Trending Topic
Kontroversi Burkini: Mulai dari Isu Keamanan Olahraga Hingga Identitas Seseorang

15 Nov 2016


Foto: 123RF, DOK. REUTERS, DOK. MATRIXPICTURES.CO.UK, DOK. JASON REED/REUTERS, DOK. MIKE POWELL/ALLSPORT

Popularitas burkini—busana renang terusan yang terdiri atas penutup kepala, atasan lengan panjang, dan celana sepanjang mata kaki—makin mencuat. Tak hanya memperluas pangsa pasar busana renang tertutup, burkini juga ikut memercikkan kontroversi. Mulai dari isu keamanan olahraga, tren mode, hingga identitas seseorang.
 
Dulu Sang Ratu, Sekarang Burkini
Perbincangan seputar busana wanita seolah tak ada habisnya, termasuk saat mereka hendak bersuka ria dalam balutan pakaian renang. Perkara kesopanan menjadi salah satu alasan yang terus mengemuka dari zaman ke zaman. Lucunya, objek perdebatan ini justru sering kali memiliki wujud yang sama sekali berbeda.

Musim panas lalu di Prancis, burkini ramai diperbincangkan karena pelarangannya di sejumlah pantai di negara itu. Burkini dianggap sebagai simbol ekstremitas dan penindasan atas nama agama terhadap wanita. Pelanggarnya bahkan dikenakan denda sebesar 38 euro (sekitar Rp560.000).
Padahal, dari segi desain, burkini sebenarnya tak banyak berbeda dengan wetsuit untuk menyelam. Pakaian renang tertutup sebenarnya bukanlah rancangan yang asing di dunia mode. Menurut pakar mode, Prof. Heather Akou dari Indiana University, Bloomington, Amerika Serikat (AS), pakaian renang khusus wanita mulai dikenal di era Ratu Victoria dari Inggris.

Kala itu, Sang Ratu ingin berenang, tapi tetap berpakaian sopan. Para penjahit pun menciptakan pakaian renang tertutup untuknya. “Namun, bentuknya tak banyak berbeda dengan pakaian sehari-hari. Baru pada pertengahan abad ke-20, pakaian renang terusan atau one-piece mulai umum dipakai,” ungkapnya.
 
Inovasi untuk Membaur
Awalnya, Aheda Zanetti terinspirasi merancang burkini pada tahun 2003 setelah melihat keponakannya kesulitan menemukan pakaian olahraga tertutup yang nyaman untuk bermain netball. Perancang busana Australia keturunan Lebanon itu pun menggabungkan desain burqa --pakaian longgar yang menutup seluruh tubuh kecuali area mata yang umum dikenakan wanita di negara-negara Timur Tengah-- dengan bikini. Penamaannya pun sederhana, hanya menggabungkan kedua istilah desain itu.

Burkini makin populer setelah komunitas Surf Life Saving Australia memperkenalkan program penjaga keselamatan pantai. Dalam program keselamatan yang mengikutsertakan remaja muslim itu, seorang remaja wanita turut bergabung dalam balutan burkini. Terkait gaya hidup di Australia yang tak lepas dari olahraga air dan bermandikan matahari, Zanetti menekankan burkini sebagai pakaian renang   untuk siapa saja, bukan monopoli agama tertentu. Contoh, burkini menjadi sebuah bentuk kompromi yang memungkinkan wanita tetap dapat membaur di kolam renang umum maupun pantai. Sehingga, mereka tidak perlu lagi memisahkan diri kolam tersendiri atau hari-hari tertentu khusus untuk pengunjung wanita.

Tak heran, burkini bukan hanya menjadi merek dagang milik lini mode Zanetti, Ahiida, tetapi juga nama generik yang mendunia untuk menyebut pakaian renang tertutup. Menurut Prof. Akou, burkini juga makin lazim dikenakan di AS.
 
Agar Luwes Berolahraga
Secara umum, pakaian olahraga sopan telah dilirik untuk berbagai cabang olahraga. Pelari Australia berdarah Aborigin, Cathy Freeman, pernah mengenakannya di final Olimpiade Sydney 2000. Kala itu, ia membalut erat tubuhnya dari kepala hingga kaki, bukan karena alasan religi, melainkan untuk membuat geraknya lebih luwes. Strateginya berhasil. Performanya yang prima membawanya meraih medali emas.

