Foto: Instagram @habibiecenter

Presiden ke-3 Republik Indonesia yang memiliki nama lengkap dengan gelar Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie hanya menjabat sebagai wapres selama 2 bulan dan sebagai presiden selama 1 tahun 5 bulan. Walau sebentar, beliau mewariskan banyak hal penting bagi bangsa Indonesia. 

Selain meresmikannya UU Otonomi Daerah, Habibie membebaskan para tahanan politik zaman orde baru, melahirkan undang-undang tentang partai politik dan pemilu, membuka jalan bagi kebebasan pers, serta menghapus surat bukti kewarganegaraan Indonesia yang menghapus diskriminasi etnis Tionghoa.

Bagi wanita Indonesia, beliau juga punya warisan yang berharga. Sebagai presiden saat Indonesia kacau balau, Habibie bersedia meminta maaf kepada korban kekerasan seksual pada Mei 1998 dan meneken Keputusan Presiden pendirian Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).

Seperti dilansir dalam situs Komnas Perempuan, saat menjadi Presiden Indonesia, Habibie pernah menerima perempuan-perempuan yang menyampaikan fakta ditemukannya korban kekerasan seksual di Tragedi Mei ’98. Pertemuan ini melahirkan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).

Ada sebuah momen penting saat itu, ada beberapa pihak yang menyatakan bila temuan kekerasan seksual dari Tim Gabungan Pencari Fakta ‘98/ TGPF ‘98 bisa saja langsung ditindaklanjuti oleh lembaga negara yang sudah ada. Namun Habibie mengatakan, “No, ini spesifik, karena ada kekerasan seksual. Ini specific case!” 

Lembaga seperti Komnas Perempuan ini, yang pertamakali di dunia dan banyak negara yang datang untuk belajar ke Komnas Perempuan.  Akan memungkinan pada film Habibie & Ainun berikutnya, akan ada bagian mengenai Tragedi Mei ’98, temuan adanya kekerasan seksual dan lahirnya Komnas Perempuan.

Meski tak lagi menjabat sebagai presiden, Habibie tetap memberi perhatian pada isu-isu yang berkaitan dengan wanita dan kerap melakukan pertemuan dengan Komnas Perempuan. Tahun lalu beliau juga membuka lebar perpustakaan di rumahnya di kawasan Patra Kuningan untuk menggelar konser Sebuah Simfoni tentang Perempuan. Diadakan sehari setelah tanggal ulang tahun mendiang Ainun Hasri Besari, 12 Agustus 2018, konser itu menggelar karya pianis dan komposer Ananda Sukarlan. Selain peringatan ulang tahun Ainun Habibie, acara itu merupakan peringatan 20 tahun Reformasi 1998 dan mengenang pada jasa para perempuan di sekitar dan setelah 1998. (f)

Baca Juga:

Selamat Jalan Bapak Teknologi Indonesia, BJ Habibie
Profesor Pesawat Itu Telah Berpulang. BJ Habibie Meninggal Dunia Pada Usia 83 Tahun
BJ Habibie, Anak Teknik yang Romantis