Trending Topic
Memajukan Pariwisata dengan Prinsip “Live Like Locals”

31 Aug 2017

Foto: Meiranie, Dok. STB, Instagram/@visit_singapore,
 
Warna hitam dan merah tampak mendominasi Infinite Studios Singapura, pada hari Kamis (24/8) lalu. Cuaca yang mencapai 30 derajat Celsius tidak menghalangi para tamu yang berdatangan ke salah satu tempat produksi film terkemuka di Asia tersebut. Sama dengan nuansa tempat (Infinite Studios) saat itu, para tamu yang hadir pun mengenakan busana berwarna merah, hitam, dan putih. Kehadiran mereka adalah dalam rangka peluncuran brand destinasi (kampanye) terbaru Singapore Tourism Board (STB), Singapore – Passion Made Possible.

Atas undangan STB, Femina pun turut hadir menyaksikan langsung peluncuran brand destinasi STB tersebut. Menariknya, brand destinasi baru ini merupakan hasil kerja sama STB dan Singapore Economic Development Board (EDB). Karena itu, peluncurannya juga secara resmi dilakukan oleh Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura, S. Iswaran, serta didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura. Tujuannya, tidak hanya memasarkan Singapura dari segi pariwisata, tapi juga bisnis.

STB pernah sukses dengan tagline “Uniquely Singapore”, kemudian “Your Singapore” selama 7 tahun, sebelum Passion Made Possible di tahun 2017 ini. Dengan brand baru ini, Chief Executive STB, Lionel Yeoh, mengungkapkan agar Singapura bisa diceritakan lebih dari sekadar tempat wisata, namun juga bisa menjadi inspirasi bagi para wisatawan.

Untuk mewakili brand Passion Made Possible, STB  menghadirkan brand personalities. Bukan satu atau dua, melainkan hingga puluhan orang sebagai brand personalities. Mereka adalah warga singapura, dari berbagai latar belakang dan profesi, yang dianggap mampu mewakili semangat para pemilik passion yang mewujudkan impiannya menjadi nyata (possible). Contohnya, ada Mark Ong (sneaker customizer dan pendiri brand SBTG, yang sneaker buatannya telah diminati Kobe Bryant hingga Mike Shinoda), lalu Malcom Lee (pendiri Candlenuts , satu-satunya restoran Peranakan di dunia yang memperoleh sertifikat Michelin), dan Subaraj Rajathurai (wildlife consultant).

Acara peluncuran brand destinasi baru STB tersebut pun menampilkan personalities mereka yang lain seperti Charles Loh (pembuat terrarium), Drew Nocente (chef Salted & Hung yang hidangannya dibuat tidak lebih dari 5 bahan), Ethan Leslie Leong (bartender yang menciptakan coktail-cocktail unik dan menarik), Inch Chua (musisi), Jansen Tan (penemu Coast Cycle, sepeda kreasi sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan perkotaan), hingga Cai Yinzhou (pemuda yang mencoba mengubah image negatif wilayah Geylang).

Latar belakang personalities yang berbeda-beda tersebut diharapkan dapat mewakili tujuh hal yang ditawarkan STB pada kampanye terbarunya ini, yaitu foodie, collector, explorer, progressor, action seeker, culture shaper, socialiser.

Dengan menampilkan para personalities ini, pariwisata Singapura diharapkan bukan hanya menampilkan sekadar tempat wisata. Lebih dari itu, bisa membangun emosi lebih kuat dengan wisatawan. Apalagi, saat ini, turis sedang menyukai trip yang membuat mereka “live like locals” atau merasakan pengalaman layaknya penduduk sekitar. Hal ini yang berusaha ditonjolkan oleh STB sehingga bisa bersaing di tengah industri pariwisata dunia yang makin kompetitif.

“Untuk orang Indonesia, sebagai sumber wisatawan utama kami, semoga terus melihat Singapura sebagai sebuah destinasi yang menarik dan juga sebagai destinasi untuk membuat impian menjadi nyata,” sebut STB Executive Director, Southeast Asia, Edward Koh.

Indonesia memang tetap menempati urutan atas jumlah wisatawan yang berkunjung ke Singapura. Pada tahun 2016, wisatawan Indonesia menempati urutan pertama dengan jumlah 2.89 juta turis, diikuti Tiongkok (2.86 juta), Malaysia (1.15 juta), India (1.10 juta), dan Australia (1.03 juta). Sedangkan pada quarter pertama tahun 2017, urutan pertama adalah Tiongkok (851 ribu), baru diikuti Indonesia (720 ribu), Malaysia (275 ribu), Australia (272 ribu), dan India (241 ribu).(f)
 


Topic

#traveling

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?