Trending Topic
Tanggapan Kemenkes Tentang Berita Kelumpuhan Akibat Imunisasi MR

16 Aug 2017

Foto: Fotosearch
 
Tiga minggu setelah peluncuran kampanye imunisasi MR  (Measles Rubella) nasional, beredar kabar di media sosial, tentang seorang anak yang mendadak mengalami kelumpuhan setelah melakukan vaksin MR. Tentu saja berita yang viral ini meresahkan para orang tua dan mendorong timbulnya keengganan orang tua untuk mengikutsertakan anak mereka dalam program Kementerian Kesehatan ini.
 
Menanggapi kabar yang beredar tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui rilis yang disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI menegaskan kembali bahwa vaksin MR aman bagi kesehatan. Hal tersebut berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh Komnas Pengkajian dan Pencegahan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas PP KIPI).
 
Ketua Komnas PP KIPI, dr. Hindra Irawan Satari mengatakan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) adalah setiap kejadian medik yang terjadi setelah pemberian vaksin, bisa merupakan gejala, tanda, atau pemeriksaan laboratorium.
 
“Tugas kami melakukan causality assessment. Kami mengkaji dari data-data yang ada sehingga akhirnya dapat mengklasifikasikan apakah kejadian pasca imunisasi ini ada hubungannya dengan vaksin yang diberikan atau tidak,” kata dr. Hindra.
 
Menurut dr. Hindra, ada dua faktor utama yang dinilai. Pertama konsep, yaitu mulainya vaksin diberikan sampai terjadinya kejadian pasca imunisasi. Kedua, apakah ada penyakit lain yang mendasarinya, atau kejadian pasca imunisasi itu terjadi karena memang anaknya sudah sakit.
 
Vaksin MR yang diberikan pada anak adalah virus yang dilemahkan. Sehingga akan ada reaksi pada tubuh terhadap bibit penyakit yang dilemahkan oleh virus tersebut. “Karena virusnya hidup tidak langsung memberikan gejala, perlu waktu sampai terjadinya gejala,” ujar dr. Hindra.
 
Demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat bekas suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang akan menghilang dalam 2-3 hari. Kejadian pasca munisasi yang serius sangat jarang terjadi.
 
Data yang dikeluarkan Kemenkes RI, hingga Senin (14/8), cakupan imunisasi mencapai 38,5 persen dari target 35 persen untuk bulan Agustus 2017. Capaian imunisasi ini melebihi target karena animo masyarakat untuk imunisasi cukup besar. “Tetapi yang harus terus kita pantau adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang sifatnya penolakan,” ungkap dr. Mohamad Subuh, MPPM, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI.
 
Jika terjadi dugaan KIPI, menurut dr. Subuh, jangan dikatakan langsung disebabkan oleh vaksin MR. Harusnya ada konfirmasi dan klarifikasi terlebih dahulu. “Kalau ada kejadian pasca imunisasi di kabupaten maka dinas kabupaten harus melaporkannya kurang dari 24 jam,” katanya.
 
Terkait penolakan imunisasi, saat ini Kemenkes melakukan pendekatan-pendekatan dengan mengefektifkan Komunikasi kepada mereka. Salah satunya bekerja sama dengan Komnas KIPI.
 
Imunisasi MR adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah dua penyakit sekaligus, yaitu campak dan rubela. Campak dan rubela adalah penyakit infeksi menular melalui saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus. Imunisasi MR diberikan kepada anak usia 9 bulan hingga 15 tahun secara gratis secara gratis melalui kampanye imunisasi MR.
 
Campak dapat menyebabkan komplikasi serius seperti diare, radang paru (pneumonia), radang otak (ensefalitis), kebutaan dan kematian. Sedangkan rubela biasanya berupa penyakit ringan pada anak. Tetapi bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan bayi saat dilahirkan atau disebut dengan Sindroma Rubella Kongenital seperti kelainan pada jantung dan mata, tuli dan keterlambatan perkembangan. (f)
 

Faunda Liswijayanti


Topic

#imunisasi, #MR, #kesehatan, #measles, #rubella

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?