Foto: Dok. Unsplash / Charlein Gracia
Tanggal 11 Oktober diperingati sebagai Hari Anak Perempuan Internasional (International Day of Girl Child). Peringatan hari ini ditetapkan oleh PBB sejak tahun 2012, sebagai bentuk peringatan pada bagaimana anak perempuan lebih rentan mengalami diskriminasi dari berbagai aspek. Hari penting ini pun diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dunia bagaimana anak-anak perempuan juga memiliki hak untuk mendapatkan kesempatan yang sama demi menggapai masa depan yang cerah.
Namun bagaimana dengan nasib anak-anak perempuan di Indonesia? Ini dia 4 masalah yang masih dihadapi oleh anak-anak perempuan Indonesia yang perlu kita perbaiki bersama!
1/ Korban Pernikahan Dini
Dok. Unsplash / Sweet Ice Cream Photography
Walau menurut survei Badan Pusat Statistik yang bekerja sama dengan UNICEF angka pernikahan anak di Indonesia menurun dari 33% (1985) menjadi 23%(2016), namun masalah ini masih menjadi pekerjaan rumah yang berat karena prevalensi pernikahan anak masih relatif konstan. Bahkan berdasarkan data dari BPS menyebutkan bahwa 1 dari 5 wanita di Indonesia pernah melakukan perkawinan anak saat mereka masih di bawah 18 tahun.
Prevalensi kejadian pernikahan anak tersebut lebih banyak terjadi di pedesaan (27,11%) dibandingkan perkotaan (17,09%). Sementara itu, wilayah yang paling banyak terjadi pernikahan anak adalah daerah Kalimantan Tengah, Papua, Jawa Barat, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.
Topic
#hakanak, #harianakperempuaninternasional