Trending Topic
Mengapa Kegiatan Sosial Bisa Bikin Ketagihan?

14 Nov 2017


Foto: FLW

Dari jajaran artis-artis Hollywood, nama Angelina Jolie sangat identik dengan kegiatan kemanusiaan. Mantan istri Brad Pitt ini sudah lama dikenal akan kepeduliannya terhadap permasalahan hak asasi manusia, terkait pengungsi serta kasus kekerasan pada anak dan wanita.
 
Angelina tercatat sebagai duta PBB untuk isu HAM, Jolie tidak hanya menjadi pembicara di forum internasional, tapi ia juga turun langsung ke lapangan. Berkunjung ke daerah-daerah konflik untuk bertemu dengan anak-anak dan para wanita dan membawa perubahan untuk mereka. Apa yang dilakukan Jolie ini, juga diikuti oleh artis-artis muda Hollywood lainnya seperti Emma Watson yang sangat peduli pada lingkungan dan masalah sampah.
 
Tidak kalah dengan artis Hollywood, beberapa artis dalam negeri juga dikenal sangat vokal dan aktif dengan kegiatan sosial dan lingkungan. Nugie misalnya, selama bertahun-tahun konsisten mendukung program pelestarian alam. Lain lagi dengan Dian Sastrowardoyo, yang mendirikan Yayasan Dian Sastrowardoyo dan aktif membantu anak-anak putus sekolah agar dapat melanjutkan sekolah mereka.
 
Di luar para selebritas, masyarakat pun semakin banyak yang menjadikan aktivitas ini sebagai ‘kebutuhan’ hidup mereka. Selain menjadi sebuah kebanggaan karena bisa menjadi bagian dalam satu kegiatan sosial, menggagas kegiatan yang memberikan dampak positif juga menjadi nilai tambah dalam pergaulan sehari-hari, termasuk di lingkungan kerja. Voluntarisme pun menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban.
 
Tren ini tergambar dari hasil hasil Wealth Wisdom Study yang dilakukan oleh Permata Bank. Berdasarkan survei tersebut, 11,9% responden mengatakan bahwa arti dari kekayaan yang seutuhnya adalah kemampuan untuk berbagi kepada orang lain.
 
Sedangkan 49% responden berpendapat bahwa kemampuan berbagi kepada sesama adalah faktor yang penting dalam mempengaruhi kebahagiaan mereka. Kekayaan yang seutuhnya (Wholistic Wealth) tidak hanya berhubungan dengan kondisi finansial dan kepemilikan materi seseorang, tetapi juga mencakup hal-hal lainnya seperti keluarga, kesehatan, serta hubungan dengan sesama.
 
Menurut Lusi Nur Ardhiani, M.Psi, psikolog sekaligus dosen di Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta, melakukan aksi sosial adalah sebuah kegiatan yang bikin ‘nagih’. Karena tidak hanya memberikan kebahagiaan untuk orang lain, menjadi sukarelawan sosial juga mendatangkan kebahagiaan yang besar bagi pelakunya.
 
“Kebahagiaan yang dirasakan ini yang membuat seseorang seperti tidak bisa lepas dari kegiatan voluntarisme,” kata Lusi pada pekan lalu, (2-4/11) di Yogyakarta.
 
Berbagai bukti ilmiah juga menunjukkan bahwa perilaku ini sesungguhnya memberi dampak positif baik bagi kesehatan fisik maupun kesehatan mental seseorang. Secara psikologis, selain faktor internal, menjamurnya perilaku volunteering di kalangan masyarakat juga dipengaruhi oleh media sosial saat ini.
 
“Mempublikasikan aksi sosial di media sosial akan menarik lebih banyak orang untuk menghargai aksi volunteering ini, sekaligus memotivasi lebih banyak orang untuk melakukannya,” jelas Lusi.
 
Bagi Reky Martha, Co-founder & President dari Hoshizora Foundation, pengalamannya membangun yayasan yang membantu anak-anak putus sekolah untuk tetap bisa bersekolah lagi ini, dimulai dari gerakan volunteerism yang ia lakukan bersama teman-temannya sesama pelajar Indonesia yang bersekolah di Jepang.
 
Reky bercerita, Hoshizora Foundation bisa bertumbuh hingga kini memiliki sekitar 1300 Adik Bintang (anak-anak yang mendapat bantuan pendidikan) dan lebih dari 200 sahabat bintang (volunteer) dimulai dari kebiasaannya menyisihkan uang yang ia dapat saat bekerja paruh waktu sambil kuliah di Jepang.
 
“Ternyata uang yang saya sisihkan setiap bulan itu, di Indonesia bisa membantu biaya sekolah satu anak. Apa yang saya lakukan kemudian menarik teman-teman lainnya untuk ikut berbagi. Hingga saya dan beberapa orang lainnya kemudian membentuk Hoshizora yang dalam bahasa jepang artinya bintang di langit,” ungkapnya.  
 
Ia menambahkan bahwa melakukan gerakan sosial sebenarnya bukan hanya memberi sesuatu secara material atau emosional. “Namun sebenarnya kita diberikan kesempatan untuk bertumbuh dan berbagi dengan orang lain,” katanya. (f)
 

Faunda Liswijayanti


Topic

#relawan, #kemanusiaan

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?