kami berdua untuk saling introspeksi. Apakah kami benar-benar yakin,” ujar Zizi.

Di tengah hujan pertanyaan dari kedua orang tua, Zizi dan Arga masih diliputi keraguan. Sampai-sampai Zizi mengajak serta ibunya untuk berumrah khusus untuk menjawab kegalauan hatinya ini. “Ya Allah, bantu yakinkan aku. Kalau memang dia orangnya, dekatkan terus,” ungkap Zizi, yang selama itu terus  tekun berdoa memohon petunjuk.

Doanya mulai terjawab. Satu per satu, tali pengikat yang mempersatukan itu mulai terlihat nyata. Tiba-tiba bermunculan keluarga-keluarga jauh dari mereka berdua, yang ternyata terhubung oleh ikatan persaudaraan. Ada juga yang mengatakan bahwa  Siregar itu biasanya berjodohnya dengan marga Harahap dan Lubis. “Universe sepertinya berusaha untuk terus mendekatkan kami. Banyak hal superstitious yang menggiring kami menjadi makin dekat. Lama-kelamaan feeling saya makin kuat, dan makin berani bilang, ’Ya, dia memang jodoh saya,’” ungkap Zizi.  

Rupanya, selama Zizi belajar di Cina, Arga mulai membuka perbincangan masa depan dengan orang tua Zizi di Jakarta. Sampai-sampai, saking kedua orang tuanya telah merasa sayang dan cocok dengan Arga, mereka justru ’mengancam’ Zizi. “Awas, ya, kalau kamu macam-macam,” ujar Zizi, mengulang pesan sang ibu kepadanya, tertawa.

Segala kekhawatiran dan keraguan itu akhirnya sirna, berganti dengan keteguhan hati untuk menjalani hidup bersama. Pada 21 Februari 2016, di hadapan penghulu, Arga resmi menyunting Zizi sebagai istrinya, dengan maskawin berupa uang Rp300 juta dan logam mulia seberat 21,216 gram, yang melambangkan tanggal pernikahan mereka.

Namun, hanya tiga bulan saja keduanya bisa mereguk kemesraan sebagai pasangan pengantin baru. Setelah itu, Arga yang tengah menjalani perekrutan kerja untuk sebuah perusahaan yang berlokasi di Jepang, harus segera berangkat untuk bekerja di Negeri Sakura itu. “Berat sekali rasanya. Tapi, kami berdua sudah sepakat harus saling mendukung. Kami berdua percaya, ini sudah jalan yang ditakdirkan Allah, dan pilihan-Nya sudah pasti yang terbaik. Ini yang membuat kami ikhlas menjalani,” ungkap Arga.

Proses mulai dari dihubungi oleh perekrut hingga keberangkatan Arga memang begitu cepat. Hanya dalam waktu tiga minggu saja. Di saat yang sama, Zizi juga tidak bisa begitu saja meninggalkan Indonesia. Ia masih terikat kontrak dengan salah satu stasiun televisi. “Saya tidak mau menghalangi Arga untuk berprestasi atau mengejar karier,” ujarnya. Menurutnya, semua ini adalah soal kompromi dan saling toleransi.

Dengan jatah cuti yang hanya 12 hari dalam setahun dan jam kerja 9 to 5, agak sulit bagi Arga untuk bermanuver pulang-pergi Jepang-Jakarta. Berbeda dengan jadwal Zizi yang terbilang lebih fleksibel. “Akhirnya saya tawarkan solusi,  tiap tiga bulan sekali, saya yang akan ke sana. Giliran Arga pulang ke Jakarta adalah saat cuti,” ujar Zizi. Berbeda dengan pola LDR saat mereka masih berpacaran, di mana Zizi mengaku suka ’menghilang’ dari radar, setelah menikah, ia menjadi lebih serius dan berkomitmen menjaga komunikasi dengan sang suami.

“Untungnya ada teknologi seperti video call. Koneksinya lumayan bagus, sehingga saat dia ada di atas kereta pun kami bisa ngobrol. Seru aja, dengan cara ini saya pernah diajak tur untuk menunjukkan kantornya dan meja kerjanya. Karena cuma selisih waktu dua jam, kami sempatkan untuk makan siang bersama jarak jauh,” cerita Zizi.

Apalagi, saat ini Zizi sedang mengandung buah hati mereka. Selama masa kehamilan, Zizi rajin merekam sesi konsultasinya dengan ahli kandungan untuk dibagikan kepada sang suami lewat jaringan LINE. “Saat pertama tahu saya hamil, Arga ada di Jepang. Jadi, saya kasih lihat hasil USG kehamilan. Kami berdua sama-sama menangis dan terharu,” ungkap Zizi, yang di saat bersamaan sebenarnya sedang mengantongi tiket ke Jepang untuk mengunjungi Arga. Untungnya, kehamilan Zizi tergolong sehat, sehingga dengan bekal vitamin penguat rahim, di usia kehamilan sebulan Zizi bisa tetap pergi ke Jepang.

“Selama di Jepang saya tersiksa. Makanan sushi dengan segala ikan mentah yang saya sukai, tidak bisa saya sentuh. Saya juga mual  tiap kali mencium aroma ramen. Selama di sana hanya bisa makan nasi telur. Tapi, karena ada suami, rasanya senang saja,” cerita Zizi. Selama dua minggu di Jepang itu Zizi mengaku menjadi sangat manja terhadap suaminya. “Tiba-tiba badan saya minta dimanja dan sakit-sakit, saya jadi gampang mengeluh. Untung Arga mau mengerti dan sangat sabar,” lanjutnya.

Zizi mengaku sempat mengalami pregnancy blues. Ada kekhawatiran dalam hatinya. Ia melihat bagaimana kehidupan rekan-rekannya yang awalnya sibuk berkarier berubah total setelah mereka menjadi ibu. Padahal, Zizi masih menyimpan banyak sekali keinginan dan rencana untuk terlibat di proyek ini dan itu. “Campur aduk antara bahagia, tapi juga bingung. Saya merasa belum siap, kaget, apalagi Arga jauh. Mood jadi sering berantakan,” ungkapnya.

Ia merasa sangat beruntung tinggal dikelilingi support system keluarga yang kuat. Melalui sesi curhat dan diskusi dengan ibunya, serta kakak perempuan sang suami, ia paham bahwa masa-masa ini wajar terjadi dan akan terlampaui. “Apa yang saya  takutkan sebenarnya tidak perlu saya takutkan. Saya ingin mengisi perjalanan kehamilan saya dengan hal-hal yang membahagiakan,” ungkap Zizi, tak ingin karakter bayinya terpengaruh oleh emosinya.

Babak baru dalam kehidupan pernikahan mereka ini juga membuat Arga terus mempersiapkan diri. “Saya ingin menjadi ayah yang baik dan berhasil dalam mendidik anak, plus bisa menjadi imam di keluarga kecil saya ini,” ungkap Arga, yang mulai rajin membaca artikel tentang cara mendidik anak, dan berdiskusi dengan saudara  serta teman-teman yang sudah punya momongan, termasuk dengan Zizi. “Insya Allah, saya dan Zizi akan berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik dan menjadi support system yang terkuat bagi si kecil, Amin,” doa Arga, penuh harap. (f)

 


Topic

#kisahcinta, #kisahsejati

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?