Trending Topic
Selamat Hari Bahasa Ibu Internasional!

21 Feb 2017


Foto: Fotosearch, UNESCO.org

International Mother Language Day alias Hari Bahasa Ibu Internasional yang jatuh di tanggal 21 Februari mungkin kurang populer. Namun, ini termasuk salah satu hari penting untuk diperingati. Menurut Irina Bokova, Direktur Umum UNESCO, bahasa ibu menjadi pendekatan multibahasa dan merupakan komponen penting dari pendidikan yang berkualitas. “Itu pula yang menjadi dasar untuk pemberdayaan wanita dan pria, serta masyarakat mereka sendiri,” ungkap Irina seperti dikutip dari UNESCO.org.

Untuk peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional pada tahun ini, UNESCO mengusung tema “Towards Sustainable Futures through Multilingual Education”, yang bisa diartikan sebagai menuju masa depan berkelanjutan melalui pendidikan multibahasa. Demi mendukung pembangunan berkelanjutan, setiap peserta didik harus memiliki akses pendidikan dalam bahasa ibu masing-masing kemudian mengenal bahasa lain. Pasalnya bahasa ibu mempermudah kita menguasai keterampilan dasar dalam membaca, menulis, juga berhitung. Lebih jauh lagi, bahasa lokal bisa digunakan dalam mentransfer nilai dan budaya tradisional yang punya peran penting untuk membangun masa depan berkelanjutan—sesuai misi para pemimpin dunia yang disebut Agenda Sustainable Development tahun 2030.

Lalu, apa yang dimaksud dengan pendidikan multibahasa? UNESCO menjabarkan empat poin di antaranya:
1/ Menekankan kualitas dari pengajaran dan pembelajaran yang terfokus pada pemahaman serta kreativitas.
2/ Menguatkan aspek kognitif dari pembelajaran dengan cara menggunakan bahasa ibu untuk mengaplikasikan langsung hasil belajar peserta didik dalam hidupnya.
3/ Meningkatkan dialog interaktif antara peserta didik dan guru melalui komunikasi yang tulus sejak awal.
4/ Memfasilitasi partisipasi dan tindakan dalam masyarakat, serta memberikan akses pengetahuan dan ekspresi budaya terbaru, sehingga tercipta interaksi yang harmonis antara masyarakat global dan lokal.

Pendidikan multibahasa ini untuk memfasilitasi mereka yang belum memiliki akses ke dunia pendidikan demi mendapatkan kesetaraan, yaitu populasi dengan bahasa minoritas atau bahasa pribumi—terutama untuk anak perempuan dan wanita.

Mengapa tanggal 21 Februari terpilih menjadi Hari Bahasa Ibu? Menurut InternationalLanguageDay.com, berawal dari peristiwa terbunuhnya beberapa mahasiswa dari Universitas Dhaka oleh polisi dan tentara Pakistan di tahun 1952 saat mengikuti Bengali Language Movement. Ini merupakan satu-satunya kegiatan untuk mendukung kebebasan berbahasa ibu dengan mengorbankan nyawanya sendiri. Untuk mengenang pengorbanan tersebut dibuatlah patung Language Martyr’s Monument (Shahid Minar) di Universitas Dhaka, Bangladesh. Setiap tahunnya jutaan orang datang untuk memberikan bunga dan penghormatan hingga menjadi salah satu acara besar di Bangladesh. Uniknya lagi, monumen serupa dibuat di taman Ikebukoro, Tokyo, Jepang, juga di AS, Inggris Raya, Italia, dan beberapa negara lain di dunia. FYI, Bengali merupakan bahasa ke-6 yang paling sering digunakan di seluruh dunia.

Di hari istimewa ini, UNESCO sekaligus mengajak semua orang untuk menghormati bahasa ibu serta selalu menggunakannya untuk proses belajar dan mengajar, sekaligus menjaga keberagaman bahasa di dunia. Nggak mau, kan, bahasa Indonesia punah? (f)


Baca juga:
 


Topic

#bahasa

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?