Trending Topic
Melihat Kemajuan dan Kemunduran Nasib Wanita Di Dunia

10 Oct 2018

 

 
Kekangan Perda Syariat di Indonesia
 
Diberlakukannya Qanun Jinayat atau dikenal sebagai Peraturan Daerah Syariat Islam di berbagai daerah di Indonesia dianggap bertentangan dengan konstitusi dan berpotensi meningkatkan terjadinya kekerasan dan diskriminasi terhadap wanita.
 
Pasalnya, Perda Syariat cenderung memiliki aturan yang membatasi ruang gerak wanita dan mengintervensi ruang privat warganya atas nama agama. Misalnya saja, wanita diharuskan mengenakan jilbab, dilarang keluar malam tanpa ditemani muhrim, di sekolah harus dilakukan pemisahan antara murid wanita dan pria. Lebih dari itu, pemerintah daerah memiliki satuan polisi syariat (wilayatul hisbah) yang akan memeriksa kesopanan pakaian para wanita dan menangkap mereka yang dianggap tak mengikuti aturan.
 
Salah satu poin yang juga dikritisi adalah Pasal 52 Ayat 1 yang mengatur tentang korban pemerkosaan harus memberikan bukti. Peraturan ini cenderung membuat banyak korban mengurungkan niat untuk melaporkan pelaku, karena keterbatasan bukti-bukti yang dimiliki. Padahal, korban pemerkosaan sudah mengalami trauma yang membuat mereka sulit mengungkapkan apa yang terjadi. Komnas Perempuan menyebutkan bahwa Perda Syariat hanya mengatur persoalan moral, bukan perlindungan terhadap wanita dan anak-anak.
 
Sunat Perempuan Membunuh Banyak Wanita di Somalia
 
Tanggal 14 Juli lalu, anak perempuan berusia 10 tahun, Deeqa Dahir Nuur, dari Somalia meninggal dunia kehabisan darah setelah dilakukan sunat perempuan. Orang yang melakukan praktik tersebut tak dapat dipenjara, karena landasan hukum yang kurang kuat.
 
Sebenarnya, praktik sunat perempuan di Somalia secara konstitusional dinyatakan ilegal. Namun, tekanan dari kelompok-kelompok konservatif dan tokoh agama mencegah anggota parlemen untuk meloloskan undang-undang untuk menghukum pelaku.
 
Sunat perempuan menjadi kasus yang paling banyak disoroti di negara-negara di Afrika. Di Somalia saja, 98 persen anak perempuan pernah melewati sunat perempuan. Ini menjadikan Somalia sebagai negara yang paling tinggi menerapkan sunat perempuan. Praktik ini menyebabkan kematian paling tinggi yang terjadi pada anak perempuan. Kendati pemerintah sudah mengetahui fakta tersebut, ironisnya praktik ini masih sering terjadi di Somalia.
 
Kematian Deeqa Dahir Nuur dan beberapa anak perempuan lainnya menginspirasi muda-mudi di Afrika untuk melakukan kampanye masif yang mengedukasi masyarakat tentang bahaya sunat perempuan. Misalnya saja, kampanye The Girl Generation, untuk menampung dukungan dari warga dunia agar dapat membantu menghentikan praktik tersebut di Benua Afrika.

 
Dihambatnya Penerus Wanita Dokter di Jepang
 
Awal Agustus lalu, kantor berita Yomiori Shimbun, melaporkan bahwa perguruan tinggi kedokteran ternama, Tokyo Medical University, secara sistematis menghalangi calon mahasiswa perempuan untuk masuk ke sekolah tersebut selama satu dekade terakhir. Caranya, mereka sengaja menurunkan hasil ujian calon mahasiswa perempuan sejak tahun 2011. Ini adalah upaya untuk menjaga rasio mahasiswa perempuan di bawah 30 persen. Dari total 1.019 pelamar wanita ke universitas tahun 2018 ini, yang diterima hanya 30 wanita saja.
 
Menurut investigasi, pihak sekolah menganggap mahasiswi kedokteran pada akhirnya akan meninggalkan profesi sebagai praktisi medis untuk alasan melahirkan dan membesarkan anak-anak. Sehingga, menerima murid pria lebih banyak dianggap akan menjadi solusi mengatasi kurangnya ketersediaan dokter.
 
Walau yang baru terungkap hanya Tokyo Medical University, Yomiori Shimbun percaya bahwa sejumlah instansi pendidikan kedokteran lainnya memiliki kecenderungan yang sama dalam menerapkan sistem penerimaan siswanya. (f)

Baca Juga:

Alissa Wahid : Menguatkan “Kita” di Tengah “Aku”
Ini Pentingnya Akses Informasi Politik Menurut Accenture Indonesia
Berkenalan Dengan 10 Atlet Wanita Peraih Emas Asian Games 2018
 


Topic

#genderequality, #kesetaraangender

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?