True Story
Kisah Cinta Eko Supriyanto, Koreografer Pesta Pembukaan Asian Games 2018

18 Aug 2018


Foto: Dok.Pribadi

 
Seniman tari asal Solo, Eko Supriyanto (48) mendapat kepercayaan untuk membuat koreografi bagi 1.600 penari, dari total 4.000 penari, yang ambil bagian dalam upacara pembukaan Asian Games di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (18/8).

Di luar sisi kehidupannya sebagai seniman tari, mantan penari latar Madonna ini juga menyimpan kisah cinta unik. Ketika banyak pria mendambakan posisi Rama, kesatria tampan yang berhasil memenangkan Shinta. Eko justru memuja Rahwana. Menurutnya, cinta Rahwana lebih heroik daripada Sri Rama.

Dalam kehidupan nyata, pria yang baru saja meraih gelar Doktor Summa Cum Laude dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta itu menganggap Astri Kusuma Wardani (36) sebagai jelmaan Shinta. Sama-sama terluka dan kurang beruntung dalam cinta, justru membuat hati keduanya saling menyapa.

Kisah cinta mereka mengundang kontroversi. Lingkungan kampus mulai ramai dengan gunjingan tak sedap seputar hubungan keduanya. Hal ini terkait dengan status Astri sebagai mahasiswi dan Eko sebagai dosen.
 

”Saya siap menanggalkan semua masa lalu saya dan mengubah diri saya untuk kamu, dan masa depan kita. Kalau kamu yakin, kita bisa menempuh kehidupan baru berdua,” ucap Eko.


Meski masih ragu, Astri mengiyakan ajakan Eko dengan satu syarat, Eko benar-benar meninggalkan kegemarannya bertualang cinta. Demi membuktikan cintanya, Eko mengarang koreografi  tari untuk meminang Astri.

Tarian berjudul Daub itu mengisahkan pertemuan pengantin, Rahwana dan Shinta. Menurutnya, dari sisi kemanusiaan, Rahwana mengagungkan kesetiaan dan cinta. Ia mengorbankan hidup, kerajaan, keluarga, demi cintanya pada Shinta.

Dalam tarian yang mengalir lambat itu, pengantin pria mengenakan rambut sepanjang hampir 3 meter. Ujung rambut yang terbagi menjadi 60 bagian itu terikat pada tali elastis yang menempel pada dinding panggung. Saat pengantin melangkah, masing-masing bagian rambut itu akan tertarik ke belakang dan jatuh satu per satu.

”Ini melambangkan masa lalu yang sudah saya tinggalkan di belakang,” ujar Eko. Uniknya, di bagian akhir tarian, ketika semua rambut telah terlepas, banyak anak kecil berlarian. ”Kalau yang ini perlambang saya ingin punya banyak anak darinya,” kata Eko, tertawa.

Meski merasa bahwa sang suami tidak romantis, karya inilah yang sampai kini melekat di hati Astri. Setelah menikah, mereka mendapat kesempatan untuk menarikannya berdua di Jepang. ”Seluruh jiwa saya juga ikut menari,” cerita Astri, sumringah.

Keduanya menikah dalam kesahajaan di sebuah masjid kecil di Wonosobo, tempat asal Astri.

Eko mengaku, pekerjaan sebagai seniman yang sering diundang ke sana-sini, membuka peluang munculnya berbagai godaan. ”Saya hanya meminta kepercayaan Astri, bahwa saya akan tetap menjaga komitmen,” ungkap Eko.

Ia menambahkan, ketika cintanya dan Astri memasuki fase nyaman, harus ada cinta baru yang menjaga kehidupan pernikahan mereka terus hangat. ”Cinta baru itu adalah anak-anak kami,” ujar ayah dari Chandra Suryavimala Prabhashri (14) dan Lintang Hinepukohu Ataahua (9) ini.

Sama seperti arti nama kedua putrinya, kehadiran keduanya mampu menghadirkan kehangatan, cahaya, dan pancaran energi yang selalu baru dalam bahtera rumah tangga mereka. (f)


Topic

#asiangames, #ekosupriyanto, #kisahcinta

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?