Tim voli pantai wanita asal Mesir bertanding di Olimpiade Rio 2016 dalam balutan baju lengan panjang dan legging mirip burkini, tetapi hanya satu orang yang membungkus rambutnya. Kolumnis The Atlantic, Yasmeen Sehran, menilai, hal ini tak mungkin terjadi sebelum tahun 2012, ketika para wanita atlet di cabang olahraga voli masih diwajibkan berkompetisi dengan mengenakan bikini.

Terlepas dari alasan kesopanan yang mengawali kehadirannya, pakaian olahraga tertutup justru bisa menjadi kontraproduktif bagi atlet profesional. Menurut pakar kedokteran olahraga dari Indonesia Sports Medicine Centre, dr. Angelica Anggunadi, Sp.KO, pakaian olahraga yang mampu mendongkrak performa secara signifikan bisa dikategorikan sebagai doping mekanik dan merupakan bentuk pelanggaran.

“Pakaian olahraga tertutup bersifat lebih aerodinamis karena menghasilkan lebih sedikit gesekan langsung antara kulit dengan udara atau air, sehingga pemakainya bisa bergerak lebih cepat,” jelas dr. Angelica.

Karakteristik serupa dapat ditemukan pada teknologi terbaru bahan pakaian renang, misalnya yang meniru karakteristik kulit ikan hiu, dengan bahan yang dilengkapi alur sisik halus untuk mengurangi gesekan dengan air, dan mampu mengurangi jumlah air yang terserap. Keunggulan dari segi aerodinamis inilah yang membuat pakaian renang yang terlalu tertutup tidak lagi diperkenankan dalam cabang olahraga renang.

Tak Hanya di Prancis
Jauh sebelum kontroversi di Prancis mencuat, burkini menuai pro dan kontra sengit di seluruh dunia hingga artikel ini diturunkan.
Kontra
1. Hotel dan kolam renang pribadi di Maroko, Algeria, dan Tunisia—ketiganya bekas wilayah jajahan Prancis—melarang penggunaan pakaian renang tertutup.
2. Resor dan restoran kelas di Mesir juga melarang penggunaan burkini. Di mata kaum konservatif-religius, pelarangan pakaian tertutup adalah bentuk mental bangsa terjajah yang memaksakan diri mengikuti kebebasan gaya Barat.
3. Di Belgia, partai berhaluan kanan New-Flemish Alliance menolak burkini—yang dipandang sebagai bentuk penindasan terhadap wanita—di pantai umum.
4. Di Rusia, burkini dilarang di sejumlah tempat dengan alasan kebersihan dan tak sesuai dengan budaya lokal.           
 
Pro
1. Di Inggris, tabloid The Sun menampilkan foto sejumlah wanita berbalut burkini di pantai di Kota Brighton di halaman muka, dengan caption yang menyindir pelarangan burkini di Prancis.
2. Muslim di AS merespons pelanggaran burkini dengan muram dan kebingungan. Surat kabar lokal di New Jersey melaporkan bahwa kaum muslim setempat menolak anggapan bahwa burkini merupakan simbol pendorong radikalisme, dan membandingkannya dengan gaya berpakaian konservatif yang dikenal di agama lain.
3. Italia, yang memiliki populasi imigran muslim cukup besar, juga bereaksi keras terhadap pelarangan burkini.
4. Pemerintah Jerman bahkan tak hanya telah mengindikasikan bahwa mereka takkan mendukung pelarangan burkini. September 2013 silam, Pengadilan Administratif Federal mengizinkan penggunaan burkini bagi seorang remaja perempuan asal Frankfurt, ketika orang tuanya meminta si gadis dibebaskan dari kelas berenang yang juga diikuti siswa laki-laki.
5. Di pantai-pantai di Kota Dakar, ibu kota Senegal, yang adalah negara muslim, baik bikini maupun burkini diterima sebagai bentuk kebebasan berekspresi dalam berbusana. (f)

Baca juga:
Tip Memilih Baju Renang Sesuai Bentuk Tubuh
Celebrity in Bikini
Tip Agar Baju Olahraga Wangi dan Awet


Topic

#burkini

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?