Trending Topic
Studi Google User’s Voice: Teknologi Data untuk Membantu Meningkatkan Kualitas Hidup Pengguna Kursi Roda

23 Mar 2017


Foto: Pixabay
 
Upaya untuk membantu penyandang disabilitas agar bisa mandiri kian gencar dilakukan oleh berbagai komunitas. Mandiri bagi penyandang disabilitas berarti bahwa mereka tidak membutuhkan bantuan lagi dari orang lain dalam menjalani keseharian mereka.

Salah satunya, inisiatif dari United Cerebral Palsy (UCP) Roda Untuk Kemanusiaan berupa studi awal Google User’s Voice (GUV). Studi yang dibiayai Google Impact Challenge 2015-Disabilities itu diluncurkan pada (18/3) lalu dan akan mengumpulkan data dan dampak kualitas hidup pengguna kursi roda yang sesuai serta bagaimana kursi roda digunakan oleh orang dengan disabilitas di negara berkembang.

Sensor akan diletakkan di roda dengan enam jenis kursi roda yang berbeda di Bali. Gerakan penggunanya akan mengaktifkan sensor, dan akan dilanjutkan dengan pengambilan data dalam daya tahan, kinerja, jarak tempuh dan faktor lainnya.

Pengguna kursi roda akan menerima pertanyaan setiap bulannya melalui pesan singkat (SMS) tentang seberapa sering mereka menggunakan kursi roda, kenyamanannya, serta kesehatannya. Data akan dikirim kembali ke GUV melalui sistem (clouds) dan tim studi akan melakukan survei berkelanjutan.

Berdasarkan Konvensi PBB tentang Hak Penyandang Disabilitas (CRPD) diakui bahwa kemandirian mobilitas adalah hak asasi manusia, dan orang-orang dengan disabilitas berhak untuk menuntut kursi roda yang sesuai.

“Studi ini akan menunjukkan fakta-fakta bahwa sebuah kursi roda yang sesuai dapat membuat perubahan dengan meningkatnya partisipasi dan inklusi bagi penyandang  disabilitas,” tulis Dr. Reyes, seorang pengguna kursi roda, dari UCP Roda untuk Kemanusiaan dalam pernyataan resmi yang diterima femina.

Di Indonesia, ada 11 juta orang dengan disabilitas atau 4,5 persen dari populasi. Sejumlah 70 juta orang membutuhkan kursi roda, namun hanya di antara 5-15 persen yang memiliki akses pada sepatu roda. Penyandang disabilitas lebih sulit untuk bisa masuk sekolah dibandingkan anak tanpa disabilitas. Tentu saja, itu akan berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran di masa depan.  

Proyek ini bekerja sama dengan World Health Organization, Massachusetts Institute of Technology (MIT-CITE), Universitas Gadjah Mada, International Society of Wheelchair Professionals dan PUSPADI Bali. The Canadian Wheelchair Foundation mensponsori kursi roda sebagai proyek awal melalui Rotary Club Bali Taman. Sekelompok anggota Rotary Club dari Kanada juga telah menyediakan dana untuk kursi roda.

Selama proyek GUV, 150 orang akan menerima kursi roda yang sesuai di PUSPADI Bali, sebuah yayasan non-profit yang menyediakan rehabilitasi untuk warga lokal dengan disabilitas yang tinggal di pulau. Semua peserta proyek ini berusia dari 16 tahun sampai lanjut usia. Pada Agustus 2017, secara keseluruhan proyek ini mencakup 300 kursi roda di Indonesia dan 300 di Nikaragua yang akan dimulai dan dilanjutkan dengan 15 bulan untuk pengumpulan data lebih lanjut. (f)
 
Baca juga:
Iriana Joko Widodo Perkenalkan Karya Siswa Penyandang Disabilitas kepada Tamu Negara di Spouse Program KTT IORA 2017
Kemenangan Penyandang Disabilitas
Putri Sampaghita: Mendampingi Masa Depan Difabel


Topic

#Disabilitas

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?